TEN AS [MANTAN]

33.4K 4.3K 1.8K
                                    

"kita putus aja ya?"

sudah 5 bulan sejak kalimat itu terucap dari mulut ten, pria yang sudah menjadi mantanku setelah hampir 10 tahun kami berpacaran.

dan pria yang kini namanya bersanding dengan nama wanita lain di undangan yang baru saja aku dapat.

aku tersenyum pahit, sekarang aku mengerti kenapa ten memilih untuk berpisah setelah banyaknya kenangan yang kami ukir bersama.

aku hanya tempatnya singgah, bukan pulang dan menetap.

"kampret kenapa jadi mellow gini sih." aku mendecak pelan seraya mengusap air mata yang entah sejak kapan sudah berderai di wajahku.

pandanganku kini beralih pada sebuah map cokelat yang aku letakkan di atas meja nakas.

helaan napas panjang keluar dari mulutku.

dalam hati merutuki diri sendiri yang dengan bodohnya memberikan kesucianku pada ten karena mengira pada akhirnya kami akan menikah.

dan takdir seolah menamparku.

ten lebih memilih wanita lain untuk ia ikat dalam sebuah pernikahan sakral.

"terus sekarang gue gimana bangsattt!" aku menjambak rambutku frustasi, bingung harus melakukan apa.

mengakui pada ten jika aku hamil hasil dari benihnya, menyembunyikan fakta ini dari ten, atau.. menggugurkan janin tidak bersalah ini.

opsi terakhir sepertinya yang terburuk. aku sudah dewasa. bertanggung jawab adalah salah satu sifat yang mama tanamkan padaku sejak kecil.

lagi pula aku sudah menanggung dosa besar karena melakukan seks di luar nikah. menggugurkan janin tak bersalah ini hanya akan membuat catatan dosaku semakin menumpuk.

matahari telah tenggelam dan jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. sementara aku masih belum mendapat jawaban untuk masalah ini.

pada akhirnya aku hanya menarik napas panjang, dan berusaha menerima alur yang telah tuhan tuliskan untukku.

satu yang aku tegaskan. bahwa aku akan tetap mempertahankan janin ini tanpa berniat memberi tahu ten tentang keberadaannya.

———

akhirnya hari ini tiba, hari di mana ten akan menikah dengan wanita pilihannya. dan aku diundang untuk menjadi saksi kedua mempelai itu berjanji dan bersumpah di hadapan tuhan, keluarga dan para tamu.

kini aku sudah siap dengan dress abu-abu yang tampak sedikit sempit di tubuhku karena perutku yang sudah sedikit menonjol.

aku benar-benar terkejut saat dokter mengatakan janin yang tumbuh di rahimku ternyata sudah berusia tiga bulan.

tiga bulan. dan selama itu aku sama sekali tidak menyadari keberadaannya.

"ci udah siap belum sih?" pintu kamarku terbuka, menunjukkan adikku—lian—yang tampak anggun dengan dress berwarna senada denganku.

wajahnya yang merengut, menjelaskan bahwa adikku itu jengkel karena aku tak kunjung keluar kamar.

"perut gue sakit tau! tunggu bentar kenapa sih?! lo gak tau aja gimana repotnya hamil muda kaga ada suami—"

"eh jangan deh. jangan sampe nasib lo kayak gue."

melihat wajah lian yang menyendu, aku buru-buru mengambil tas kecil yang berisi beberapa lembar tisu dan uang pecahan seratus ribuan.

lantas menarik tangan lian agar adikku itu berhenti menatapku dengan tatapan yang menunjukkan rasa kasihannya.

aku hanya tidak suka ditatap seolah aku adalah salah satu orang paling menyedihkan di dunia.

NCT AS | NCT OT23Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang