JOHNNY AS [PAPA]

38.1K 4.2K 845
                                    

"kenapa sih maen hp terus? apa sih yang menarik dari benda itu sampe mama teriak minta tolong gak denger?"

aku menunduk takut ketika mendengar ucapan mama, mungkin nada bicaranya memang lembut. tapi maksud dari kalimatnya itu membuatku tak dapat berkutik.

"kenapa sih kalo mama yang minta tolong susah banget ngejalaninnya, tapi kalo papa yang minta tolong langsung dikerjain?"

"kamu benci sama mama karena mama suka ngomelin kamu? kamu kesel karena mama ngoceh terus?"

aku menggeleng pelan, "e-enggak, ma," cicitku takut.

helaan napas panjang yang keluar dari mulut mama membuat tubuhku bergetar menahan tangis, sakit sekali rasanya jika mama sudah mengeluarkan unek-uneknya seperti ini.

aku tak menyangka ternyata selama ini mama tersinggung dengan sikapku..

"terserah kamu, mama capek." tepat setelah pintu kamar tertutup, saat itu pula tangisku pecah.

aku merasa bersalah pada mama, beliau sudah sangat sabar merawat dan menjagaku sejak kecil, namun sikapku sekarang pasti membuatnya sangat kecewa.

selama ini mama selalu terlihat baik-baik saja, padahal sebenarnya ia menyimpan gurat lelah itu karena tak mau anak-anaknya khawatir.

mama, maaf..

maaf karena secara tidak langsung aku menyinggung perasaan mama, maaf karena selalu menunda sesuatu yang mama suruh, maaf karena tidak becus menjadi anak gadismu.

maaf kalau aku belum bisa menjadi anak gadis yang mama inginkan selama ini.

"mama maaf.. hiks," gumamku pelan di sela isak tangis yang kutahan.

jam sudah menunjukkan pukul 6 sore, dan air mataku tak kunjung berhenti setelah sudah lebih dari 4 jam aku menangis.

tidak ada tanda-tanda mama akan masuk ke kamarku, padahal biasanya jika jam segini aku belum keluar kamar mama akan mengomel panjang lebar karena mengira aku tidak mau berinteraksi dengan keluarga sendiri.

sepertinya kali ini mama benar-benar kecewa, mengingat itu membuat air mataku semakin deras.

dasar anak gak tau diri, udah dirawat dan diurus dari kecil dengan kasih sayang melimpah. cuma dimintain tolong aja susah banget, rutukku dalam hati.

aku menggigit lenganku untuk meredam suara tangisku yang kian mengeras, kamarku tidak kedap suara dan ada kemungkinan jika suara tangisanku akan terdengar sampai luar.

aku menghela napas panjang sebelum akhirnya beranjak menuju kamar mandi untuk membasuh wajahku yang sembab.

setelah merasa jauh lebih baik, aku kembali duduk di sisi ranjang, lalu mengambil ponsel untuk menghubungi nenek.

"halo?"

"..."

"adek mau ke rumah nenek, boleh?"

"..."

"sendiri, nanti minta dianter supir aja."

"..."

"okee, makasih nekk."

setelah mendapat persetujuan dari nenek, aku segera mengambil beberapa pasang baju untuk aku masukkan ke dalam tas ransel.

kemudian menyembulkan sedikit kepalaku di pintu kamar untuk melihat keadaan ruang tengah dan dapur. okey, aman.

sepertinya semua orang sedang sibuk di kamarnya masing-masing. dan setelah memastikan mereka tidak akan keluar kamar, aku segera menuruni tangga dengan perlahan.

NCT AS | NCT OT23Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang