- Sahabat -

3.5K 640 78
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Jihoon masih tergesa-gesa seperti kemarin atau kemarin lusa. Tiga hari ini, tubuhnya belum fit, pekerjaan yang bertubi-tubi juga membuatnya sulit beristirahat.

"Ji, aku sendiri aja ke tokonya. Aku masih beresin ini," ucap Hyunsuk sambil menunjuk meja makan.

"Maafin aku ya, Suk. Gapapa, kan? Tiga hari ini kamu selalu berangkat sendiri." Ucap Jihoon yang melangkah ke arah Hyunsuk. Diciumnya pucuk kepala yang lebih kecil.

"Aku gapapa, Ji. Aku udah hafal jalannya, kok." Ucap Hyunsuk sambil tersenyum meyakinkan.

"Oke. Nanti sore, konsul ke Kak Doynya bareng aku, ya?"

Hyunsuk mengangguk singkat, "Berangkat, gih! Nanti kamu telat lagi."

Jihoon mencium lagi pucuk kepala Hyunsuk singkat, membuat yang dicium tersipu malu.

Jihoon mencium lagi pucuk kepala Hyunsuk singkat, membuat yang dicium tersipu malu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara sepatu Jihoon menggema di lorong ruangan. Kakinya yang jenjang membuat langkahnya panjang dan mantap. Dia sampai di ujung ruangan, lebih tepatnya ruangan rapat utama mereka.

Jihoon mendorong pintu pelan. Terlihat lenggang, namun memiliki aura yang mencekam. Sekarang, lima belas menit menuju jam rapat. Dia mengambil kertas-kertas yang sudah diklip rapi dan menyebarkannya pada setiap bangku yang ada. Dia juga memeriksa sampel ketiga yang baru saja sampai kemarin sore.

Kemarin pagi, rapatnya tidak berlangsung dengan baik. Sesuai perkiraan Jihoon dan kolega-koleganya, sampel ketiga memang sangat diperlukan. Perusahaan kerja sama juga menunda semua pengesahan untuk sampel ketiga. Entahlah, kemarin kondisi Jihoon juga sangat tidak baik. Berdiri saja susah.

Pintu ruangan dibuka, Pak Kim masuk sambil berbincang serius dengan sekretarisnya.

"Buat sekarang, pelelangan itu sangat penting. Pastikan kita dapat. Pelelangan itu bukan main-main. Jangan sampai kita salah ambil langkah!"

"Tapi, Pak, itu mungkin beresiko--"

Pak Kim memotong ucapan sekertarisnya, "Kita bisa melanjutkan proyek ini, jika masalah itu selesai. Paham?"

Bling Like You - HoonSukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang