"Yaa! Unnie mu sendiri sakit, bukannya dijaga malah ditinggal sendirian dan kau malah menjaga orang lain yang penyakitan seperti dia!" Sowon menunjuk kearah Umji dengan memberikan tatapan tajamnya juga.
Umji langsung sakit hati tentunya setelah mendengar apa yang Sowon ucapkan, gadis bungsu itu menunduk dan tak bisa dipungkiri kalau wajahnya kali ini benar-benar menunjukkan kalau ia sedang sedih.
"Yakk! Kim Sowon! Jaga bicaramu ya?! Umji juga penting bagiku! Dia adikku dan kau jangan mengatai orang lain bahkan adikmu sendiri ini seperti itu!!" Ujar Eunha yang marah atas apa yang Sowon ucapkan.
Tapi Sowon acuh dan duduk disamping Eunha. Sementara Eunha kembali pada Umji untuk membuat adik kecilnya itu membuang rasa sedihnya.
"Adik Unnie yang manis~ tidak usah dengarkan orang bodoh ini ya? Sekarang anggap disini hanya ada Umji dan Unnie, orang bodoh itu lupakan saja" ucap Eunha memeluk adiknya dan menatap sinis Sowon sementara yang ditatap masih bersikap acuh saja.
Umji mengangguk dalam dekapan Eunha, ia membalas pelukan Eunha.
Sowon melihat-lihat sekitar ruangan Umji yang penuh dengan alat-alat medis, dan Sowon juga langsung mengerti seberapa parahnya Umji sakit. Lalu tak lupa juga dengan otaknya yang melihat ruangan Umji seperti tak asing.
"Oh iya, Yerin Unnie dimana?" Tanya Eunha yang menoleh pada Sowon.
"Dia sedang bersama Yuju, mungkin membantu Yuju kembali ke ruangan dengan SinB" jawab Sowon.
"SinB?"
Sowon mengangguk.
"Haishhh SinB tidak akan bisa membantu. Kau tolong jaga Umji, jangan kau apa-apakan, jangan kau buat dia menangis, jangan kau buat dia sakit hati. Kalau sampai dia menangis atau kenapa-kenapa karena mu maka awas saja, kepala dan tubuhmu akan terpisah!" Ujar Eunha yang mengancam Sowon. Sowon langsung mengangguk-angguk, terlihat gemas hingga Umji tertawa karena tingkah para kakaknya itu. Melihat Eunha yang ganas namun imut serta Sowon yang seolah ketakutan.
"Baiklah, Unnie pergi dulu ya sayang? Kalau ada apa-apa langsung hubungi Unnie saja, dan kalau si bodoh ini berbuat sesuatu juga langsung laporkan saja pada Unnie"
Umji mengangguk, Eunha mengecup kepala Umji dengan sayang lalu berbalik menatap tajam Sowon sebelum akhirnya pergi.
Sowon kembali menatap Umji yang masih tertawa, tanpa sadar bibirnya menyetak sebuah senyuman saat terus-terusan melihat Umji.
"Manis, seperti bayi.." Gumam Sowon.
"Apa Unnie masih tidak mengingatku?" Tanya Umji yang langsung membuat senyuman Sowon luntur seketika.
"Bisakah kau berhenti membuat ku tersiksa Kim Umji? Sudah cukup kalian semua mengada-ada seperti ini, itu membuat kepalaku sakit!"
Umji terdiam saat Sowon marah padanya, tangannya yang masih terpasang infus itu meremas-remas selimut yang dipakainya.
"Adikku hanya Yerin dan Eunha! Tidak ada yang lain lagi! Dan satu lagi, aku tidak pernah mau mempunyai adik penyakitan seperti mu!!" Tegas Sowon.
Kata-kata Sowon menjadi hantaman keras bagi Umji, itu terlalu menyakitkan bagi hati gadis bungsu keluarga Kim.
Tak terasa air mata keluar dan mengalir dari matanya, Umji tak berniat menghapusnya dan menahannya karena air mata itu merupakan luapan dari rasa sakitnya yang harus dikeluarkan sekarang juga.
"Aku tau kau lupa ingatan Unnie, tapi tidak seharusnya Unnie berkata seperti itu padaku ataupun orang lain" lirih Umji tapi hanya diabaikan oleh Sowon.
