aku melenguh panjang sebelum membuka mataku yang tak biasanya terasa seberat ini.
meraba-raba sisi kosong di sampingku, aku lantas mengernyitkan dahi saat tak mendapati ponselku yang selalu aku taruh tak jauh dari bantal.
"hngg, mana sih," gerutuku kesal.
gereget karena tak kunjung mendapatkan ponselku, aku langsung saja membuka mata dan beranjak duduk.
"ke mana sih nih hp, nggak biasanya ngilang gin—gue di mana bangsat!" aku hampir kelepasan berteriak saat mendapati ruangan yang sama sekali tak familiar di mataku.
"hah, ini gue diculik apa gimana sih?" aku buru-buru bangkit dari kasur dan mencari-cari ponselku, berharap menemukan benda pipih persegi panjang tersebut.
namun bukannya menemukan benda pipih itu, aku malah menemukan sesuatu yang sama sekali tidak masuk di akal sehatku.
"INI MUKA SIAPA, ANJINGGGG!" teriakku histeris. bagaimana tidak histeris jika saat menatap ke arah cermin bukan wajahku yang aku lihat, melainkan wajah seseorang tak aku tahu siapa.
BRAK.
pintu ruangan ini terbuka, menunjukkan seorang wanita setengah baya dan seorang anak perempuan yang mungkin masih berumur 7 tahunan.
"kakak kenapa teriak-teriak sih? suara kamu sampe luar loh, mama kira kamu kenapa-napa." wanita setengah baya itu mendekatiku dan mencubit lenganku gemas.
aku meringis pelan. apaan sih nih ibu-ibu, kenal kaga maen cubit-cubit aje!
"ibu siapa ya? kenapa dateng-dateng cubit saya? ibu kira tangan saya puting sapi apa?" balasku dengan nada agak sewot.
wanita setengah baya itu melotot dengan kedua tangan berkacak pinggang. "udah berani ya sama mamanya sekarang. rasain nih!"
"AKH! SAKIT, SAKIT! AMPUNNN!" aku memekik kesakitan saat tangan wanita setengah baya itu menjewer telingaku dengan sadisnya.
"udah kamu jangan bikin darah tinggi mama kambuh deh! siap-siap sana, udah mau jam tujuh juga bukannya siap-siap sekolah malah teriak-teriak nggak jelas!"
sekolah? maksudnya aku?
hey! aku ini sudah 26 tahun tau! sekata-kata nyuruh aku balik sekolah.
"yuk, ca, kita keluar aja. kakakmu abis mimpi dikejar hantu momo kayaknya, makanya otaknya agak miring." wanita setengah baya dan anak bocah itu pun kemudian melangkah meninggalkan ruangan asing ini.
aku menghela napas panjang, berpikir mengapa aku bisa sampai dan ada di sini. di tempat yang tidak aku kenal sama sekali.
"terakhir gue revisi laporan, terus baca novel bentar, terus tidur. kok bangun-bangun gue bisa di sini." aku menggumamkan kegiatan terakhirku sebelum sampai di sini.
dan mataku sontak membelalak saat mengingat sesuatu. "mantra!"
"mantra yang ada di chapter terakhir novel transmigrasi yang gue baca! tapi masa iya mantra karangan itu bisa beneran bikin jiwa gue pindah raga." aku menggeleng, enggan percaya bahwa aku berpindah raga karena mantra abal-abal itu.
"tapi kalo beneran karena mantra abal-abal itu gimana? terus cara gue baliknya gimana, anjir." aku mengacak rambutku frustrasi.
"apa gue harus baca mantranya lagi?" aku menjentikkan jari, berpikir bahwa hal itu adalah ide paling cemerlang.
"sambil komat-kamit, mulut gue baca mantra, dengan segelas air putih lalu gue disembur. pindah raga, pindah raga, pindah raga, yeuh!" sambil memejamkan mata, aku kembali membaca mantra yang semalam aku baca.
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT AS | NCT OT23
Proză scurtă𝐌𝐚𝐫𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐚𝐥𝐮 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫 𝐍𝐂𝐓. ⚠️banyak kata kasar⚠️ A wattpad story by ©aimmortelle_