TEN AS [DOSEN]

35.3K 4.1K 922
                                    

aku mengernyit saat melihat pintu kelasku sudah tertutup rapat, kemudian beralih menatap jam yang tertera di lockscreen handphone-ku.

masih jam delapan lewat lima menit.

mata kuliah memang dimulai pukul delapan, tapi tidak biasanya dosenku itu masuk tepat waktu.

setelah mengumpulkan keberanian, aku akhirnya memutuskan untuk mengetuk pintu kelas beberapa kali sebelum membukanya.

aku mengerjap beberapa kali, memastikan bahwa dosen yang saat ini tengah mengajar di depan kelas itu bukanlah pak ten.

bukannya hari adalah mata kuliah pak kun?

kenapa jadi pak ten si dosen killer yang tidak akan membiarkan mahasiswa masuk ke kelasnya jika terlambat walau satu detik pun.

"kamu terlambat lima menit tiga puluh dua detik," ucap pak ten seraya melirik jam tangan di pergelangan tangan kirinya.

aku kembali mengerjap, kemudian mencubit pipi pak ten tanpa tau malu membuat pria itu menatapku semakin tajam.

"anjrot beneran.." gumamku kemudian menundukkan kepala.

"pak kun mana?" tanyaku masih dengan wajah terkejut, sementara pak ten yang mendengar itu langsung mengangkat satu alisnya.

"kenapa? nggak suka saya di sini? atau kamu naksir sama pak kun?" tanya pak ten dengan nada datarnya, membuatku mati kutu.

"m-maksud saya, 'kan hari ini mata kuliahnya pak kun."

pak ten tersenyum miring kemudian menyilangkan kedua tangannya di depan dada, "kamu gak buka grup? hari ini pak kun ada seminar di luar kota."

aku buru-buru memeriksa grup kelas, dan benar saja. pak kun memberi kabar pada pukul 7 pagi tadi dan aku sama sekali belum membacanya. 

aku mendongak, menatap pak ten dengan takut. "saya boleh masuk, pak.. ?"

"boleh," sahut pak ten dengan santai, membuat senyumku mengembang.

belum satu langkah aku berjalan, pak ten langsung melanjutkan ucapannya.

"dipertemuan selanjutnya," lanjutnya membuat senyumku perlahan memudar.

"t-tapi pak..." aku berniat mencari alasan, namun tatapan tajam pak ten benar-benar membuat lidahku kelu.

"silahkan keluar, nona."

pak ten mendorong tubuhku pelan, kemudian kembali menutup pintu kelas hingga menimbulkan suara bantingan.

aku menatap pintu kelas yang tadi dibanting oleh pak ten dengan tatapan berapi-api. "SAYA SUMPAHIN BAPAK NIKAH SAMA MAHASISWA YANG DOYAN TELAT."

———

aku berjalan memasuki kamarku dengan langkah lesu, sudah satu bulan sejak aku menyumpahi pak ten di depan kelasnya. dan sudah satu bulan pula aku selalu putar balik ketika tak sengaja berpapasan dengannya. 

"non, ditunggu nyonya sama tamunya di ruang tamu."

ya tuhan, aku baru saja pulang dari kampus setelah setengah hari penuh. dan baru rebahan sebentar saja sudah langsung dipanggil lagi.

setelah mengganti baju dengan pakaian yang lebih santai, aku akhirnya berjalan menuju ruang tamu dimana mama menungguku.

"ma.."

aku mundur beberapa langkah ketika melihat keberadaan pak ten dengan sepasang paruh baya yang sedang mengobrol bersama orang tuaku.

apa-apaan ini...

"sini, mama mau ngomong." mama mengisyaratkan aku untuk duduk di sebelahnya, dan tanpa banyak protes aku langsung menurut dan menatapnya meminta penjelasan.

"udah kenal sama ten 'kan?" tanya mama yang tentu saja aku balas dengan anggukan pelan.

"pak ten salah satu dosen aku di kampus," jelasku.

mama mengangguk paham, kemudian mengenggam tanganku erat bersamaan dengan jantungku yang berdegup kencang.

"ten juga temen kamu waktu masih kecil, dulu kamu nempel banget sama ten ke mana-mana harus sama dia. tapi ten sama keluarganya harus pindah karena ayah ten harus ngurus cabang kantornya yang lagi ada masalah."

"terakhir sebelum ten pergi, ten janji untuk nikahin kamu setelah kalian ketemu lagi waktu dewasa nanti."

"dan ten sama keluarganya dateng ke sini, untuk nepatin janjinya empat belas tahun yang lalu."

HAH? GIMANA-GIMANA? JADI MAKSUDNYA SUMPAH SERAPAHKU YANG AKU UCAPKAN DI DEPAN KELAS PAK TEN ITU BALIK KE AKU?



NCT AS | NCT OT23Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang