"Sowon Unnie" panggil gadis aneh itu tapi tidak ada sahutan padahal yang dipanggil ada didepannya.
"Unnie~" panggil SinB lagi tapi tetap saja tidak ada sahutan.
"Sowon Unnie~ kenapa tidak menjawab ku huh?" SinB mulai merengek dan bergelayut pada tangan Sowon yang menganggur.
Oh iya Sowon dan SinB sekarang sedang ada diapartemen Sowon, tentunya hanya ada mereka berdua karena SinB memang tinggal dengan Sowon sekarang.
Kembali ke suasana tadi, Sowon masih mengabaikan SinB yang memanggil-manggil dan bergelayut manja padanya.
SinB yang mulai kesal pun memukul-mukul tangan Sowon tapi lagi-lagi Sowon masih mengabaikannya.
"YAA KIM SOWON!!!" teriak SinB tepat ditelinga kiri Sowon, dan tentunya bisa dirasakan bagaimana keadaan telinga Sowon setelah itu.
"Aishhh SinB!! Sebenarnya apa mau mu hah?! Kau hanya orang asing disini dan bertindak seenaknya padaku begitu?!! Masih untung aku mengizinkanmu tinggal disini! Kalau tidak entah bagaimana kau diluar sana!" Bentak Sowon dengan amarahnya yang tak tertahankan tentunya, rasa sabar tiba-tiba hilang begitu saja kali ini ketika ia menghadapi SinB.
SinB tertunduk dan kemudian terisak kecil hingga akhirnya menangis sesenggukan. Sowon masih punya hati nurani dan jiwa seorang kakak jadi ia langsung merasa kasihan melihat SinB yang menangis, seperti dramatis tapi sebenarnya tidak, jadi memang terlihat sangat menyedihkan.
"Hahhhh yasudah maafkan aku, sekarang tidurlah disini denganku" Sowon memeluk SinB dan membawanya berbaring, menyelimuti tubuh mereka dengan selimut tebal lalu Sowon ikut berbaring disamping SinB.
"Peluk" pinta SinB.
"Hm? Apa?" Tanya Sowon yang memang sedikit tak mendengar apa yang SinB katakan.
"Peluk~" rengek SinB yang kembali memulai mode manjanya.
"Peluk?"
"Hmm~" ucap SinB sambil mengangguk-angguk, betapa menggemaskannya anak itu sampai Sowon langsung mendekapnya erat.
"Kuharap bukan hanya kita berdua yang bisa seperti ini Unnie, tapi juga mereka berempat dengan kita yang artinya kita bisa kembali bersama, memulai keharmonisan didalam sebuah ikatan yang dinamakan keluarga, seperti orang-orang diluar sana yang berbahagia dan bersukacita dengan anggota keluarga mereka tanpa keanehan ataupun yang mereka lupakan. Aku... menginginkan itu, jika bisa Unnie" lirih SinB.
SinB terus menjelaskan semua keinginannya ataupun yang sebenarnya memang seharusnya terjadi. Meskipun itu akan ada kendala sedikit tapi SinB tetap sabar dan terus melanjutkan usahanya untuk membuat mereka kembali kedalam ikatan keluarga itu, kendala sedikit contohnya tiba-tiba mereka marah-marah saat SinB menjelaskannya dengan lembut sampai dramatis agar mereka yakin dan percaya dengan apa yang SinB katakan.
Dibalik usahanya itu sebenarnya SinB sudah kehabisan cara, cara untuk membuat mereka yakin dengan apa yang mereka katakan jadi ketika mereka marah-marah, SinB sabar dan memilih diam ataupun menanggapinya dengan baik-baik.
"Kau tak tau rasanya berusaha dengan satu cara karena kau tidak tau cara lainnya Unnie, itu yang aku lakukan sekarang jadi usaha ku ini gagal, tapi aku tetap melakukannya demi keluarga kita agar kembali utuh" lanjut SinB lagi dan Sowon hanya diam mendengarkannya.
"Lalu? Jika seandainya usahamu itu benar-benar gagal total?" Tanya Sowon yang kini mengusap-usap lembut wajah SinB.
"Gagal? Aku tidak percaya kata itu, karena aku yakin aku bisa dan kita bisa kembali kedalam ikatan itu sepenuhnya tanpa ada keanehan yang terjadi lagi" jawab SinB.
"Lagi, seandainya kalau aku mempercayai dan mengakui kata-kata mu itu?" Tanya Sowon lagi.
"Mau bagaimana lagi? Tentu saja aku senang! Kau ini bagaimana sih?!" Kesal SinB. Ia langsung membalas pelukan Sowon dan semakin masuk kedalam pelukan nyaman Sowon.
Cukup lama mereka saling menikmati kehangatan dan kenyamanan dari pelukan itu, Sowon juga terus memikirkan tentang kata-kata SinB yang menurutnya memang bisa saja semua kata-kata SinB itu dipercayai.
"Sebenarnya aku mempercayai semua kata-kata mu dan bahkan semua penjelasan mu SinB-ah, semua itu diperkuat dengan bayang-bayang dari pikiranku yang selalu mengarah pada beberapa gadis yang sedang berbahagia bersama. Aku masih tidak tau itu kita atau bukan dan aku juga tidak tau pasti jumlah gadis-gadis itu ada berapa tapi sedikit demi sedikit aku mempercayainya bahkan berusaha mengingatnya meskipun sebenarnya aku tak tau juga asal-usul diriku ini dari mana"
"Aku yakin sebuah ikatan itu akan kembali terisi dan terikat...
adikku..." Lanjut Sowon mengecup kening SinB.
Tapi sama sekali tak ada balasan, seketika Sowon langsung melepaskan pelukannya bersamaan dengan lengannya yang terasa basah.
"Sialan kau gadis aneh!!" Umpat Sowon saat melihat SinB yang sudah memejamkan matanya dan bahkan sudah mendengkur halus. Tapi yang menjadi masalah dan membuat Sowon semakin emosi kali ini adalah sungai SinB yang mengalir deras ke tangan cantik nan mulus milik Sowon itu.
.
.
Keesokan harinya saat Sowon sudah berangkat bekerja, SinB memanfaatkan waktunya untuk kembali berjalan-jalan disekitar tempat itu dengan harapan bisa bertemu dengan para saudari-saudarinya.
"Hei gadis aneh, sedang apa kau disini?" Sapa Yerin dengan ramah pada SinB yang sedang berdiri di trotoar depan cafenya itu.
"Sedang ingin menemui mu Unnie" SinB dengan tak sopannya langsung memeluk Yerin.
Tapi untungnya Yerin sedang baik jadi ia sama sekali tak merasa risih dengan pelukan dari gadis aneh itu, Yerin malah membalas pelukannya dan memberikan sebuah belaian halus.
Yerin melepaskan pelukannya lalu menatap SinB lekat dengan sebuah senyuman paling manisnya yang ia berikan untuk SinB.
"Bagaimana kalau kita masuk saja? Disini panas" tawar Yerin.
"Tentu saja aku mau Unnie, kan dengan Unnie"
Keduanya pun masuk kedalam cafe milik Yerin dan SinB lagi-lagi merasakan sebuah rasa senang saat didalam ada Eunha dan juga Yuju.
Sayangnya, Yuju yang melihat kedatangan SinB langsung pergi ke belakang meninggalkan Eunha yang sedang sarapan.
Yerin menatap kepergian Yuju lalu berganti pada Eunha yang dilanda kebingungan dan lanjut pada SinB yang tentunya dengan raut wajah sedihnya saat Yuju pergi begitu saja sesaat setelah melihat keberadaan SinB.
"Tidak apa, santai saja jangan bersedih. Lagipula disini masih ada aku dan Eunha yang akan menemanimu" ujar Yerin.
Keduanya ikut duduk dengan Eunha yang sedang sarapan sebelum masuk bekerja.
"Eunha Unnie sudah makan disini? Ini kan belum buka" ujar SinB melihat betapa lahapnya Eunha makan.
"Iya ini memang belum buka tapi kan aku spesial untuk Yerin Unnie jadi dia menawarkan ku untuk sarapan disini, iya kan Unnie?" Ujar Eunha untuk menjawab pertanyaan SinB.
"Iya, aku yang menawarkan sarapan untuknya. Dia akan berkerja seharian jadi dia butuh tenaga yang penuh agar tidak sakit nanti"
"Ohh begitu, kalau begitu Yerin Unnie tidak menawariku sarapan juga?" Tanya SinB yang membuat Eunha menatapnya tak percaya atas sikapnya yang seolah seenaknya tapi bagi Yerin tidak, ia malah tertawa sambil merapikan surai lembut SinB.
"Kau mau sarapan?" Tanya Yerin lembut.
"Tidak, hehe. Aku sudah kenyang karena tadi Sowon Unnie sudah membuatkan ku sarapan jadi terimakasih Unnie atas tawarannya~" ucap SinB. Raut wajah Yerin langsung datar seketika, mencoba sabar dengan sikap gadis aneh dihadapannya itu.
"Yaa! Kau ini sebenarnya ingin sarapan atau ingin sebuah tawaran sih?!" Kesal Eunha yang memang tak bisa sabar seperti Yerin jika dengan SinB.
"Ingin ingatan kalian kembali, hehe"...
Jumat, 19 Maret 2021.
Thank you for vote and coment:)🚣