XIAOJUN AS [PAPA]

25.2K 3.5K 885
                                    

xiaojun menatap fokus laptop dipangkuannya, tanpa menyadari keberadaan bayi berusia 8 bulan yang menatapnya dengan binar harap. 

kesal karena xiaojun tak kunjung memberinya perhatian, bayi itu merangkak mendekati sang papa dan menampar pipinya cukup kencang. 

xiaojun tersentak kecil, ia beralih menatap sang putra dengan senyum lembutnya. "jeje mau apa, hm? sama bunda dulu ya, nak, papa masih harus kerja sebentar." 

"papa," gumam bayi menggemaskan itu sambil merangkak maju dan menduduki laptop dipangkuan sang papa. 

mata bulatnya menatap xiaojun berkaca, bibir mungilnya melengkung ke bawah dan pipi merah mudanya terlihat semakin memerah.

"astaga, papa lagi kerja, nak." xiaojun mengusap kepala bayi tersebut dengan lembut, berusaha memberi pengertian. 

melihat mata jernih itu semakin mengabur karena air mata, xiaojun menghela napas pelan. "papa di sini, sayang. jeje mau apa?" tanya xiaojun sambil menarik sang putra ke dalam dekapannya.

tangan beruratnya mengusap punggung kecil itu naik turun. "sebentar ya, papa save kerjaan dulu." xiaojun mengecup pipi gembil jeje sekilas. 

"loh? udah bangun dia?" pemandangan pertama yang aku lihat saat aku masuk kamar adalah xiaojun yang duduk bersandar di kepala ranjang dengan  jeje yang berada dalam dekapannya. 

xiaojun mendongak, menatapku memelas. "iya, gak dibolehin kerja aku, by." 

aku terkekeh pelan, naik ke atas kasur dan mengintip wajah jeje yang bersembunyi di leher xiaojun. "anak bunda laper gak? mam dulu yuk?" aku mengusap-usap punggungnya pelan untuk menarik perhatiannya.

xiaojun ikut menepuk punggung jeje sekali agar ia meresponku. "tuh diajak bunda mam. sama bunda dulu ya, sayang. nanti kalo papa udah selesai nanti papa langsung main sama jeje deh janji."

dengan wajah tidak relanya, jeje melepas pelukannya pada tubuh sang papa sebelum beralih merentangkan kedua tangannya padaku. 

"ugh, anak bunda makin berat." aku mengecup pipinya berkali-kali, gemas sendiri dengan pipi bulatnya yang kemerahan. 

xiaojun yang masih memberikan fokusnya padaku dan jeje sontak mendecak iri. "anaknya aja yang dicium? papanya engga?" 

"oh papanya si kecil mau dicium juga?" godaku jahil. 

xiaojun mengangguk dengan wajah memelasnya. suamiku itu memajukan wajahnya agar dicium membuatku terkekeh geli. 

"kasih kiss dulu papanya, sayang." aku mengarahkan jeje agar mencium xiaojun, dan dengan semangat putraku itu menempelkan bibirnya pada pipi sang papa. "mwah!" suara kecupan bibir jeje pada pipi xiaojun terdengar begitu nyaring membuatku tertawa geli. 

xiaojun tersenyum masam, tangannya mengusap pipinya yang basah karena air liur jeje. "kiss dari kamunya mana?" 

aku mendengus geli lalu maju untuk mencium pipinya sekilas, namun dengan otak liciknya, xiaojun menolehkan wajahnya membuat bibirku langsung mengecup bibirnya. 

"hehe, dapet," cengirnya senang.

———

"bunda! bunda sayang! kamu di mana?" 

aku terkikik geli mendengar xiaojun yang memanggilku berkali-kali. 

saat ini aku sedang di taman belakang bersama jeje untuk menyuapkan putraku itu mpasi karena ia tidak mau makan jika tidak sambil melihat anjing peliharaan kami yang berlarian di taman belakang.

"bundaaa! jejeee! anak papa! kalian di mana sih?" dari suaranya, aku tahu kalo xiaojun mulai kesal.

"papa!" jeje merespon, membuat makanan yang masih ada di mulutnya tersembur keluar. 

NCT AS | NCT OT23Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang