MARK AS [SELINGKUHAN]

56.5K 4.9K 1K
                                    

aku melenguh pelan ketika merasa cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah gorden mengganggu tidur nyenyakku.

aku mengerang kesal lalu mengerjap beberapa kali sebelum membuka mata. dan iris hitam kelam milikku langsung bersitatap dengan iris kecokelatan milik mark.

selingkuhanku.

sebenarnya kata itu terdengar sangat kasar, tapi memang itu kenyataannya.

mark adalah orang yang selalu ada untukku jika jaehyun—pacarku—mulai melakukan kekerasan fisik padaku.

mark juga yang mengenalkanku pada dunia luar, yang membuka pikiranku tentang banyaknya orang-orang baik di luar sana dan mengajarkanku menjadi orang yang mudah bergaul.

"morning, honey." aku tersenyum tipis ketika mendengar sapaan paginya. ah, pria ini selalu manis.

sangat berbanding terbalik dengan jaehyun yang selalu bersikap kasar dan mengekangku dengan segala sifat protektifnya.

"morning too." mark tersenyum lebar ketika mendengar suara serakku, lelaki itu memajukan bibirnya dan memberiku kecupan singkat di pagi yang indah ini.

"aku baru bangun loh, kamu gak jijik?" tanyaku yang dibalas gelengan cepat oleh mark, "setelah nikah sama kamu juga, aku bakal ngelakuin itu. kapanpun aku atau kamu mau."

———

saat ini aku dan mark sedang berada di salah satu wahana bermain. "sayang aku mau naik itu." aku tersenyum gemas ketika mark dengan polosnya menunjuk komedi putar khusus anak-anak.

"itu untuk anak-anak, babe," ucapku seraya mencubit pipinya dengan gemas, sementara mark langsung memajukan bibirnya.

"tapi aku mau naik itu," ucap mark seraya menunjuk-nunjuk komedi putar yang dipenuhi oleh anak-anak. "kamu kok udah kayak ngidam sih?"

mark berhenti merengek lalu menoleh ke arahku, "apa benihku udah jadi, babe?" aku memutar bola mata malas ketika mendengar ucapannya.

kami memang sudah kerap kali melakukan sex, karena itu adalah hal yang sangat wajar untuk sebagian orang amerika, bukan?

aku dan mark menoleh ketika merasa namaku dipanggil, dan aku langsung mendapati jaehyun dan seorang wanita cantik di sampingnya.

apa lelaki itu sudah mendapat yang baru?

PUJI TUHANNNNN, aku berteriak dalam hati ketika sama sekali tak mendapati tatapan marah dari jaehyun.

jaehyun terlihat sangat bahagia bersama wanita itu, begitu pula denganku yang merasa sangat bahagia dengan mark.

"jadi kita impas?" jaehyun tersenyum, membuat mark langsung membawaku ke belakang tubuhnya. "chill, dude."

"can i talk to her?" mark menaikan satu alisnya lalu menatap jaehyun dengan tatapan dingin, "I just want to end this relationship."

mark menarik pergelangan tanganku dengan lembut, membawaku ke samping tubuhnya dan menarik pinggangku dengan posesif.

"let's finish this toxic relationship." aku tersenyum lalu mengangguk cepat membuat mantan kekasihku itu terkekeh. "last hug, maybe?"

jaehyun merentangkan kedua tangannya, namun mark lebih dulu mengeratkan pelukannya di pinggangku.

"never." jaehyun terkekeh ketika mendengar jawaban mark, "kalo gitu kita duluan ya." aku mengangguk mengiyakan, sedangkan mark masih menatap jaehyun dengan tajam, bahkan setelah jaehyun hilang dari tatapan kami.

"udah dong natapnya, kamu serem banget tau gak?" mark menoleh ke arahku dengan tatapan lembutnya.

"I really love you, don't leave me."

———

huek.

sudah seminggu ini aku selalu muntah di pagi hari, beruntung mark selalu menemaniku dan membantu memijat tengkukku membuatku merasa lebih tenang

"mark, aku lemes banget, hiks." aku menangis karena tak sanggup dengan rasa sakit yang menyerang kepala serta tenggorokanku.

"kita ke dokter ya? kali ini aku gak terima penolakan." dengan pasrah aku mengangguk lemas, mark langsung membawaku ke dalam pelukannya.

mark mengambil coat milikku dan memakaikan coat itu pada tubuhku, begitu pula pada tubuhnya.

selama perjalanan mark terus menggenggam tanganku dengan lembut, sesekali menarik tanganku untuk ia kecup.

setelah sampai di rumah sakit, mark segera membawaku masuk ke ruangan taeyong—teman mark—yang berprofesi sebagai dokter.

aku mengernyit ketika taeyong menempelkan stetoskopnya ke perutku.

"kok di perut?" tanyaku bingung, namun taeyong tak menjawab melainkan hanya tersenyum jahil.

mark membantuku turun dari brankar pemeriksaan, lalu menuntuku untuk duduk di hadapan taeyong.

"jadi cewe gue kenapa?" tanya mark tak sabaran.

"hamil," ujar taeyong santai.

"hamil?!" pekikku tak percaya, sedangkan mark yang duduk di sampingku sudah tersenyum senang.

"iya, selamat buat kalian. umur kandungan lo udah jalan dua bulan btw." aku menutup mulut tak percaya, bahkan aku terakhir berhubungan badan dengan mark tiga hari yang lalu, atas permintaanku. hehe

"thank you, yong." mark tersenyum lebar lalu menjabat tangan taeyong ala laki-laki dewasa.

kini aku dan mark sudah sampai di apartement, sepulang dari rumah sakit tadi mark langsung mengajakku ke supermarket untuk membeli berbagai varian rasa susu hamil.

dan saat ini aku dan mark tengah berada di atas ranjang dengan posisi saling memeluk dan mark yang tak henti-hentinya mengecup wajahku dan memeluk tubuhku erat, sangat erat.

"mark jangan terlalu erat, sesek."

mark juga tak segan mengecup perutku yang terekspos karena kaosku sudah disingkap sebatas dada oleh priaku ini.

"aku seneng banget, makasih sayang. aku bakal jaga kamu dan anak kita dengan sangat baik," ucap mark. kecupan lama yang ia tinggalkan di dahiku, membuatku tersadar bahwa mark begitu tulus mencintaiku.

"daddy juga bakal jaga kamu sebaik dan sebisa daddy, jagoan."

aku terkekeh. "jagoan? kalo dia perempuan gimana?" tanyaku seraya membelai surai mark penuh kasih sayang.

"aku terima apapun gendernya, tapi perkiraan aku anak pertama kita bakal laki-laki."

"oh ya? perkiraan darimana?"

mark mendengus lalu mengeratkan dekapannya pada tubuhku, "ini namanya ikatan batin antara ayah dan anak tau."

NCT AS | NCT OT23Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang