29. Sakit

1.8K 130 20
                                    

Siapa yang gak sabar sama next chapter?? Akuu!!! Pengen cepet publish🥺 Sekarang sambil nunggu baca ulang repost dulu aja ya ges... sekalian komenin dong biar semangat repost nich...

-0-0-0-0

Trip business kali ini terasa berbeda, karena Danu bisa sekalian berlibur di negara tempatnya berbisnis itu. Jangan lupakan, donatur untuk keperluan liburan dadakan mereka pun ikut pula. Sulit dilewatkan berlibur dengan seorang Azhar yang sangat sulit diajak berlibur atau hanya jalan-jalan biasa.

"Gue pengen cepat-cepat besok, Bro," celoteh Danu di lorong menuju kamar mereka.

Arini sudah duluan karena kedua pria itu jalan-jalan sebentar mencari udara segar sebelum kembali ke hotel.

"Gue pengen cepat-cepat pulang!" sanggah Azhar berbanding terbalik dengan keinginan Danu.

Danu menyenggol bahu sahabatnya itu. "Tau deh yang udah nikah mah beda!" gerutu Danu karena Azhar kerap membuat keromantisan kepada istrinya. Lihatlah, betapa melelehnya pria yang dulunya bergaya es tersebut.

"Lo bakalan rasain nanti, gimana hampanya tidur tanpa guling ternyaman," kekeh Azhar.

Sekarang mereka sudah berada di depan pintu kamar masing-masing, karena kamar mereka bersebelahan tentunya.

"Bucin banget lo!" sungut Danu dan diabaikan oleh Azhar.

Azhar butuh istirahat, karena besok harus menemani kegilaan Danu dan juga harus berusaha membentengi dirinya dari Arini.

Dilihatnya notifikasi bertebaran di ponselnya, karena sedari tadi dia mematikannya. Azhar sampai lupa belum menghubungi Asma hari ini, pasti istrinya sangat khawatir.

"Halo, Assalamu'alaikum." Suara serak Asma terdengar, disana sudah larut malam. Pasti istrinya sudah terlelap tadi.

"Wa'alaikumussalam. Udah tidur ya?" tanya Azhar merebahkan tubuhnya di atas kasur.

"Mas kemana aja? Tadi gimana? Lancar, kan?"

Azhar mengangguk. "Alhamdulillah lancar dan semua urusanku sudah selesai disini," ujar Azhar memberi kelegaan.

"Syukurlah. Berarti besok pulang, dong?" Ada rasa senang terdengar dari suara Asma.

"Mas paling baru pulang lusa. Kamu nggak apa-apa, kan?" Sebenarnya Azhar ingin segera pulang detik ini juga, tapi dia sudah terlanjur menyetujui permintaan Danu tadi.

"Masih ada kerjaan yang belum selesai?"

"Iya. Masih ada yang perlu dibereskan." Azhar menelan ludahnya kasar, akhirnya dia berbohong kepada istrinya.

"Kamu harus jaga kesehatan, ya. Jangan lupa makan!"

"Maafin aku ya, Sayang. Miss you."

"Iya. Miss you too, muach."

Setelah sambungan ponsel tersebut terputus, Azhar mengacak rambutnya gusar. Apa perlu dia membatalkan keinginan Danu besok dan langsung memesan tiket pesawat?

Sungguh, dia tidak tega membohongi Asma apalagi di perjalanannya kali ini ada Arini juga. Wanita yang pernah singgah di hatinya, tapi hingga detik ini Azhar belum memiliki keberanian memberitahukan masa lalunya pada istrinya. Mungkin nanti akan ada waktu yang cukup baik untuk menceritakan semua ini.

***

"Tante!" teriak Arini ketika menemukan sosok wanita yang mungkin satu-satunya keluarga yang dia miliki sekarang.

Melihat keponakan kesayangannya itu berlari menuju arahnya, Vina langsung berdiri membentangkan tangan menyambut pelukan Arini.

"Tante kenapa nggak bilang mau ke sini juga? Kalo Arini tahu dari kemarin, Arini pengen jalan-jalan di sini sama Tante," celoteh Arini setelah melepaskan pelukan manjanya kepada Vina.

Cinta tak keliru (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang