SHOTARO AS [PACAR]

38.3K 4.2K 1K
                                    

"kamu sakit kok gak kasih tau aku sih?!" aku langsung membuka kedua mataku yang terasa panas ketika suara halus shotaro—mas pacar—yang terdengar sangat khawatir memasuki indra pendengaranku.

"aku gak papa, cuma demam." shotaro mendengus pelan ketika mendengar suaraku yang sangat serak.

aku berniat beranjak duduk, namun shotaro lebih dulu menahan bahuku. menyuruhku agar tetap berbaring sementara ia duduk di sisi ranjang.

"panas banget," gumam shotaro saat ia menempelkan pipinya pada dahiku, "ih, kenapa ngeceknya gitu sih?!"

aku menepuk lengannya agar ia menjauhkan wajahnya, "kata mama, kalo ngecek suhu tubuh lebih akurat pake pipi atau dahi."

"pake bibir juga akurat sih kayaknya." shotaro menaik turunkan alisnya, membuatku melotot kesal.

"aku lagi sakit, gak usah macem-macem." shotaro terkekeh, "ya udah satu macem aja deh."

"HEH, UBI UNGU MENDING LO PULANG AJA DEH!" pekikku kesal, namun sedetik setelahnya aku menyesal telah berteriak pada shotaro karena itu malah membuat pening di kepalaku semakin terasa.

shotaro menghela napas pelan, "tunggu sini, aku ambilin kompresan sama bubur dulu."

aku berdehem pelan, lalu kembali menutup mata setelah shotaro keluar dari kamar.

"pacar gua gemes banget," gumamku, tanpa sadar dengan shotaro yang sudah kembali ke dalam kamarku dengan baskom kecil dan semangkuk bubur di tangannya.

"iya tau, aku gemesin." shotaro meletakkan baskom kompres itu di meja nakas, lalu membantuku untuk duduk bersandar pada kepala ranjang.

"aaaa," titah shotaro seraya menyodorkan sesendok bubur ke depan mulutku, aku mendelik. "bisa makan sendiri, gak usah disuapin."

aku berniat merebut mangkuk bubur itu, namun shotaro lebih dulu menepis tanganku pelan. "nurut gak!? mangap."

aku mendengus pasrah lalu menerima suapan bubur dari shotaro, "lain kali jangan ujan-ujanan lagi."

"kalo gak ada tebengan itu telpon aku, jangan asal nerobos ujan. bandel," oceh shotaro, masih dengan tangan yang sibuk menyuapiku.

"heem," gumamku malas, "jangan haam heem haam heem doang! sama calon suami gak ada nurut-nurutnya perasaan."

shotaro masih sibuk menggerutu, sementara aku fokus menatap wajahnya yang terlihat sangat menggemaskan ketika sedang mengomel.

"ih! omongan aku didenger gak sih!?" shotaro meletakkan mangkuk bubur yang sudah habis tak tersisa itu di atas nakas, kemudian membantuku meneguk air putih. sebelum beralih memeras handuk kompres sebelum menempelkan handuk basah itu di dahiku.

"giliran ngomong sama cowonya bengong, giliran sama adek tingkat cakep semangat banget," sindirnya, membuatku melotot kaget.

"hah? kamu liat?" shotaro tak menjawab dan lebih memilih keluar dari kamarku untuk menaruh mangkuk kosong itu di dapur.

shotaro naik ke atas kasurku, lalu menarik tubuhku agar bersandar di dadanya. "tidur, aku temenin."

shotaro terus mengusap dahiku dengan lembut, membuatku tanpa sadar tertidur di dekapannya.

"jangan deket-deket sama sungchan lagi, aku gak suka."

———

sudah hampir satu minggu semenjak shotaro datang ke apartement-ku, dan sampai saat ini kami belum pernah bertemu lagi karena kesibukan masing-masing.

hari ini adalah akhir pekan, aku sedang berada di cafe depan kampus bersama haechan untuk mengerjakan tugas kelompok kami.

"lo bikin ppt, gua cari materi," ucapku membuat haechan mendelik tak terima, "gak mau! enak banget lo cuma nyari materi doang."

"ngetiknya ganti-gantian, channn." haechan akhirnya menurut, dan kami mulai fokus dengan bagian masing-masing.

setelah tiga jam, akhirnya tugas kami selesai. haechan langsung memindahkan file ppt kami ke flashdisk miliknya lalu beralih menatapku yang sedang bersandar di bangku cafe dengan mata terpejam.

aku tersentak kecil saat merasakan usapan di kepala, "hngg, ngantuk." haechan mendengus geli, dan terus mengusap kepalaku hingga tanpa sadar tertidur dengan posisi menyandar di bahunya.








"heh, bagong. bangun" aku menggeliat pelan ketika seseorang menepuk pipiku beberapa kali, membuat tidurku terganggu.

"ngantukkk." aku merengek dengan kaki yang menghentak kesal, membuat si empu mendengus.

"udah sore, lo mau nginep di cafe?" aku langsung duduk tegap setelah sadar bahwa aku tak sengaja tertidur di bahu haechan.

"sorry, chan. ngantuk banget asli." aku memijat bahunya pelan, haechan tergelak. "santai, ayo balik. keburu kegep cowo lo ntar."

setelah membereskan barang-barang kami yang tergeletak di atas meja, aku dan haechan langsung keluar dari cafe.

berniat pulang bersama, sebelum netraku mendapati shotaro yang tengah menyandar di kap mobilnya.

menatapku dengan tatapan datar.

"makasih udah pinjemin bahu lo, dia pulang sama gua," ucap shotaro pada haechan, lalu menyuruhku segera masuk ke dalam mobilnya.

"taroo, jangan marah ih. aku sama echan cuma nyelesain tugas kelompok doang." aku menatap shotaro dengan wajah memelas.

"deket banget tuh, sampe manggilnya echan," cibirnya, aku memajukan bibir bawahku kesal.

"nama panggilan haechan di kelas emang gituuuuu, jangan marah." mobil shotaro tiba-tiba berhenti di tepi jalan, membuatku menatapnya bingung.

"kalo mau jalan sama cowo lain, kabarin. seenggaknya bikin snapgram atau apa gitu."

"asik banget ya emang sama echan? sampe gak bisa buka hp." shotaro menaikkan satu alisnya, lalu menunjukkan room chat kami yang berisi spam darinya.

"gak gituuuuuu, aku sama haechan emang sengaja gak buka hp biar tugasnya cepet selesai." shotaro mendengus, "biar cepet selesai, terus tidur di pundaknya, gitu?"

"enggaa taro sayanggg, ubi ungu kesayangan akuuuu." aku menangkup wajahnya, memainkan pipinya dengan gemas.

"boong, kamu gak sayang aku," ketus shotaro, "ya tuhan, gak percayaan banget sama calon istrinya."

aku tergelak ketika melihat shotaro langsung menahan senyumnya ketika mendengar ucapan terakhirku.

"sekarang udah percaya kok, calon istri."











say hi dulu dong sama shotaro anaknya bapak yuta

say hi dulu dong sama shotaro anaknya bapak yuta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



NCT AS | NCT OT23Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang