.
.
.Doyoung pamit pulang setelah mereka selesai makan es krim bersama. Jihoon dan Hyunsuk berjalan bersisian di lorong apart. Hari ini terasa sangat panjang dan melelahkan. Tapi melihat wajah Hyunsuk yang begitu senang membuat Jihoon sedikit lebih tenang.
Jihoon membuka pintu apart pelan, mempersilahkan Hyunsuk masuk ledih dulu. Di kotak surat, dia tidak sengaja melihat sebuah surat baru dengan kop surat rumah sakit. Dengan rasa penasaran, Jihoon membuka surat itu perlahan.
Pada zaman sekarang ini, memang sedikit mengundang penasaran jika menemukan surat seperti ini. Jihoon membaca dengan teliti.
"Pasien atas nama Choi Hyunsuk," gumam Jihoon yang terhenti. Dia menutup mulutnya tidak percaya. "Donor kornea--" dia kembali menutup mulutnya.
"Kak Jihoon! Kakak kenapa tadi?! Ya ampun! Cio tadi panik banget pulang-pulang, beling di meja makan, trus ga ada Kak Hyunsuk, ga ada Kakak. Bikin jantungan aja, sih!" Seru Mashiho dengan suara cemprengnya dari ruang tv.
Jihoon mengabaikan Mashiho, dia berlari ke arah Hyunsuk yang tengah menegak segelas air putih. Dia memberikan surat itu ke Hyunsuk, membiarkan Hyunsuk yang membacanya sendiri.
Hyunsuk menjulurkan tangannya, meraba kertas sedikit tebal yang dilengkapi dengan huruf Braille. Dia meraba seluruh permukaan sambil bergumam kecil. Dia terkesiap. Menutup mulutnya sebelum air matanya mengalir deras.
"Ji-jihoon? Jadi, a-aku?" Tanya Hyunsuk sambil terisak. Jihoon yang juga menangis mengangguk cepat sambil memeluk Hyunsuk erat.
"Iya, Hyunsuk, iya. Itu artinya sebentar lagi kita bisa lihat sun set berdua. Kamu bisa liat lagi, Hyunsuk." Ucap Jihoon sambil terisak.
Mashiho yang mendengar keributan di dapur akhirnya datang dengan keheranan. "Eh, kenapa ni? Kok peluk-pelukan?"
Jihoon tidak menjawab, hanya memberikan selembar suratnya pada Mashiho. Beberapa detik kemudian, Mashiho ikut menangis dan bergabung memeluk Hyunsuk. Kabar ini benar-benar membawa banyak kegembiraan.
Jihoon dan Hyunsuk tidak pernah berhenti tersenyum. Bahkan saat mereka sudah di kasur empuknya, menanti mimpi indah, senyum di wajahnya tidak pernah pudar.
"Jihoon," panggil Hyunsuk. Suaranya redam karena dia menenggelamkan wajahnya pada dada Jihoon.
"Hm?"
"Makasih, ya." Ucap Hyunsuk yang masih menenggelamkan wajahnya.
Jihoon tidak menjawab, dia hanya terkekeh. Lantas menarik wajah Hyunsuk mendekat. Dia mencium kening Hyunsuk bertubi-tubi. Membuat Hyunsuk tertawa geli.
"Ga pernah sedikitpun terpikirkan sama aku, kalo aku bakalan liat wajah kamu secepet ini, Ji. Rasanya kayak mimpi." Ucap Hyunsuk dengan matanya yang berkaca-kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bling Like You - HoonSuk
FanfictionBukan karena hatinya lemah. Tapi, Memang suaranya seperti bara api yang menerangi semua kegelapan dalam hidupnya. Seorang pendengar radio tua yang sudah hampir kehilangan semangat, bahkan hidupnya, namun berhasil dibuat jatuh cinta oleh penyiar radi...