SUNGCHAN AS [TUNANGAN]

40.5K 4.2K 650
                                    

masih ingat dengan sungchan? sepupu jauhku yang mama bilang rabun karena mau bertunangan denganku.

iya, satu minggu setelah acara keluarga berlangsung. sungchan benar-benar menepati ucapannya dengan berkunjung ke rumahku bersama kedua orang tua dan kakaknya.

tepat tiga hari yang lalu, aku dan sungchan resmi bertunangan di hadapan seluruh keluarga besar dan teman-teman kami.

dan saat ini kami sedang berada di ruang tengah apartement sungchan, menonton bersama di balik selimut tipis yang menutupi tubuh kami.

sungchan meminta izin pada kedua orang tuaku—terlebih papa—untuk mengajakku tinggal bersama, dan berjanji tidak akan melakukan sesuatu di luar batas sebelum kami benar-benar resmi menikah.

dan papa serta mama tentu saja dengan senang hati mengizinkan sungchan untuk membawaku ke apartement-nya.

"mikirin apa, hm?" aku tersentak saat sungchan tiba-tiba merangkul pinggangku dan menyuruhku bersandar di dada bidangnya.

"bukan apa-apa," ucapku, lalu beralih membalas pelukan sungchan. menyembunyikan wajahku di dadanya.

"jantung kamu deg-degan," gumamku, membuat kekehan sungchan terdengar tepat di telingaku, "mau tau sesuatu gak?"

aku mendongak, menatapnya penasaran, "apa?"

sungchan menunduk, membiarkan netra kami saling beradu sebelum mengecup pucuk hidungku dengan gemas.

"jantung aku gak pernah detak sekenceng ini sebelum ketemu kamu."

———

pagi ini aku dan sungchan bangun kesiangan, semalam kami tidur terlalu larut karena fokus menonton drama dan sesekali menceritakan masa lalu kami yang ternyata jika diingat sangat memalukan.

aku menoleh, menatap sungchan yang masih tertidur dengan kepala yang bersandar di bahuku. "chan, bangun yukk."

aku menepuk pipinya beberapa kali, namun sungchan hanya mengerang pelan dan kembali tertidur seraya mengeratkan pelukannya di pinggangku.

"bangun yuk, nanti telat kerja loh." sungchan menggeleng manja lalu kembali menyembunyikan wajahnya di ceruk leherku.

"biarin, yang punya kantor aku," gumam sungchan, membuatku merinding karena napas hangatnya yang langsung menerpa leher mulusku. serta suara seraknya yang terdengar sangat seksi.

"aku juga kerja, kamu lupa?" sungchan mendecak, lalu menatapku sebal dengan kaki yang menghentak manja. "berenti kerja, uang aku gak bakal abis cuma karena biayain kamu."

aku berniat membalas ucapan sungchan, namun tunanganku itu lebih dulu membekap mulutku.

"harus nurut sama calon suami, inget?" aku mendengus geli, lalu mengangguk pelan membuat senyum lebar terukir di bibir sungchan.

"ya udah, aku mau bikin sarapan dulu." aku beranjak dari sofa, berniat menuju dapur sebelum sungchan menarik tanganku.

membuatku terduduk di atas pahanya. aku memutar bola mata malas. "apa lagi?"

"morning kiss-nya mana?"





NCT AS | NCT OT23Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang