aku menghela napas panjang ketika mendengar suara pintu kamarku diketuk dari luar.
lantas mengusap wajahku yang basah sebelum beranjak untuk membuka pintu, "jun? kenapa?" renjun menatap wajahku dengan tatapan dinginnya, seperti biasa.
kami adalah anak kembar. namun aku dan renjun sama sekali tidak akrab bahkan dekat layaknya saudara kembar di luar sana.
kami cenderung canggung, dan tak peduli satu sama lain. "bisa jelasin?" renjun mengangkat kotak berukuran sedang yang berada di tangannya membuatku membelalak.
aku berniat mengambil kotak tersebut, sebelum renjun menyembunyikan kotak itu dibalik tubuhnya.
"teror?" renjun mendekatkan wajahnya ke wajahku, membuatku langsung menunduk takut.
aku memang kerap kali mendapat kalimat-kalimat ancaman yang sepertinya ditulis menggunakan darah hewan, sejak dua minggu belakangan.
tepat sehari setelah aku dan hyunjin putus.
"bukan urusan lo, sini." aku menarik lengan renjun, namun kembaranku itu lebih dulu menepis lenganku dengan kasar.
"gua bisa cari tau, kalo lo gak mau jelasin." aku menghela napas, lalu mendongak dan menatap renjun dengan tatapan datar.
"gak usah berlaga seolah kita adalah saudara yang sangat deket, renjun." aku merampas kotak berukuran sedang tersebut lalu menutup pintu kamarku dengan cara dibanting. hingga menimbulkan suara yang berhasil membuat renjun tersentak.
———
aku memekik tertahan ketika pintu kamarku di buka dengan kasar, dan menunjukkan renjun yang terdapat beberapa lebam diwajahnya.
"apa?" tanyaku dengan wajah datar, membuat tatapan renjun sedikit melunak. "maaf."
aku mengernyit, kembali berniat membuka suara sebelum tubuh renjun menerjangku dengan pelukannya.
"apa sih?" aku mendorong tubuh renjun dengan sekuat tenaga, namun pelukan renjun terlampau erat membuatku sulit untuk melepasnya.
"lo gak mabok kan?" aku memeriksa suhu tubuh renjun, dan sepertinya normal. "lo aneh banget—"
"kenapa gak pernah bilang?" renjun melepas pelukannya pada tubuhku, lalu menatapku dengan tatapan tajam.
"bilang apalagi sih?" aku mendengus jengkel, "putus dan teror," ucap renjun parau.
aku bahkan tidak tahu kalau renjun ternyata mengetahui hubunganku dengan hyunjin, dulu.
"bukan urusan lo." renjun menghela napas lalu menarik daguku agar menatapnya. "mulai sekarang, apa yang jadi urusan lo bakal jadi urusan gua."
aku mengangkat bahuku, seakan tak peduli dengan ucapan renjun. "gua serius, dan untuk masalah kita waktu itu—"
"gak usah dibahas, emang salah gua." aku memotong ucapan renjun, tidak mau kembali merasakan luka lama yang belum kunjung sembuh.
"pokoknya mulai sekarang, lo harus izin sama gua kalo mau pergi," ucap renjun membuatku menatapnya dengan tatapan tak terima.
"apaan sih?! gua gak mau." aku menendang paha renjun, membuat kembaranku itu langsung menatapku dengan tatapan tajam.
"i don't even care, cause i'll protect you."
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT AS | NCT OT23
Kurzgeschichten𝐌𝐚𝐫𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐚𝐥𝐮 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫 𝐍𝐂𝐓. ⚠️banyak kata kasar⚠️ A wattpad story by ©aimmortelle_