Yerin berhasil mengejar Sowon, ia langsung menarik gadis yang lebih tua darinya itu dengan kasar.
"Mana janjimu untuk menjaga Umji hah?! Kenapa kau meninggalkannya sendirian Kim Sowon?!!!" Marah Yerin.
Tentu saja amarah Yerin berkali-kali lipat kali ini karena sebelumnya ia sudah kesal dengan Sowon dan sekarang Sowon membuat kesalahan lagi, yang bahkan kini membuat nyawa Umji diambang batas.
Sowon tidak menjawab, kepalanya terlalu sakit untuk itu. Yerin malah semakin murka, ia menggenggam erat tangan Sowon dan mencoba membuat Sowon untuk menghadap dirinya.
"Lihat aku Kim Sowon! Lihat aku!!" Teriak Yerin lagi, tapi sayangnya Sowon masih menunduk dan tangannya masih memegangi kepalanya yang terus berdenyut sakit.
"KIM SOWON!!!!" Lanjut Yerin, Sowon yang tak tahan pun langsung menatap Yerin tajam.
"Kepalaku sakit Yerin-ah!! Kepalaku sakit!!! Aku terus dipaksa untuk kembali ke masa lalu ku tapi aku tidak bisa!!! Dia terus memaksaku sampai-sampai rasanya kepalaku ingin pecah!!!" Teriak Sowon tak tertahankan, dia menangis dan Yerin dapat melihat air mata itu.
Ada rasa kasihan di hati Yerin melihat kakaknya yang terus kesakitan sambil menangis itu sebenarnya tapi amarah lebih mendominasi diri Yerin, mereka sama saja seperti dulu, sama-sama mementingkan ego sendiri.
"Lalu kau apakan Umji hah? Sampai dia tidak sadarkan diri begitu, kau apakan dia?!!" Lagi-lagi Yerin membuat Sowon tidak bisa menahannya. Langsung saja Sowon mendorong Yerin sampai menyentuh tembok dengan lumayan kasar.
Brukkk
Yerin tersentak, matanya menatap wajah Sowon dengan tatapan yang sedikit dibumbui dengan rasa takut.
"Kenapa kau terus menyalahkan ku hah?! Aku bahkan juga kesakitan disini!! Bukan hanya Umji!! Dan kenapa kau tak pernah mengerti itu Yerin-ah? Kenapa?!!" Teriak Sowon, matanya benar-benar terlihat merah bahkan urat-urat dikepalanya sampai terlihat menonjol. Yerin bisa melihat itu.
Tapi tak lama kemudian mata Sowon menutup perlahan dan akhirnya Sowon ambruk tak sadarkan diri, tepat dihadapan Yerin, adiknya sendiri.
"Unnie!!!" Yerin menghampiri Sowon, rasa khawatir langsung muncul dalam dirinya.
"Unnie bangunlah, Unnie.. Yerin minta maaf.." ucap Yerin sambil menepuk-nepuk pelan pipi Sowon tapi tak ada hasil.
"Unnie jangan membuatku takut..hiks" lirih Yerin yang malah menangis.
"Tangismu tidak akan bisa membantu Unnie mu, lebih baik ayo bawa dia ke rumah sakit" ujar seorang pria yang berpenampilan rapi, sama seperti dulu namun kini sudah ada yang berbeda.
Yerin hanya menurut saja, ia tak peduli siapapun pria itu karena yang terpenting sekarang adalah keadaan Sowon.
.
.
Eunha, Yuju, dan SinB sudah berhasil membawa Umji ke rumah sakit. Dan kini mereka bertiga duduk menunggu dokter yang menangani Umji belum keluar juga sampai sekarang.
"Umji akan baik-baik saja kan Unnie?" Tanya SinB pada Yuju yang terus menggigit jarinya karena cemas.
"Entahlah.." jawab Yuju yang menggeleng tanpa menoleh pada SinB.
Eunha yang melihat itu pun mengulurkan tangannya untuk menjauhkan jari Yuju dari mulut Yuju sendiri.
"Jangan digigit terus seperti ini, nanti jarimu bisa terluka" ujar Eunha lembut, tangannya mengusap kepala Yuju sebentar.
"Dan kalau untuk Umji, pasti dia baik-baik saja, yakinlah.." lanjut Eunha yang mencoba menenangkan kedua adiknya itu.
Tak lama kemudian pintu ruangan itu terbuka, ketiganya langsung reflek berdiri menghadap sang dokter yang kini baru saja keluar.