3

723 133 85
                                    



"Kau tahu? Aku bertemu dengan gadis aneh hari ini."

"Benarkah? Aneh bagaimana, eonnie?"

Yerin menghembuskan napas pendek, dia lantas duduk di kursi yang ada di sana. Menatap salah satu karyawan yang memang dekat dengan dirinya.

"Yuju-yaa, apa kau bisa meramal?"

"Tidak, ada apa sebenarnya?"

"Ada yang mengaku sebagai adikku, dia datang bersama gadis jangkung yang cantik ke sini. Aku bingung, kenapa dia bisa menyatakan sampai menegaskan kalau aku ini eonnie nya, aneh!"

Yuju duduk di kursi lainnya. "Apa kau ingat di mana kau dilahirkan?"

Yerin mengangguk.

"Apa orang tuamu berniat membuat adik untukmu?"

Yerin menggeleng.

"Itu berarti, gadis itu memang aneh."

"Benar, dia aneh."

Menghening untuk beberapa detik, hingga kemudian Yuju bangkit sambil mengetuk-ngetuk dagunya. Dia mengernyitkan keningnya.

"Tapi bagaimana jika kau memang mempunyai seorang adik?"

"Tapi aku tidak bisa mengingat apapun, karena yang aku tahu, aku adalah putri tunggal dan ditinggalkan oleh orang tuaku sendirian."

"Aku lebih bingung dengan sejarah hidupku, aku tidak mengingat apapun."

"Kau lupa bagaimana cara dirimu bangun di masa lalu?"

"Aku hanya mengingat hari di mana aku terbangun di sebuah ruangan serba putih, aku pikir aku anak kecil, tapi setelah berkaca aku sudah dewasa."

"Ini membuatku pusing, sungguhan... "

"Gadis itu memang aneh, sebaiknya tidak usah dipikirkan, eonnie."

"Ya, kau benar."

.
.
.

"Sowon eonnie... "

"Sowon eonnie~"

"Yuhuu~"

"Sowon eonnie~"

Sinb berdecak sebal, karena sudah hampir satu menit dia memanggil-manggil nama Sowon tapi tak mendapat balasan. Kini gadis itu pun memutuskan untuk mengecek kamar Sowon.

"Dia menghilang? Sial, dia seperti bayangan saja menghilang."

Sinb lantas berbalik, dia mendengar suara bel menandakan ada seseorang yang mengunjungi apartemen ini. Dia pun melangkah dengan kesal, tidak suka jika harus pergi ke sana.

"Sebentar... "

Sinb menarik pintu dengan kasar, kemudian dia menatap seseorang yang paling dia rindukan sedang berdiri. Kedua matanya mengerjap lemah, sedang gadis di depannya itu hanya diam kebingungan.

"Eunha eonnie, kau?"

"Maaf?"

"Kenapa kau baru pulang?!"

Sinb memeluk Eunha dengan penuh kasih sayang. Dia benar-benar membuat gadis pendek nan menggemaskan itu kesulitan mengatur napasnya.

"Aku merindukanmu~ Huhu~, eonnie aku sungguh merindukanmu~"

"Yak! Apa yang sedang kau lakukan Sinb?!"

Sinb melepaskan pelukan itu, dia melotot ke arah Sowon dan memilih untuk bersembunyi di belakang tubuh Eunha.

SHADOW✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang