27

494 117 17
                                    


Sinb belum juga kembali, Yuju belum berniat menyadarkan diri, begitu pun dengan Umji. Hari ini menjadi hari sepi bagi ketiga gadis yang berada di dalam satu ruangan itu.

"Belum mengingat sesuatu? Sedikit saja, tentang keluargamu, Eonie."

Yerin menggeleng.

"Yerin eonie, setelah kau mengingat tentang kejadian di masa lalu itu, aku harap kau tidak merasa bersalah."

Yerin menoleh ke arah Eunha, membuat Eunha mencebikan bibirnya menggoda. Kening Sowon mengernyit, karena posisi dia adalah berada di antara dua orang yang tengah asyik berbincang. Enak saja mengabaikan hadirnya.

"Yak!"

Satu peringatan diabaikan oleh Yerin dan Eunha. Dua gadis yang duduk berseberangan terhalang sebuah bangsal itu, saling menatap dan bahkan menggoda dengan kedipan manja.

"Yak!"

"Yerin eonie, bagaimana jika kita pergi keluar? Aku ingin menghirup udara segar," kata Eunha.

"Haruskah?"

"Daripada diam di sini dengan sepi, lebih baik kita—"

"Yak!!! Jangan mengabaikanku, aku kakak kalian berdua di sini!"

Yerin dan Eunha menoleh, tatapan intimidasi yang hadir di bola mata itu membuat keberanian Sowon menciut dalam hitungan detik.

Tok! Tok! Tok!

Pintu ruangan terbuka setelah terdengar suara diketuk, Yerin dan Eunha spontan beranjak dengan terkejut. Di sana, Sowon malah tersenyum.

"Seungcheol ssi, kau ke sini?"

"Ini bukan tempatmu, tinggalkan ruangan ini dan jangan mengusik kami lagi," pinta Eunha.

Yerin kembali duduk, dia hanya menunduk sambil memainkan jemarinya seolah cemas. Sowon menatap Eunha marah, karena berani sekali mengatur-ngatur.

"Kim Eunha, dia temanku!"

"Dia orang jahat, Eonie!"

"Kau gila?! Dia adalah seseorang yang membantuku, dia temanku!"

"Dengarkan aku baik-baik, dia adalah pria bejat yang harus kau jauhi, dia—"

"Apa tidak puas kau mengoceh kepadaku? Dan sekarang ketika temanku menjenguk, kau akan mengoceh juga?" Sowon memotong dengan segera.

"Kau ... Akan menyesal jika seluruh ingatanmu kembali!" peringat Eunha, dia pun berjalan hendak pergi.

Eunha berhenti di hadapan Seungcheol, kedua mata yang menajam dari Eunha itu beradu dengan sorot mata Seungcheol yang sayu.

"Keluar dan mari bicara denganku saja," kata Eunha pelan.

"Aku ke sini untuk membantu memulihkan segalanya," ucap Seungcheol.

"Pria bejat seperti dirimu, apa pantas dipercaya? Berbalik dan jangan mengganggu siapa pun yang ada di sini, kau adalah kekacauan di dalam kehidupan Sowon eonie!"

Seungcheol menggeleng. "Kau sudah pulih? Ingatanmu sudah membaik? Aku akan membantu Sowon supaya dia—"

"Aku akan berusaha tanpa bantuanmu!" Eunha memotong dengan nada pelan namun menekan.

Setelah bertahun-tahun tak bertemu, Eunha tumbuh menjadi gadis yang tegas dan penuh dengan misteri. Tidak, apa mungkin raga ini tengah dirasuki oleh jiwa Sinb?

"Biarkan aku berbicara dengan Sowon sebentar saja," mohon Seungcheol.

"Aku beri waktu lima menit," ucap Eunha kian tegas.

SHADOW✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang