- Bulan Purnama -

3K 484 90
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Hyunsuk melangkah mantap masuk ke dalam toko bunganya. Dia bergegas menuju kedai roti melalui pintu yang tersambung di belakangnya. Hyunsuk mengikat celemeknya ke belakang dengan cepat.

"Selamat datang di toko Roti Park. Ada yang bisa dibantu?" Tanya Hyunsuk ramah.

Malaikat pelindungnya itu, atau yang biasanya kita panggil Park Jihoon itu, bukan hanya pergi dengan meninggalkan sejuta rasa rindu. Tapi juga meninggalkan banyak sekali pekerjaan untuk siapapun.

Pertama, bosnya yang akhirnya harus kembali mencari pengganti yang sama berpengalamannya, yang sama pintarnya, dan yang sama sabarnya seperti dia. Mengingat Jihoon sudah lama bekerja di sana dan sudah sangat dekat dengan bosnya, kadang membuat bosnya masih menyayangkan kepergian Jihoon. Ditambah lagi, Jihoon berhenti sangat tiba-tiba.

Kedua, Jihoon juga membeli kedai tepat di samping toko bunga Hyunsuk. Dia ingin Mashiho dan Hyunsuk bisa membuka usaha apapun yang mereka mau di sana. Letaknya strategis dan banyak orang yang berlalu-lalang di sana.

Ketiga, Doyoung, adik tirinya Jihoon, dia akhirnya mempertahankan perusahaan milik mamanya setengah mati. Sambil sekolah kedokteran, itu tidak akan pernah mudah.

Keempat, Junkyu akhir-akhir ini sibuk sekali menyuruh Hyunsuk untuk mengikuti kencan buta di mana-mana. Dia sangat sibuk menjodohkan Hyunsuk dengan siapapun. Jelas Hyunsuk menggeleng, dia tidak mau. Dia pikir Hyunsuk bisa melupakan Jihoon secepat itu? Junkyu memang aneh.

Kelima, ada Haechan, yang ada atau tidak ada Jihoon selalu sibuk. Namun, Haechan sekarang sangat sibuk memarahi Junkyu yang terus menjodohkan Hyunsuk sesukanya.

"Suk, liat deh, ini. Namanya Bomin. Seumuran ama Jihoon, temen SMA dia juga. Coba deh kenalan, cakep juga dia. Cakepan dia malah daripada Jihoon. Dah gitu, restoran dia cabangnya udah di mana-mana. Subur deh lo sama dia." Ucap Junkyu saat Hyunsuk sibuk membungkus roti lapis.

"Apaan, sih! Mana ada cakepnya kek gini. Aneh deh lo. Udah, ya. Gua kasih tau, orang kalo dijodohin tuh malah makin ga mau deh, beneran. Mending lo diem aja, kalo udah jodoh mah pasti ketemu, deh." Jawab Haechan kesal.

Junkyu menatap Haechan tajam. "Lo yang mana ada cakepnya! Bomin kek gini lo bilang biasa aja! Cakepan juga Bomin daripada lo!" Cibir Junkyu.

Mashiho datang buru-buru menghampiri Hyunsuk yang sibuk membungkus banyak roti. "Maaf, ya, Kak. Tadi abis kelas Cio diskusi kelompok dulu." Ucap Mashiho sambil mengikat celemeknya ke belakang.

Sekarang Mashiho kembali mengulang kuliahnya. Dia merasa menyesal karena membantah keinginan Jihoon waktu itu. Dia akhirnya kembali kuliah dengan uang tabungan yang ia punya. Berharap bisa membanggakan kakaknya saat wisuda nanti.

"Gapapa, Cio. Hari ini ga banyak banget, kok." Jawab Hyunsuk sambil tersenyum simpul.

Sebenarnya, jika Hyunsuk dan Mashiho juga tidak membantu di sana, itu sudah lebih dari cukup. Karena mereka memiliki empat karyawan untuk masing-masing kedai roti dan toko bunganya.

Bling Like You - HoonSukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang