Bukan karena hatinya lemah.
Tapi,
Memang suaranya seperti bara api yang menerangi semua kegelapan dalam hidupnya.
Seorang pendengar radio tua yang sudah hampir kehilangan semangat, bahkan hidupnya, namun berhasil dibuat jatuh cinta oleh penyiar radi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . .
Junkyu menatap jalanan lenggang di balik kaca taksi. Dia menahan air matanya, dadanya jadi semakin sesak.
"Lo tuh cuma takut dia sama orang lain, Kyu. Padahal lo sebenernya ga suka sama dia, kan?"
"Lo ngerasa cuma dia yang bisa lo andelin. Jadi sebenernya lo suka ga?"
"Jangan gitu lah! Lo jahat banget ngekang dia, sedangkan lo ga buka hati sama sekali buat dia!"
Junkyu merasa sangat buruk. Dia sungguh teman yang buruk. Dia tidak tau yang dia lakukan justru menyakiti Jihoon, orang yang paling dia sayang.
Pertahanan Junkyu akhirnya runtuh. Dia akhirnya menangis, mengingat teman hidup, sahabat, sekaligus mantan kekasihnya, Yoshi. Penengah di antara Junkyu dan Jihoon yang jarang sekali akur. Bahkan untuk urusan perasaan mereka sendiri.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Yoshi," panggil Junkyu manja.
Junkyu yang tengah bersender pada bahu Yoshi tidak mendengar sahutan dari kekasihnya itu.
"Yosh? Kenapa, sih? Aku salah apa, sih?"
Yoshi menatapnya lesu, "Kamu ga salah apa-apa, Kyu. Aku yang mungkin bakalan salah nanti."
Junkyu menggeram, dia mengepalkan tangannya kuat. "Aku bilang engga, ya engga! Kamu sama sekali ga aku izinin pulang ke Jepang! Sehari pun!"
Yoshi menunduk, "Maaf, Kyu. Aku harus pulang. Papa segalanya buat aku dan keluarga aku,"
"Kamu pilih papa kamu atau aku?!" Bentak Junkyu yang kekanakan.
Yoshi menatapnya bingung, "Kyu? Aku ga salah denger, kan?"
"Kalo kamu pilih aku, jangan ke Jepang sama sekali. Kalo kamu tetep pilih papa kamu, kita putus aja." Ucapnya sambil membanting cincin pertunangan mereka.
Yoshi menatap Junkyu tidak percaya. "Kyu? Aku ga paham ya kenapa kamu jadi kayak anak kecil gini. Papa aku di sana sekarat, Kyu. Aku kecewa banget sama kamu. Memangnya aku bakalan pilih kamu? Jelas aku pilih keluarga aku!"
