.
.
.Jihoon mendorong kursi roda Hyunsuk pelan di koridor rumah sakit. Sejak kemarin siang, Hyunsuk sudah harus stay di rumah sakit, mengingat jadwal operasinya tinggal dua hari lagi.
"Hyunsuk, mau di taman dulu?" Tanya Jihoon. Hyunsuk hanya diam tidak menjawab apapun. Hyunsuk memang benar-benar gugup sejak kemarin. Jihoon bahkan harus menepuk pundak Hyunsuk berkali-kali karena terlalu sering melamun.
"Suk?"
"Eh? I-iya? Kenapa, Ji?" Tanya Hyunsuk gelagapan.
"Mau di taman dulu?" Tanya Jihoon sambil terkekeh.
"Boleh," jawab Hyunsuk sambil memaksakan senyumnya.
Jihoon akhirnya mendorong kursi roda Hyunsuk sampai ke taman. Dia menatap Hyunsuk yang wajahnya sedikit pucat. Lantas dia mengusap pucuk kepala Hyunsuk pelan. Jihoon tau betapa gugupnya, meskipun jelas Hyunsuk pasti lebih gugup. Tapi duduk di taman rumah sakit saat sore sampai menjelang malam, banyak membantunya. Dia berharap Hyunsuk juga merasakan itu.
"Setiap aku di rumah sakit, taman rumah sakit tempat yang paling aku suka. Soalnya selalu buat aku tenang gitu, ga ada rasa gugupnya kayak liat dokter, suster, atau pasien yang bolak-balik." Ucap Jihoon memecah keheningan.
"Setiap kamu sakit, kamu juga gugup kayak aku, Ji?" Tanya Hyunsuk yang terdengar hampir bergumam.
"E-eh, maksud aku, dulu aku, aku suka dirawat juga," jawab Jihoon gugup. Dia memaki diri sendiri. Bukankah ini saat yang tepat untuk mengatakannya? Engga, engga, besok hari H-nya. Jangan ngacauin, Ji.
"Jihoon, jangan sakit lagi, ya? Setelah besok, aku udah bener-bener ketemu kamu. Kita laluin semua ini bareng-bareng, ya." Ucap Hyunsuk yang membungkam mulut Jihoon.
Jihoon lama sekali diam, menerka-nerka apa maksud Hyunsuk. Lidahnya kelu, jantungnya berdegup kencang. Apa Hyunsuk mengetahui keadaannya? Dari orang lain? Atau,
"Ke kamar lagi, yuk." Ajak Hyunsuk yang membuyarkan lamunan Jihoon.
Suara denyit kursi roda menggema di lorong kamar rumah sakit. Ini belum malam, tapi waktu besuk sudah berakhir. Lorong kamar tidak lagi penuh dengan pasien atau orang yang lalu-lalang.
Hyunsuk sudah berbaring tenang di atas kasur rumah sakit. Dia tampak menepuk-nepuk selimutnya, bersiap untuk memejamkan mata. Namun, Jihoon masih saja ternggelam dengan lamunannya.
"Jihoon, gapapa kamu istirahat aja di rumah. Karna sekarang aku gugup, aku takut cuma bikin kamu khawatir. Kamu harus sehat-sehat sampe operasi aku selesai, kan?" Ucap Hyunsuk dengan lembut.
Jihoon semakin menunduk. Dia menatap Hyunsuk lekat. Meniti setiap senti wajahnya. Hyunsuk, kamu sudah tau semuanya, kan?
"Kayaknya lebih baik aku tenangin diri. Aku bener-bener gugup banget, Ji." Lanjutnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bling Like You - HoonSuk
FanfictionBukan karena hatinya lemah. Tapi, Memang suaranya seperti bara api yang menerangi semua kegelapan dalam hidupnya. Seorang pendengar radio tua yang sudah hampir kehilangan semangat, bahkan hidupnya, namun berhasil dibuat jatuh cinta oleh penyiar radi...