9. Dia Kembali

2.7K 226 17
                                    

Seperti senja yang pergi meninggalkan kegelapan, tapi langit mempunyai rembulan untuk menjadi setitik penerang dalam kegelapan menggantikannya

▪☆▪☆▪☆▪

Hati Asma menjadi resah dan sekarang merasa sangat takut. Dia takut hati keluarganya dan juga hatinya akan sakit, hanya itu yang saat ini diresahkannya sekarang. Sampai saat ini, Azhar belum datang juga. Padahal hampir semua tamu undangan dan keluarga Azhar sudah hadir.

Ada apa ini? Batin Asma gelisah.

Dilihatnya wajah sang ibu yang gelisah dari layar monitor yang tersedia di kamarnya. Sepertinya, bukan hanya Asma dan ibunya saja yang resah, keluarga Azhar pun terlihat demikian.

Sebenarnya, kemana dan dimana Azhar sekarang?

Gue kayak lagi diipermainkan

Ada perasaan kecewa yang menyelinap masuk ke dalam relung hati Asma saat ini, ketika calon suaminya belum kunjung datang tanpa kabar apapun.

▪☆▪☆▪☆▪

Setelah mendengar suara dari seseorang di seberang sana, Azhar tidak bisa berpikir apapun lagi. Dia panik, sangat panik. Bahkan, Azhar tidak lagi fokus akan pernikahannya yang sebentar lagi harus segera dimulai. Namun, dia menunda untuk pergi.

Azhar sudah tiba di depan sebuah ruangan. Dia menghampiri seseorang yang masih terisak dalam diam dengan tubuh bergetar hebat sendirian.

"Apa kamu baik baik saja?" Keadaan orang yang di depannya membuat hati Azhar sangat teriris.

"Aku baik-baik saja, Mas. Ta-pi, bapak-" jawabnya terbata-bata dengan suara parau yang masih menahan suara tangisnya agar tidak terlalu keras.

"Kamu harus sabar, Rin. Ini ujian untuk kamu." Azhar hanya bisa menguatkan hati Arini, orang yang dulu sangat dicintainya.

Arini Ratna Ayu.

Nama itu mungkin tidak asing, karena dulu sempat terpatri indah dalam hatinya. Namun, karena dirinya harus menuntut ilmu di negeri orang dan Arini ternyata pindah ke Semarang tanpa pemberitahuan yang jelas kepada Azhar, maka pupus sudah semua rangkaian mimpi indahnya untuk bersama Arini di masa depan.

"Mas, apa kamu sekarang meninggalkan pernikahanmu?" Dalam isaknya Arini masih bertanya.

Ya, Arini jelas tahu bahwa hari ini adalah pernikahan dari pria di hadapannya ini. Kedatangannya kembali sangat terlambat.

Namun, disisi lain Arini merasa bersalah. Kenapa dia malah menghubungi Azhar sekarang?

Padahal, dia tahu bahwa Azhar akan melaksanakan pernikahan hari ini setelah melihat beberapa postingan sanak saudaranya yang sudah berada di kediaman mempelai wanita. Selain itu, sebuah tuxedo yang dikenakan Azhar sudah jelas adalah pakaian pernikahan pria itu.

Apa aku sudah benar-benar berpaling darinya?

Azhar hanya mengangguk. Saat ini dia tidak ingin berbicara tentang apapun melihat betapa rapuhnya wanita di hadapannya sekarang.

"Mas cepat pergi! Aku tidak mau pernikahanmu gagal hanya karena menemaniku disini."

Arini mendesak Azhar untuk kembali melanjutkan pernikahannya. Tidak bisa dipungkiri, dalam hati Arini masih ada harapan bahwa Azhar akan membatalkan pernikahan itu. Namun, dia tidak boleh bertindak melewati batas.

Kata andai terucap dalam benaknya, tapi Arini tidak boleh egois terus menahan Azhar bersamanya disini. Sudah cukup Azhar bersedia untuk datang menemuinya saat ini, walaupun hanya untuk sesaat.

Cinta tak keliru (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang