19

476 123 9
                                    




Tamparan keras itu berhasil mendarat dengan sempurna di pipi Yerin. Tentu saja hal itu membuat Yerin terkejut dan merasakan sakitnya tamparan juga batinnya. Matanya yang sejak tadi memerah akibat amarah, beradu tatap dengan sorot tajam Sowon. Sempat menahan pukulan, meski pada akhirnya Yerin pun harus menerimanya.

Sowon menurunkan pandangannya, dia menatap telapak tangan yang telah ia gunakan untuk menampar pipi Yerin. Dia menggelengkan kepalanya tidak menyangka, tidak menyangka kalau tangan ini akan terangkat dan membawa Sowon pada kenangan masa lalu saat dia membuat Yerin kecil menangis.

Jika dahulu Sowon membuat Yerin kecil menangis dengan menjahilinya, kini Sowon membuat Yerin dewasa menangis karena sebuah tamparan.

"AKU TAHU KAU SEBENARNYA MONSTER YANG TIDAK PUNYA AKAL PIKIRAN KIM SOWON!" teriak Yerin tidak tertahankan.

"TUTUP MULUTMU KIM YERIN!!!" balas Sowon tak bisa menahan dirinya.

"Mulai hari ini, jangan memaksaku untuk menjadi adikmu. Enyahlah! Aku tidak sudi memiliki seorang kakak yang ringan tangan seperti dirimu. Aku muak!"

Sowon menarik paksa lengan Yerin, mencekalnya dan membuat Yerin bergerak-gerak ingin dilepaskan. Keduanya sudah menangis sekarang, karena tiba-tiba saja mereka bertengkar hebat.

"DIAM! DIAM! DIAM!" teriak Sowon, membuat Yerin berhenti bergerak.

"Lepaskan aku ... " mohon Yerin dengan suara gemetar.

"Masuk ke kamarmu!"

"Tidak ... "

"MASUK!!!"

Sowon tanpa rasa iba mencekal lengan Yerin, ia pun membawa tubuh Yerin dengan paksa ke dalam kamar. Menendang pintu yang tertutup, Sowon menghempas tubuh Yerin ke dalamnya.

"Kau adikku, aku mengetahui segalanya tentang kita. Jadi, jangan pernah kau melawanku!"

Yerin beranjak. "Jangan kurung aku, sialan!!!"

"Diamlah!"

"KIM SOWON!! DASAR MONSTER TIDAK PUNYA HATI!"

Tubuh Sowon melemas setelah menutup dan mengunci pintu. Dia menyandarkan punggungnya pada pintu, sementara di seberang sana sedang berteriak minta dikeluarkan.

Tapi Sowon tidak perduli.

"Sowon eonie~"

"Sowon eonie~"

"Sowon eonie~"

"Sowon eonie~"

"Sowon eonie~"

Bukan suara Yerin yang melirih memohon, tetapi suara lima orang gadis kecil mengisi seluruh pendengaran Sowon sekarang.

"Tidak!!!" jerit Sowon, dia berjongkok dan menutupi telinganya yang berdengung tiba-tiba.

Kepala Sowon menggeleng kuat, wajahnya memerah, juga air matanya yang terus saja berjatuhan. Bibirnya terus mengatakan tidak, berharap bahwa suara-suara itu hanyalah sebuah kebetulan yang terdengar di telinga Sowon.

"Tidak ... "

Sowon mengangkat kepalanya, dia melihat bayangan lima remaja perempuan yang tengah melambaikan tangan kepadanya.

"Tidak ... Tidak ... "

Sowon masih menggelengkan kepalanya, dia menunjuk kelima remaja tersebut, dia juga menatap satu persatu wajahnya.

"Pergi ... Pergi ... Pergi dari sini!"

"Sowon eonie."

"AKU BILANG PERGI!!!"

SHADOW✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang