- Pura-Pura -

2.8K 476 86
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Beberapa waktu lalu...
Saat Hyunsuk menunggu Jihoon dan Doyoung yang menjenguk nisan mamanya.

Hyunsuk duduk di bangku panjang sambil menunduk. Belakangan ini, Jihoon selalu kesulitan tidur. Sekalinya tertidur, dia justru mengerang atau melenguh kesakitan. Jihoon juga sering berlama-lama di kamar mandi. Semua itu benar-benar mengusik pikiran Hyunsuk.

Cukup lama Hyunsuk termangu dengan pikirannya. Dia memutuskan untuk menghampiri Jihoon dan Doyoung.

Suara Jihoon dan Doyoung terdengar samar-samar. Hyunsuk terkekeh pelan. Dia melipat tongkatnya dan meluruskan kakinya. Lantas mendengar suara mereka lamat-lamat. Hyunsuk melangkah pelan-pelan sambil berhitung dalam hati.

Dulu, dia sering bermain petak umpet dengan mamanya. Saat tepukan ketiga, Hyunsuk selalu menghitung sampai sepuluh dan menemukan mamanya.

Lima,

Enam,

Tujuh,

"Aku bahkan ga tau gimana kabar aku besok atau lusa. Aku mungkin bisa kapan aja dibawa ke rumah sakit. Atau pingsan tiba-tiba."

Delapan,

Sembilan,

"Aku divonis kanker kolorektal stadium dua, Doy. Kak Hyunsuk ga tau tentang ini sama sekali. Aku ga mau Kak Hyunsuk kepikiran, Doy."

Sepuluh.

Hyunsuk tersontak kaget tepat setelah hitungan yang kesepuluh. Dia terus mendengarkan Jihoon dan Doyoung yang bercerita di depannya. Sepertinya mereka tidak menyadari kehadiran Hyunsuk.

Hyunsuk seperti menemukan sebuah potongan puzzle. Semua kebingungannya kini menjadi jelas. Mengapa Jihoon selalu sulit tidur. Mengapa Jihoon selalu sibuk minum vitamin-vitaminnya. Mengapa Jihoon selalu memeluk perutnya seperti orang kesakitan.

Ternyata, itu yang hendak ia katakan setelah aktivitasnya sore kamarin. Hyunsuk menunduk sedih. Apa Jihoon selama ini membohonginya? Apa Jihoon tidak bisa mengatakan bahwa dia kesakitan? Bagaimana pun kondisi Jihoon, Hyunsuk pasti akan mendukung dan menemaninya.

"Ji,"

"Udah?" Tanya Hyunsuk dingin. Jihoon tampak gelagapan dan gugup.

Hyunsuk menghela napas panjang. Itu bukan sepenuhnya salah Jihoon. Mungkin Jihoon hanya sedang menunggu waktu yang tepat untuk mengatakannya.

Saat malam pun, Jihoon masih tetap mencoba menutupi itu semua. Jihoon meringis kesakitan, membuat Hyunsuk yang sudah hampir terlelap kembali tersontak dan terjaga.

"Ji? Kamu kenapa? Kamu mimpi buruk?" Tanya Hyunsuk khawatir. Hyunsuk berharap Jihoon mengatakannya. Hyunsuk berharap Jihoon mengakui bahwa dia kesakitan sekarang.

Bling Like You - HoonSukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang