Bukan karena hatinya lemah.
Tapi,
Memang suaranya seperti bara api yang menerangi semua kegelapan dalam hidupnya.
Seorang pendengar radio tua yang sudah hampir kehilangan semangat, bahkan hidupnya, namun berhasil dibuat jatuh cinta oleh penyiar radi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . .
Sebelum berangkat sekolah, Jihoon menyiapkan sarapan sebagai tanda terima kasih untuk Junkyu. Mereka memang dekat sejak semester awal. Jihoon juga tidak sekali atau dua kali menginap di sini.
"Kak! Wah! Rumah temennya Kakak bagus banget!" Ucap Mashiho sambil lompat-lompat di sofa.
Jihoon menghampirinya, "Cio! Jangan loncat-loncat di situ. Aduh!" Ucap Jihoon sambil menggendongnya turun. "Duduk dulu ya yang anteng, nanti kita beli roti, oke?" Mashiho mengangguk patuh.
"Cio mau roti rasa apa? Stoberi atau coklat?" Tanya Jihoon sambil memindahkan nasi goreng yang sudah matang ke piring.
Mashiho tampak berpikir keras, dia tidak bisa memilih antara keduanya. Jihoon terkekeh, "Yaudah, kita beli dua gimana? Stoberi sama coklat?"
Mashiho mengangguk semangat, berseru yeay karena kelewat senang.
Junkyu membuka matanya, dia terbangun karena mendengar kaduhan di luar lalu keluar dari kamar. "Ji? Lagi ngapain?" Tanya Junkyu sambil mengusap matanya kasar.
"Bikin sarapan," ucap Jihoon pelan.
Jihoon meletakkan nasi goreng di meja makan. Junkyu menatap Jihoon yang sudah mengenakan seragam rapih. Wajahnya terlihat lesu, tapi dia masih memaksakan senyum.
"Lo kalo mau diet ga usah ajak-ajak ade lo deh. Pantes kurus kering, hih!" Jelas Junkyu. "Sini, makan sama Kakak," Junkyu menoleh ke arah Mashiho sambil menyuruh Mashiho duduk di sampingnya.
Mashiho tampak takut-takut menghampiri Junkyu. "Nama Kakak, Kak Junkyu. Nama kamu siapa?"
"Ma-mashiho," ucap Mashiho gugup.
Junkyu tertawa, "Ga usah takut sama Kakak, ya. Kakak baik kok, malah galakan Kak Jihoon,"
Jihoon menatap Junkyu dan Mashiho bergantian, lalu menunduk. Cukup melegakan melihat Mashiho yang masih tertawa di kondisi seperti ini. Hatinya seperti teriris, sejak kemarin Mashiho tidak makan dengan benar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
