Setelah menghabiskan waktu bersama Yerin dan SinB, kini Yuju malah tertidur pulas dengan posisi yang masih terduduk. Yerin pun berinisiatif menggendong Yuju, membawanya ke mobilnya lalu diikuti SinB di belakang.
"Kita akan membawanya kemana Unnie?" Tanya SinB yang sudah duduk didalam mobil dan menjadikan pahanya sebagai bantalan untuk Yuju.
"Tentu saja ke rumah, aku juga ingin kita semua berdamai dan bisa berkumpul lagi seperti dulu" jawab Yerin.
"Hah?! Unnie yakin? Bagaimana kalau Yuju Unnie tidak mau dan membuat ulah lagi disana?" Tanya SinB yang sepertinya tak setuju dengan apa yang Yerin lakukan.
"Kalau ada apa-apa biar aku yang bertanggung jawab, kau tenang saja SinB-ah. Dan soal Sowon Unnie nanti juga biar aku yang tangani, dia pasti mendengarkan apa yang aku katakan" ujar Yerin. Dirinya langsung saja melajukan mobilnya, membawa dua gadis itu pulang ke rumah meskipun ia tau pasti akan terjadi keributan lagi tapi Yerin berharap semoga itu tidak terjadi.
Dalam perjalanan, SinB sesekali memandangi wajah sang kakak yang kini ada di pangkuannya. SinB membelai lembut wajah cantik itu dan mengecupnya.
"Yerin Unnie, tolong jika nanti aku sudah menyerah, tolong jaga Yuju Unnie dengan baik, hanya kau yang dapat diandalkan untuk saat ini dan aku yakin juga seterusnya" ujar SinB. Yerin menatap SinB dari spion tapi setelah itu ia mengalihkan pandangannya ke jalanan. Ia tak membalas ucapan SinB, tapi tangannya meremas kuat setir mobil karena hatinya yang tiba-tiba sakit sekali.
"Aku juga tidak yakin Yuju Unnie akan mendapatkan tempat diantara kalian ketika kalian semua sudah mengingat segalanya nanti. Yuju Unnie sekarang memang menjadi orang yang egois, tapi sebenarnya hatinya sangat baik dan pantas mendapatkan tempat yang lebih baik dari sekedar dunia ini" ujar SinB lagi yang makin aneh-aneh ucapannya. Yerin tentunya tak mengerti, tapi dibalik semua yang SinB ucapkan tadi dapat diketahui kalau SinB sudah tau apa yang akan terjadi kedepannya nanti, mulai dari keluarganya hingga Yuju seorang.
"Kau ini sebenarnya bicara apa? Kalau aneh-aneh seperti itu maka lebih baik diam saja" ujar Yerin dengan nada yang terdengar kesal, sementara SinB malah terkekeh dan memasang wajah tengilnya.
"Tidak, hanya sekedar memberi peringatan untuk kalian yang masih diberi waktu untuk menjalani kehidupan yang semestinya. Karena aku.. sudah merasakan bagaimana pahitnya menjadi manusia yang sudah tidak punya jiwa raga yang berarti lagi, dan menjadi seseorang yang selalu menyesali perbuatannya di masa itu. Padahal yang aku inginkan sekarang hanyalah kebersamaan tapi kenapa rasanya sangat susah? Apa ini hukuman untukku karena dulu selalu nakal?" Tanya SinB.
"Tidak, sebenarnya kebahagiaan sudah ada di pihakmu tapi mungkin kau belum menyadarinya. Dan rasa penyesalan itu harusnya aku yang menelannya, buka dirimu SinB-ah" ujar Yerin dengan suara yang semakin terdengar pelan di akhir-akhir kalimatnya.
Tidak ada percakapan lagi diantara mereka setelah itu, kini Yerin telah sampai di rumah dan kembali menggendong Yuju ke kamarnya.
SinB juga ikut masuk tapi ia langsung menuju ke kamar adiknya."Yaa, kau datang lagi rupanya?" Ujar Umji yang melihat kemunculan SinB.
SinB cemberut, ia menghampiri Umji yang ada di kasur itu dan ikut berbaring sambil memeluk sang adik.
"Sepertinya kau tidak suka kalau aku hadir di sisimu lagi ya?" Tanya SinB.
"Tentu saja! Setelah luka yang kau berikan padaku dulu itu kau masih berani datang lagi dan siap memberikan luka yang baru lagi, iya kan?!"
SinB tersentak, ia tidak menjawab dan meletakkan wajahnya diceruk leher Umji dari samping.
"Maaf dulu aku sudah berani memukul mu dan mengakibatkan kau kritis lagi dan kau harus menghadapi maut mu untuk yang kesekian kalinya. Tapi kan aku langsung menebus kesalahanku saat itu, kau masih mau marah padaku?" Tanya SinB dengan menggunakan jurus andalannya yaitu dengan memasang wajah imutnya agar semua orang yang berniat marah padanya itu langsung mengurungkan niat mereka, termasuk Umji kali ini.
