45

518 114 84
                                    


"Tidak! Tidak! Tidak!"

Sowon melipat lengan panjang kemeja yang dikenakan hingga sikut, ia menatap satu persatu adiknya yang mulai menegang. Suasana semakin tegang, kala sorot mata Sowon dibuat setajam dan semenakutkan mungkin.

"Apa ini? Kenapa kalian begitu tegang?" tanya Sowon dengan senyumannya.

"Ka-kau tidak marah?" tanya Eunha ragu namun berusaha untuk bertanya.

"Marah? Yak! Apa kalian sudah tidak waras? Kenapa aku harus marah, bahkan ketika adikku telah mengingat kembali?" tanya Sowon sambil berkacak pinggang.

"Aku tahu aku salah, Eonie. Aku akui, aku telah membuat Yuju celaka dan—"

"Dia mengingat segalanya! Sebenarnya, sudah sejak awal aku ingin membenturkan kepalanya, supaya dia segera mengingat segalanya," kata Sowon sambil menatap Yuju sinis.

"Eonie~" panggil keempat gadis itu.

"Kemarilah~" sahut Sowon sambil merentangkan kedua tangannya.

Sowon memejamkan matanya, ia biarkan keempat adiknya memeluk dirinya. Senyuman terpatri di bibir mereka semua, bahkan Yerin pun begitu menikmati kehangatan ini.

"Aku menyayangi kalian semua," ungkap Sowon sembari mengecup satu persatu pucuk kepala adiknya.

"Kami juga menyayangimu~" balas keempatnya, mereka kian erat memeluk Sowon.

Mereka berbahagia, tanda-tanda akhir yang bahagia bisa saja bersama mereka. Karena sungguhan, sudah cukup untuk hal-hal menyedihkannya. Sudah waktunya mereka bersenang-senang, sudah waktunya mereka menemukan hari bahagia dalam akhir.

Meski ...

Kemungkinan tidak akan ada akhir bahagia bagi gadis yang kini hanya bisa berdiri dengan kaku. Yaitu Sinb, seseorang yang memutuskan berdiam diri tanpa berniat menyatakan hadirnya.

Senyuman itu hadir di bibir ranumnya, melihat kehangatan yang terjadi di antara saudari-saudarinya. Dan ketika pelukan itu merenggang, mereka langsung saja masuk ke inti pesta terencana atas kembalinya ingatan Yuju.

Tawa saling bersahutan, canda pun menyertai dan membuat suasana semakin hangat saja. Tapi, Sinb masih menetap dengan setia, berdiri tegak tanpa berniat untuk menghampiri.

Yerin menoleh ke arah Sinb, sontak Sinb melambaikan tangan dan memberitahukan tanpa suara, bahwa mereka harus berbahagia. Yerin yang tak paham pun mengernyit, kemudian ia mengangguk berpura-pura paham dan melanjutkan pesta bersama saudari-saudarinya.

"Kenapa Sinb belum pulang, ya?" tanya Yerin sengaja.

"Apa?"

Yerin segera membungkam mulutnya. "Tidak, bukan apa-apa. Itu ... Aku pikir, apa kita tidak keterlaluan berpesta hanya berlima begini?"

"Memangnya siapalagi yang kau tunggu?" tanya Eunha.

"Benarkah? Kalian sungguh telah melupakan kehadirannya?" Umji mempertanyakan tidak habis pikir.

"Jangan mengacaukan pestaku, aku mau kita berlima selalu bahagia," kata Yuju dingin.

Dan ya, inilah yang akan terjadi apabila Yuju telah mengingat segalanya. Dengan tanpa perasaan dia mengklaim posisi ini sudah nyaman.

"Kau sudah—"

"Dia sudah tidak bersama kita lagi, jadi untuk apa kita terus menyebutnya?" Yuju dengan segera memotong ucapan Yerin yang hendak membela.

Yerin tertawa miris. "Apa? Apa yang kau katakan?"

"Kalian membicarakan tentang Kim Sinb, bukan? Membicarakan gadis tak punya hati yang sekarang—"

SHADOW✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang