Bukan karena hatinya lemah.
Tapi,
Memang suaranya seperti bara api yang menerangi semua kegelapan dalam hidupnya.
Seorang pendengar radio tua yang sudah hampir kehilangan semangat, bahkan hidupnya, namun berhasil dibuat jatuh cinta oleh penyiar radi...
Hyunsuk memotong omongan Jihoon dengan ber-sst panjang. "Ga usah khawatirin aku, Jihoon. Berkat kamu, Cio, sama Jae, aku ngerasa lebih baik sekarang,"
"Ya... gimana aku ga khawatir kalo aku ingetnya kejadian waktu itu," cibir Jihoon.
Hyunsuk tersenyum simpul, "Aku lebih nyaman di toko bunga, Ji. Aroma bunga-bunganya kayak ajaib banget bisa tenangin aku," Hyunsuk seperti menggantungkan ucapannya.
"Kayak, kamu..." lanjutnya dengan malu-malu.
Jangan tanya Jihoon sekarang kayak apa. Dia ga bisa tahan ke-damage-an yang besar banget kayak gini. Emang cupu digombalin gitu aja udah mleyot sana sini.
Jihoon mengelus kepala Hyunsuk lembut. "Jangan lupa, ya. Nanti sore, sesuai perjanjian, abis kamu konsul sama Kak Doy kita jalan-jalan sambil makan es krim. Oke?"
Ekspresi wajah Hyunsuk langsung berubah. Hyunsuk menunduk dalam.
"Hey? Kenapa? Apa lagi yang kamu khawatirin?" Tanya Jihoon sambil menangkup wajah Hyunsuk.
"Suk, percaya sama aku. Semua akan baik-baik aja. Sekarang kamu ga sendiri, atau cuma berdua sama Kak Jaehyun yang sibuk. Kalau pun aku sibuk, ada Cio, ada Jaehyuk juga. Kamu bagian dari keluarga ini sekarang." Ucap Jihoon meyakinkan.
Hyunsuk tidak menjawab. Dia langsung memeluk Jihoon dengan erat, membuat Jihoon tertawa pelan.
Jihoon yakin, suara jantungnya yang sangat ribut itu terdengar jelas oleh Hyunsuk.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sesuai perjanjian mereka, sekarang Hyunsuk dan Jihoon tengah makan es krim di taman kota. Tempat yang dulu sangat asing untuk Hyunsuk, justru menjadi tempatnya menghabiskan waktu dengan Jihoon.
