46

516 111 28
                                    

Sowon dan Yerin langsung duduk di lantai yang penuh pecahan kaca dari pajangan tadi. Tapi mereka berdua tak menghiraukan itu.
Sowon langsung mengangkat perlahan kepala Yuju dengan tangannya yang sudah gemetaran dan tangisnya yang sudah tak dapat ia tahan. Sowon meletakkan kepala adiknya itu dipangkuannya.

"Yuju-yaa.. sayang.." lirih Sowon.

Kesadaran Yuju masih sedikit terjaga, ia bisa merespon panggilan dari kakaknya itu meskipun hanya dengan matanya yang beralih menatap Sowon.

"Tetap jaga kesadaran mu ya? Unnie akan membawamu ke rumah sakit dan kita semua akan menemani mu" ujar Yerin yang benar-benar mencoba untuk sedikit lebih tegar kali ini. Yuju meresponnya dengan anggukan maka langsung saja Yerin mengambil alih tubuh adiknya dan segera membawanya ke mobil. Mereka harus segera membawa Yuju ke rumah sakit atau mereka akan kehilangan Yuju nantinya karena melihat banyaknya darah yang sudah menetes kemana-mana termasuk celana Sowon yang sekarang sudah berubah menjadi merah karena saking banyaknya darah Yuju yang keluar.

Eunha menghampiri Sowon dan membantu Unnie nya itu untuk bangkit. Sementara Umji sudah menyusul Yerin, ia membantu membukakan pintu mobil.

Ketika semuanya sudah berada di dalam mobil, langsung saja Yerin melajukan mobilnya ke rumah sakit dengan kecepatan diatas rata-rata.
Sowon berada dibelakang memangku kepala Yuju dan berusaha untuk terus menjaga kesadaran sang adik yang sebenarnya mulai menipis.
Eunha dia berada di paling belakang dan Umji ada di samping Yerin.

"Jangan tutup matamu ya? Kan ada Unnie, Yerin Unnie, Eunha Unnie dan adikmu Umji disini. Kita semua akan terus menemanimu jadi jangan tutup matamu, Unnie mohon.."

Sowon terus berbicara dengan Yuju agar kesadaran Yuju tetap terjaga. Tapi tak lama kemudian tiba-tiba Yuju terbatuk-batuk dan mulutnya mengeluarkan darah. Semuanya semakin panik dan Yerin juga makin menambah kecepatan mobilnya.

Uhukk uhuk uhukkk

"Yuju!!! Hiks" Sowon langsung menangis, dia memeluk erat Yuju dan menciumnya beberapa kali berharap Yuju bisa mendapat kekuatan dari itu.

"Tidak-tidak Yuju-yaa, tetap buka matamu dan lihatlah kita hampir sampai dirumah sakit, kau akan segera ditangani lalu setelah itu kau bisa sembuh" ujar Eunha yang juga berusaha menjaga kesadaran adiknya. Ia tau Sowon tak mungkin lagi bisa melakukan hal itu karena sang kakak tertua mereka kini terus sibuk menangis.

Yerin yang sedari tadi terlihat fokus menyetir ternyata ia juga sedang menangis tanpa suara, sesekali tangannya mengusap air matanya yang mengalir berjatuhan. Ia tidak mau kejadian itu terulang lagi, ia tidak mau Yuju pergi meninggalkannya, mereka baru bersenang-senang beberapa menit sebelum kejadian naas ini terjadi.

Sementara Umji sesekali melihat ke belakang, melihat bagaimana darah itu terus keluar dari mulut kakaknya. Tak mungkin Umji tak menangis, ia menangis namun tidak histeris seperti Sowon karena kini Umji berusaha menahannya.

Dan sebelum sampai di rumah sakit, Yuju masih terus terbatuk-batuk hingga nafasnya terdengar sangat berat dan sesak.

Sowon yang melihat itu langsung saja mengusap-usap dada Yuju, berharap itu bisa memperlancar nafasnya lagi tapi ternyata tidak, Yuju malah berakhir dengan mata yang akhirnya tertutup rapat dan tubuhnya lunglai lemas di pangkuan sang kakak.

"YUJU!! YUJU-YAA!! BANGUN SIALAN!!" 

Mereka tertunduk merasakan hati mereka yang semakin terasa sakit kala mendengarkan teriakan histeris sang kakak tertua mereka.

Umji kembali menoleh kebelakang dan benar saja, Yuju memang sudah kehilangan kesadarannya.

"Tidak Unnie, aku yakin kau tidak akan pergi karena kita belum memulai kisah kehidupan kita yang baru"

.

.

Kini Yuju sudah mendapatkan pertolongan pertama didalam ruang gawat darurat. Sementara itu para saudarinya hanya bisa menunggu diluar, padahal mereka ingin sekali masuk tapi apa boleh buat? Aturannya memang seperti itu.

Umji duduk disamping Eunha yang terus memeluknya dari samping. Yerin duduk sendirian dengan jarak yang cukup jauh dari Sowon, keduanya tak ada interaksi satu sama lain sejak mereka sampai di rumah sakit tersebut.

"Sowon-ah! Yerin-ah!" Panggil Jisoo yang tampak terengah-engah. Ia baru saja keluar dari ruang operasi dan langsung menuju ke ruang gawat darurat kala mendengar informasi tentang pasien yang harus ia operasi lagi.
Ya, Yuju adalah pasien selanjutnya bagi Jisoo.

"Bagaimana ini bisa terjadi?" Tanya Jisoo sebelum ia masuk kedalam ruang tersebut.

"Ini salahku.." lirih Sowon.

"Lagi-lagi aku membuat adikku terluka karena kesalahan ku" lanjut Sowon. Kedua tangannya ia gunakan untuk menutup wajahnya dan ia menangis lagi untuk kesekian kalinya.

Eunha yang tadinya memeluk Umji pun langsung beranjak untuk ganti memeluk Sowon, memberi kekuatan lebih pada sang kakak yang tampak paling hancur diantara mereka.

"Kalian jangan khawatir, aku akan menyelamatkan Yuju" ujar Jisoo yang hendak kembali melangkah.

"Benarkah kau bisa menyelamatkannya setelah kaca itu menusuk kepalanya cukup dalam?" Tanya Yerin dengan suara yang dingin dan tatapan yang menusuk membuat langkah Jisoo harus terhenti kembali. Ia menatap Yerin dengan tatapan sendunya. Jisoo tau apa yang dimaksud Yerin.

"Kau tidak berbohong lagi seperti dulu itu kan? Kata selamat hanya ada di mulut manis mu itu saja dan apa yang terjadi setelahnya? Apa kau melihatnya lagi setelah itu?" Lanjut Yerin. Jisoo bungkam dibuatnya.

"Kalau menurutmu dia memang tidak akan bisa selamat maka katakanlah dari sekarang agar kami tidak terlalu terkejut dan sakit nantinya. Dan jangan memaksanya untuk tetap bertahan kalau memang tidak bisa, supaya dia tidak merasakan sakit lagi dalam waktu yang lebih lama" ucap Yerin. Matanya memandangi pintu yang tak kunjung terbuka. Dalam hatinya ia ingin sekali membuka pintu itu dengan paksa untuk melihat langsung keadaan adiknya didalam sana. Tapi ia masih bisa berpikir jernih, kalau adiknya masih bisa bertahan ya itu adalah harapannya dan kalau tidak maka yasudah, Yerin serahkan semua pada Tuhan.

Jisoo memutuskan untuk segera masuk kedalam ruangan dan kembali menutup pintu itu rapat-rapat.

Sowon melepaskan pelukannya dengan Eunha dan menatap Yerin yang masih berdiri didepan pintu yang tertutup rapat itu.

"Kau membiarkan dia pergi dengan semudah itu, Kim Yerin?" Tanya Sowon yang sesekali masih sesenggukan.

"Apakah apa yang aku lakukan terlihat mudah? Kau bahkan belum melihat apa yang hatiku lakukan. Dan mana mungkin ada seorang kakak yang membiarkan adiknya pergi begitu saja? Bahkan dirinya yang menjadi penyebab adiknya itu terluka" ujar Yerin. Dirinya berbalik menatap Sowon dengan tatapan kecewa.

"Apa maksud mu?" Tanya Sowon.

Yerin berdecih, melangkah mendekati Sowon dan menatap tajam mata yang juga menatap lekat dirinya itu.

"Apa gunanya kau bertanya kalau kau pun mengetahui apa yang ku maksud? Bahkan dirimu tadi menyatakan kalau kau yang membuat adikmu celaka seperti ini bukan? Kau yang melepaskan adikku dan dia jatuh lalu berakhir seperti ini!! Tidakkah dirimu puas menyakiti adik-adik mu selama ini Kim Sowon?!! Dan sekarang kau juga akan membuatnya pergi meninggalkan kita!! Kalau memang begitu maumu kenapa tidak aku saja yang kau habisi? Kenapa harus Yuju?!! Dia bahkan baru saja mengingat semuanya dan sekarang kau yang menghancurkan semuanya!!! Aku membencimu Kim Sowon!!"

Eunha dan Umji hanya bisa diam melihat pertengkaran antar kedua kakak tertua mereka itu. Dan kemudian Yerin tiba-tiba pergi dari tempat itu, dirinya memutuskan untuk pergi tapi entah kemana tujuannya. Yang penting sekarang dirinya tidak bertemu dengan Sowon.
Lantas, kemana aroma ending yang bahagia kemarin pergi?









Rabu, 7 Juli 2021.
Thank you for vote and coment 🚣

SHADOW✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang