.
.
.Jihoon datang ke kantor dengan wajah sumringah. Dia tidur dengan nyenyak semalam. Dia berjalan melewati lorong kantornya setengah berdansa. Hatinya sedang berbunga-bunga mengingat kejadian semalam.
Jihoon sampai kantor lebih pagi. Dia masuk ke dalam dapur sedikit bersenandung. Dia melihat Haechan yang menopang dagunya dengan tangan di meja makan kecil.
"Kenapa lo?" Tanya Jihoon meledek sambil mencolek dagunya jahil.
Haechan hanya berdecak kesal. Masih menatap layar ponsel dengan serius.
"Kenapa sih, Dedek? Cerita coba sama, Mamas," ucap Jihoon yang masih terus meledeknya. Haechan membalasnya dengan mengangkat tangannya tinggi, memberi isyarat diem deh lo mau gue pukul?
Jihoon tertawa puas. Pergi ke meja sudut ruangan dan membuat kopi.
Haechan tampak kembali berdecak sebal, lalu mengangkat ponselnya yang berdering.
"Halo?" Haechan tampak menyapa dengan dingin.
"Ya, lo sih, Jen. Brengsek banget tau, ga?!" Jawab Haechan lagi dengan kesal.
"Ya, tetep aja lo brengsek! Kita bukan siapa-siapa tapi lo meluk gua?! Buat gua baper! Emang apa namanya kalo bukan brengsek?"
Jihoon mendengar dengan seksama.
"Lo buat gua nyaman, buat gua berharap, buat gua tergantung sama lo, biar lo bisa ninggalin gua, trus sok-sok an jadi fuck boy gitu?"
Haechan tampak diam lama, dia mendengarkan suara di sebrang ponselnya malas.
"Lo masi anggep gua sahabat lo, Jen? Lo pikir gua nangis di dalem pelukan lo apa artinya?"
"Artinya gua suka sama lo, goblok! Bego banget si lo! Lulusan Harvard doang tapi bego!" Jawab Haechan blak-blakan.
"Alah! Fuck boy!" Ucap Haechan sebagai penutup teleponnya. Dia lantas bangun dari kursi dan membuka pintu kasar.
Jihoon terdiam. Dia lagi-lagi overthinking. "Tunggu deh. Junkyu, kayak gitu, diem-diem suka sama gua. Dan gua emang hampir bilang dia brengsek sih. Apa lagi Hyunsuk, kita baru kenal kurang dari seminggu, dan gua uda meluk-meluk dia." Jihoon bermonolog. Dia terdiam cukup lama.
"Ya ampun!? Gua bukan cowo brengsek kan di mata dia?!!" Ucapnya setengah berteriak sambil mengacak-acak rambutnya.
Seharian ini, Hyunsuk kembali memonopoli pikirannya. Jihoon ingin berteriak rasanya. Sore ini, setelah dia pulang kerja, dia harus datang lagi ke toko bunga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bling Like You - HoonSuk
FanfictionBukan karena hatinya lemah. Tapi, Memang suaranya seperti bara api yang menerangi semua kegelapan dalam hidupnya. Seorang pendengar radio tua yang sudah hampir kehilangan semangat, bahkan hidupnya, namun berhasil dibuat jatuh cinta oleh penyiar radi...