HAECHAN AS [KAKAK KELAS]

28.8K 4K 1.6K
                                    

note: khusus untuk chapter kali ini aku bakal pake nama lokal, terus untuk (y/n) di sini dia bakal dipanggil sweety atau popok sama temen - temennya. thank you.









"JURUS YANG SANGAT AMPUH, TERUJI, TERPERCAYA!"

aku mengarahkan mik dalam genggamanku pada teman-temanku, seperti artis terkenal yang sedang konser dan menyuruh fans mereka melanjutkan nyanyiannya.

"TANPA ANJURAN DOKTER, TANPA HARUS MUTER-MUTER, CUKUP SIJI SOLUSINYA. PERGI KE MBAH DUKUN SAJA, LANGSUNG SAMBAT"

buru-buru aku menyahut. "MBAH, SAYA PUTUS CINTA!"

"..."

aku ikut berhenti bernyanyi saat semua teman satu bus-ku bungkam dengan wajah tegangnya.

perlahan, aku menoleh ke belakang dan sontak menyengir lebar saat menangkap sosok kak haekal yang baru saja masuk ke bus, berdiri di belakangku dengan wajah datarnya.

oh iya, ngomong-ngomong saat ini aku sedang dalam perjalanan menuju yogyakarta untuk study tour bersama teman seangkatanku, para guru serta staff, dan juga kakak kelas kami.

"eh, kak haekal." aku menyengir bodoh. "kok bisa di sini, kak. temen-temennya mana?" aku melirik ke belakang tubuh kak haekal, namun tetap tidak mendapati teman dekat kak haekal yang selalu kemana-mana bertujuh itu.

"ck, minggir gue mau duduk," ujar kak haekal ketus, seperti biasa.

aku menciut, refleks menyingkir untuk memberi jalan pada kak haekal yang tak berhenti menatapku tajam.

namun belum sampai satu menit, aku langsung dibuat membelalak saat kak haekal memilih bangku kosong tepat di sebelah bangkuku.

aku menelan ludah takut. dengan panik aku mengembalikan mik yang tadi aku pegang pada pak heru. lalu melangkah cepat ke bangku kila yang berada di belakang bangkuku.

"lo ngapain di sini sih, popok. sempit tau," decak sonya yang duduk di sebelah kila.

aku berdesis pelan, mengisyaratkan agar si tukang gosip itu tidak membuat suara gaduh yang akan membuat kak haekal menyadari gelagatku.

kemudian dengan sangat hati-hati, aku berjinjit, memastikan bahwa kak haekal benar-benar terpejam dan tidak akan membuka matanya saat aku mengambil tasku di sebelahnya.

setelah berhasil mengambil tas ransel dan juga bantal leher milikku tanpa diketahui oleh kak haekal, aku menghela napas lega, menyeka dahiku yang sedikit berkeringat karena gugup.

"heh, cakra. gue duduk sini ye," izinku setelah berhasil duduk di sebelah teman laki-laki yang cukup dekat denganku. cakra.

cakra berdehem malas tanpa mengalihkan tatapannya dari macbook yang ia bawa.

"widih, nonton ape tu," celetukku penasaran, aku menyandarkan kepalaku di bahu cakra agar bisa menatap layar macbook-nya dengan nyaman.

"penthouse tiga," balas cakra minat tak minat.

tak terasa hampir satu jam aku dan cakra menonton, hingga tanpa sadar kami terlelap dengan posisi kepala yang saling bersentuhan.

———

"bangun. udah sampe." ucapan ketus yang terdengar cukup keras itu berhasil membuat tidur nyenyakku terganggu.

"hngg.. asdeodkh," gumamku tak jelas.

"apa sih. bangun nggak?!" aku tersentak saat sesuatu yang menjadi tumpuan kepalaku menghilang, hingga menyebabkan kepala serta badanku oleng ke samping.

NCT AS | NCT OT23Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang