"pa, kita mau kemana sih?" aku bertanya untuk yang kesekian kalinya, dan jawaban yang aku dapatkan tetap sama. "nanti juga kamu tau."
aku menghela napas, lalu lebih memilih untuk menyandarkan punggungku pada jok mobil seraya menutup kedua mataku.
papa memaksaku untuk ikut, padahal ia tahu kalau putrinya ini baru saja pulang dari kantor setelah menginap semalaman di sana.
mobil yang dikendarai papa berbelok, memasuki salah satu rumah paling besar yang ada di perumahan ini dan satu-satunya rumah yang terlihat sangat familiar di mataku.
"turun." aku menurut tanpa berniat membantah sedikitpun.
"ini rumah siapa?" aku kembali bertanya, membuat papa langsung menatapku dengan tatapan tajam.
"bawel." aku mendengus lalu berjalan mengikuti kedua orang tuaku yang sudah lebih dulu memasuki rumah besar tersebut.
aneh, rumah ini terasa sangat familiar dipandanganku. "ya ampun, cantik banget!" aku tersenyum canggung ketika wanita paruh baya yang aku yakini seumuran dengan mama memujiku dengan sangat manis.
sementara mama yang mendengar itu hanya mendengus. hei, apa dia tidak senang anak gadisnya dipuji oleh wanita yang jauh lebih cantik?
"jangan liat dari luarnya aja, dia itu pemalas." mama mulai menjelek-jelekkan namaku didepan tante jiwoo, nama istri teman papa.
padahal kalimat yang dia ucapkan itu sama sekali tidak benar. kalau memang aku pemalas, aku tidak akan mendapat pekerjaan di umurku yang baru menginjak 21 tahun, kan?
papa dan temannya mulai membicarakan tentang bisnis, sedangkan mama dan tante jiwoo mulai membicarakan tentang dapur dan lainnya.
sedangkan aku yang berstatus anak tunggal hanya bisa diam, sesekali tersenyum kecil ketika namaku disebut.
"maaf terlambat." aku menengadah ketika suara pria yang terdengar familiar memasuki indra pendengaranku.
iris cokelatnya dan iris hitam legamku bertemu, membuat tubuh kami menegang secara bersamaan.
dia jungwoo.
mantan kekasihku saat masih sekolah menengah, kami terpaksa putus karena aku yang lebih memilih untuk melanjutkan kuliah diluar negeri.
dan dia menerimanya, tanpa sedikitpun penolakan.
aku menggeleng pelan, lantas mengalihkan pandanganku ke arah lain.
jungwoo terlihat jauh lebih tegas, dengan jas serta kemeja yang melekat indah di tubuh tegapnya.
aku menunduk ketika menyadari tatapan jungwoo yang selalu mengarah padaku, "duduk, honey," titah tante jiwoo.
dan tanpa menunggu lama, jungwoo langsung duduk disampingku yang sedari tadi terus menunduk.
"makan malem dulu, gimana?" tanya tante jiwoo yang diangguki oleh kedua orang tuaku, sementara aku tetap diam.
———
setelah selesai makan malam bersama, keluargaku serta keluarga jungwoo langsung kembali ke ruang tengah untuk membicarakan sesuatu.
aku menyatukan kedua tanganku. merapal dalam hati, agar tak terjadi perjodohan yang kerap terjadi di drama yang sering ditonton oleh mama.
"jadi gimana, nih?" om junghyun— teman papa sekaligus ayah kandung jungwoo—mulai membuka suara.
membuatku gugup setengah mati, "langsung aja deh," ucap papa seakan tahu apa yang akan diucapkan om junghyun setelahnya.
"jadi gini, jungwoo, mama sama papa berencana jodohin kamu." napasku tercekat, "kalau kamu belum punya pacar, karena papa gak akan maksa."
aku menghela napas lega ketika mendengar ucapan om junghyun setelahnya, pria seperti jungwoo tidak mungkin tidak memiliki kekasih, bukan?
siapa yang berani menolak pesona jungwoo yang imut namun tegas disaat yang bersamaan.
"jungwoo mau." aku refleks menatapnya dengan tatapan terkejut, hei. apa dia gila?
"kamu yakin gak punya pacar?" tanya tante jiwoo memastikan, dan sialnya jungwoo menjawabnya dengan anggukan yakin.
"kamu pernah pacaran, kan?" tanya om junghyun ragu, "papa ngira aku gay?" jungwoo balik bertanya, dan jawaban om junghyun adalah sebuah anggukan.
"kamu gak pernah ngenalin pacarmu ke mama papa soalnya," ucap tante jiwoo, sementara kedua orang tuaku hanya diam mendengarkan.
"pernah, terakhir waktu lulus sma." jungwoo melirikku yang senantiasa menatapnya dengan tatapan terkejut.
aku dan jungwoo putus tepat dihari kelulusan kami, dan tentu saja mantan yang ia maksud itu aku.
walaupun aku tak percaya kalau dia tak kembali melakukan hubungan dengan gadis lain.
"ya udah, jadi jungwoo setuju ya?" tanya om junghyun, dan jungwoo hanya mengangguk yakin.
"anak kamu gimana, tuh." tante jiwoo menyikut lengan mama, sementara yang ditanya hanya mendengus.
"pacar darimana? kerjaannya cuma nginep dikantor, sekalinya pulang tidur seharian," sindir mama seraya melirikku dengan tajam, "aku tuh dikantor lembur ya, mama aja ngiranya aku gak mau pulang."
aku mendengus, membuat jungwoo yang berada disebelahku terkekeh pelan.
para orang tua mulai membicarakan soal pernikahanku dan jungwoo, membuat rasa kantuk menyerangku.
"ajak ke kamar gih." aku terlalu mengantuk, hingga tak mendengar ucapan tante jiwoo yang membuat jungwoo langsung menggendongku ala bridal style.
aku memekik tertahan, lantas melingkarkan kedua tanganku di leher jungwoo agar tak terjatuh.
orang tuaku dan jungwoo yang melihat itu langsung tersenyum mesum, "kalo mau langsung malem pertama gak papa woo, pernikahannya minggu depan kok."
aku membelalak ketika mendengar ucapan frontal papa, yang membuat semua orang yang berada disana tertawa.
jungwoo benar-benar membawaku ke dalam kamarnya, pria itu bahkan tak segan merebahkan tubuhku di atas ranjangnya.
"aku mau ke bawah aja." aku berniat beranjak, namun jungwoo lebih dulu mengurungku dibawahnya.
"jung—" aku membelalak ketika jungwoo menempelkan bibir tebalnya di atas bibirku, bahkan sesekali melumatnya.
"aku kangen." jungwoo melepas ciumannya, lalu beralih memelukku dengan tubuhnya yang berada di atas tubuhku.
"kenapa kamu nerima perjodohan itu sih," gumamku, jungwoo menengadah untuk menatap wajahku.
"karena aku gak mau." aku mengernyit, "maksud—"
"aku gak mau jadi orang bodoh yang ngelepas kamu untuk kedua kalinya."
untuk versi jungwoo udah aku bikin book sendiri yaaa, yang tertarik dan mau mantengin ke-uwu an jungwoo silahkan mampir. terimakasiii
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT AS | NCT OT23
Nouvelles𝐌𝐚𝐫𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐚𝐥𝐮 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫 𝐍𝐂𝐓. ⚠️banyak kata kasar⚠️ A wattpad story by ©aimmortelle_