Bukan karena hatinya lemah.
Tapi,
Memang suaranya seperti bara api yang menerangi semua kegelapan dalam hidupnya.
Seorang pendengar radio tua yang sudah hampir kehilangan semangat, bahkan hidupnya, namun berhasil dibuat jatuh cinta oleh penyiar radi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . .
Jihoon menatap langit-langit ruangan yang terlihat lenggang. Dia tidak bisa tidur. Padahal, sebentar sambil memeluk Hyunsuk tadi bisa membuatnya terlelap.
Hampir setengah jam Jihoon memejamkan mata, tetap saja dia tidak bisa terlelap. Mencoba berbagai posisi juga dia tidak menemukan yang nyaman.
Jihoon akhirnya beranjak ke dapur, menegak segelas air. Dia menghela napas panjang.
Jihoon menatap gelas kosong. Dia jadi kepikiran dengan apa yang dia ucapkan pada Junkyu.
Jihoon melangkah kembali ke sofa, mengambil ponselnya. Dia melihat galeri lamanya, tiga laki-laki muda dengan senyuman manis terpampang di layarnya.
"Yosh, lo jahat banget sumpah ninggalin mantan lo sama gua. Udah mana manja, ngeselin, banyak mau, suka mengotori bibir gua yang suci ini pula." Gerutu Jihoon sambil terus menyelam ke dalam potret lama.
Jihoon sesekali tertawa, "Ish, dulu gua bego banget. Mau aja jadi nyamuk. Astaga, gua bener-bener nyamuk dulu."
Senyum di wajah Jihoon langsung berubah saat mengingat kejadian hari itu. Hari terakhir dia bertemu dengan Yoshi. Sebenarnya, mereka tidak benar-benar terpisah komunikasi. Yoshi sesekali berkabar dengan Jihoon. Tapi Yoshi benar-benar tidak ingin mengganggu ketenangannya atau ketenangan Junkyu.
Seperti yang Jihoon bilang, Yoshi sudah memilih jalannya sendiri. Dia ingin Junkyu juga punya jalannya sendiri.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jihoon berlarian di parkiran bandara yang luas. Matanya terus mencari sosok yang setengah jam lalu meneleponnya.
"Ji!" Panggil seseorang yang berjarak puluhan meter darinya. Jihoon tercekat melihat senyum simpul yang dilontarkan pria itu.
"Untung aja kita masih bisa ketemu," ucapnya sambil menjabat tangan Jihoon.
Jihoon tidak bisa berkata-kata. Terlihat jelas, Yoshi sangat kacau. Matanya merah, wajahnya tampak lelah, suaranya juga parau. Tapi bibirnya tetap tersenyum.
