"kak, kok belum siap-siap sih?" aku tersentak saat mama tiba-tiba masuk ke dalam kamarku, dan langsung memukul bokongku tanpa rasa bersalah.
"sakittt, emang mau ke mana sih?" aku mengubah posisiku yang semula tengkurap menjadi berbaring, menatap mama dengan mata setengah tertutup.
semalam aku tak bisa tidur nyenyak karena harus merevisi laporan dari bos sialan yang sialnya sangat tampan.
"begadang lagi semalem?!" aku mendecak pelan ketika mama memekik nyaring, "revisi laporan, ma. bukan drakoran."
mama mendengus lalu beralih membuka lemari khusus dress yang berada di walk in closet.
"mandi, abis mandi pake ini ya?" ucap mama seraya meletakkan dress berwarna hitam di atas selimut, aku menggumam pelan.
"lima menit mama ke sini belom mandi, kunci mobil mama sita." aku mendengus lalu beranjak duduk, kedua mataku melebar ketika melihat dress kurang bahan pilihan mama.
"ma, ini terbuka banget. lagian kita mau kemana sih? kenapa rempong banget." aku menendang selimut dengan kesal, membuat mama yang melihat itu mendengus keras.
"arisan sekalian kumpul keluarga besar, kamu bakal ketemu sepupu-sepupu jauh yang gak pernah ketemu. jadi harus cangtip."
mama mengedipkan sebelah matanya padaku. "siapa tau ada yang nyantol." aku bergidik ngeri lalu berlari masuk ke kamar mandi.
"KALO UDAH SELESAI MANDI PANGGIL MAMA, MUKA BULUK KAMU HARUS DI ROMBAK SOALNYA."
setelah selesai mandi, mau tak mau aku harus mengenakan dress pilihan mama yang sialnya berhasil memperlihatkan lekuk tubuhku.
aku duduk di meja rias hanya untuk menyatok rambut, karena aku sama sekali tidak tahu menahu soal make up.
selang beberapa menit, mama tiba - tiba kembali masuk ke dalam kamarku dengan sekotak alat make up miliknya.
"nah, gini 'kan cangtip. siapa tau ada sepupu kamu yang matanya rabun terus nyantol." aku hanya diam ketika mama mulai merias wajahku dengan ocehan-ocehan tidak berfaedah darinya.
"selesaiiiii, yuk berangkat."
———
aku mendengus pelan lalu menyandarkan kepalaku di bahu koeun, kakak sepupu perempuan yang paling dekat denganku.
"begadang lagi semalem?" tanya koeun tanpa mengalihkan pandangannya dari salah satu sepupu jauh kami. "hng."
"eh, dia ngeliat kesini!" semua keluarga besarku yang sedang berkumpul di ruang tengah mansion kakek langsung menoleh ke arah kami ketika koeun tiba-tiba memekik nyaring.
koeun menutup wajahnya ketika sadar semua orang langsung memberi atensi padanya.
"koeun kenapa, dek?" tanya tante hyoyeon—mama koeun, yang biasa aku panggil mama—padaku. "hngg, ngantukkk."
bukannya menjawab pertanyaan tante hyoyeon, aku malah merengek manja membuat sepupu-sepupuku tergelak.
"gak tau, gak kenal. bukan kakak gue," celetuk jisung, membuat gelak tawa semakin terdengar di ruang tengah mansion kakek.
sementara aku kembali menyandarkan kepalaku di bahu koeun seraya memeluk pinggangnya dari samping.
"jisung, ajak kakakmu ke kamar gih," titah kakek membuat jisung memajukan bibir bawahnya malas.
"aku aja, ji." samar-samar aku mendengar suara seorang lelaki yang sebelumnya belum pernah aku dengar sama sekali, sepertinya dia adalah salah satu sepupu jauh yang mama maksud.
dan terakhir, aku merasa tubuhku digendong seperti pengantin baru sebelum benar-benar jatuh terlelap.
---"dek, bangun yuk. kita mau makan malem rame-rame." aku mengerjap beberapa kali ketika seseorang menepuk pipiku beberapa kali, "eh? kamu siapa!?"
aku memekik kaget ketika mendapati seorang lelaki asing yang tengah menatapku dengan senyum gemasnya.
"sungchan, sepupu jauh kamu." aku mengangguk canggung, kemudian memutuskan untuk beranjak dari ranjang sebelum lelaki itu menahan pergelangan tanganku.
"aku lebih tua dari kamu dua tahun," ucapnya, aku menggidik tak peduli lalu berniat kembali melangkah sebelum ucapan sungchan sungchan itu membuat tubuhku menegang.
"minggu depan aku ke rumahmu ya? sekalian bawa seserahan."
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT AS | NCT OT23
Short Story𝐌𝐚𝐫𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐚𝐥𝐮 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫 𝐍𝐂𝐓. ⚠️banyak kata kasar⚠️ A wattpad story by ©aimmortelle_