41

445 117 108
                                    



"Yerin ah!!!"

"Yerin yya!!!"

"Yennie!!!"

Terdengar sesuatu yang terburu-buru dari dalam, Yerin membuka pintu cepat dan menutupnya kembali. Kini Yerin tersenyum, senyuman khas yang menampilkan eyes smile andalannya.

"Si-sinb," panggil Sowon.

Senyuman Yerin memudar. "A-apa?"

Sowon menggelengkan kepalanya. "Ma-maksudku, maksudku Yerin ah."

"Ada apa, Eonie?" tanya Yerin.

"Aku baru ingat kalau salah satu tasku ditaruh di kamarmu, jadi aku ke sini untuk—"

"Tidak!! Mana mungkin, tidak ada apa-apa di kamarku, kok!"

"Kenapa? Eonie ingat betul saat tas itu ditaruh di kamarmu. Eonie harus mengambilnya, karena Eonie akan menggunakannya hari ini."

"Yang warna apa? Merk apa? Bentuk seperti apa? Isinya apa saja? Kira-kira tas itu kecil atau besar?"

Sowon mengerjap dengan lemah, tak percaya dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Yerin. Banyak sekali pertanyaan yang keluar dari mulut adiknya itu, membuat dia jelas kebingungan.

"Kau menyembunyikan sesuatu di kamarmu?"

"APA?!" Yerin segera menutup mulutnya yang nakal berteriak.

Sowon menatap Yerin tajam, ia lantas menarik lengan Yerin paksa. Yerin mencekal lengan Sowon, tidak akan membuat Sowon masuk ke dalam kamarnya.

"Eonie~" panggil Yerin dengan penuh harap.

"Lepaskan," pinta Sowon.

"Kumohon~"

"Kim Yerin!!"

Dan Yerin menyerah, ia lantas melepaskan lengan Sowon. Memejamkan matanya, berharap bahwa Sinb tidak akan memunculkan dirinya. Bisa-bisa, bukan hanya Sinb yang nanti dimarahi, tetapi Yerin juga bisa terkena imbasnya.

"KIM YERIN!!!"

"Mati aku!!!"

Yerin berjalan ragu masuk ke dalam kamarnya, ia menunduk dalam tak berani bahkan untuk sekedar melihat wajah Sowon.

"Sowon eonie! Sowon eonie! Maafkan aku!" Yerin langsung saja berlutut, memeluk sebelah kaki Sowon memohon ampun. "Jangan—"

"Aish! Kenapa kau tidak bisa merawat barang orang lain dengan benar, hah?" Sowon menghembuskan napas pendek.

"Apa?" Yerin mengangkat wajahnya.

"Kenapa kau membiarkan tas Eonie sampai rusak begini?"

Yerin beranjak, dia lantas melihat ke segala penjuru arah untuk memastikan apakah Sinb ada di dalam atau tidak. Ke mana Sinb?

"Ya?" Yerin masih tidak habis pikir.

"Aish, tahu begini Eonie beli lagi saja tas itu!" kata Sowon kesal.

"Maafkan aku, Eonie." sesal Yerin.

"Jangan khawatir, Eonie akan membeli tas baru saja."

Yerin menghembuskan napas lega, saat itulah Sowon pergi meninggalkan kamarnya.

"Eonie!!!"

"YA TUHAN!!!"

Sinb menyengir, dia memberikan kedipan paling menggodanya. Tentu saja itu membuat Yerin bernapas lega, buru-buru ia memeluk Sinb dengan penuh kasih sayang.

SHADOW✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang