.
.
.! Warning !
Jihoon berjalan pelan menuju unit apartnya. Tubuhnya terasa mati rasa sangking lelahnya. Banyak sekali rapat yang harus Jihoon hadiri tadi. Selain itu, dia juga harus turun tangan untuk melihat ke lapangan. Mengingat perusahaan mamanya baru saja bangkit kembali.
"Sayang! Aku pulang!" Seru Jihoon yang berjalan ke arah kulkasnya. Dia meneguk air dingin cepat, rasanya sangat segar.
"Sayang?!" Panggil Jihoon lagi. Tidak ada jawaban dari Hyunsuk. Jihoon akhirnya bergegas ke kamarnya.
Apart Jihoon sekarang sudah terpisah dengan apart Mashiho. Jihoon harus pindah agar lebih dekat dengan kantornya yang sekarang.
"Hyunsuk?" Panggil Jihoon sambil membuka pintu cepat.
Hyunsuk yang tengah bersolek di cermin rias kamarnya menoleh kaget. "Jihoon? Kamu kapan pulang?"
Jihoon tertawa kencang, membuat Hyunsuk tersipu malu. Ya ampun, pasti Hyunsuk terlihat aneh di mata Jihoon.
"Hyunsuk? Sayang? Kamu ngapain pake bando-bando gitu?" Tanya Jihoon yang masih tertawa melihat Hyunsuk mengenakan bando kelinci.
"Tadi aku nemu itu di lemari kamu," jawab Hyunsuk sambil menunduk. "Aku kayak anak kecil ya, Ji?"
Jihoon tertawa lagi, "Iya, tapi gemes. Gemes banget sampe pengen aku cium."
Hyunsuk menatap Jihoon tajam. "Ga ada, ya. Hari ini ga ada. Kamu ga boleh tidur malem terus, Jihoon."
Jihoon terkekeh, "Yaudah, cium aja, cium." Pintanya.
Hyunsuk tetap menolak, "Jihoon, ciumnya kamu itu beda. Bukan di pipi doang, bukan di bibir doang. Tapi di sini, di sini juga." Ucap Hyunsuk sambil menunjuk leher dan dadanya.
Jihoon kembali tertawa puas. Hyunsuk ga salah, sih. Jihoon kalau udah cium satu emang suka kebablasan. "Engga, cium bibir doang kali ini."
Hyunsuk masih menatap Jihoon tajam, "Janji?"
"Ga janji tapi."
"Tuh, kan!" Teriak Hyunsuk.
Jihoon kembali tertawa puas. Tubuhnya yang mati rasa. Ototnya yang pegal-pegal. Juga tulang-tulangnya yang terasa melunak itu. Rasanya sudah hilang. Jihoon seperti ponsel yang sudah diisi daya penuh sekarang. Energinya terisi kembali.
Jihoon akhirnya berlutut, agar wajahnya sejajar dengan Hyunsuk yang tengah duduk di kursi riasnya. Dia tersenyum sangat manis menatap dunianya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bling Like You - HoonSuk
FanfictionBukan karena hatinya lemah. Tapi, Memang suaranya seperti bara api yang menerangi semua kegelapan dalam hidupnya. Seorang pendengar radio tua yang sudah hampir kehilangan semangat, bahkan hidupnya, namun berhasil dibuat jatuh cinta oleh penyiar radi...