33

450 123 51
                                    




"Mau pergi ke mana?"

"Mencari ... Udara segar?"

"Tidak, menetap dan temani Eonie!"

"Yuju eonie, aku tahu kau sangat menyayangiku, tapi tidak untuk mengekangku."

Yuju beranjak duduk, kedua tangannya mulai melipat dan sebelah alisnya naik. Mendengus tak suka, memalingkan pandangannya ke sembarang arah.

"Baiklah ... Iya, Sinb tidak akan pergi!"

Yuju barulah tersenyum, memajukan bibirnya dan merentangkan kedua tangannya. Mau tidak mau Sinb pun terjun lagi ke ranjang, masuk ke dalam pelukan Yuju.

"Eonie, sebaiknya kau tidur."

"Tidak, Eonie tidak mau tidur. Eonie takut jika nanti Eonie tidak bangun lagi."

Plak!

Tangan itu dengan leluasa menggeplak mulut Yuju, tapi si pemilik tangan semakin asyik menenggelamkan tubuhnya pada dekapan.

"Eonie tidak boleh berbicara begitu, kau tahu?"

Yuju menggigit bibirnya. "Kau tahu? Tanganmu itu jahat, membuat bibirku berkedut begini."

"Benarkah? Apa aku terlalu kencang?"

"Iya~"

"Kemarilah~"

Yuju memejamkan matanya, menantikan sesuatu untuk mengobati si bibir. Sebuah usapan lembut bisa dirasakan oleh Yuju, dia menikmatinya dan juga segera membuka matanya. Dilihatnya jemari itu mengusap si bibir yang baik-baik saja, dan dibuat seolah tidak baik-baik saja.

"Yuju eonie,"

"Hmmm?"

"Jangan sakit dan jangan kenapa-napa, ya?"

"Semua akan baik-baik saja, kok. Asalkan kau bersamaku, menemaniku, dan tetap di sampingku."

Tangan Sinb masih terus mengusap-usap bibir Yuju, pandangan lembut itu membuat Yuju merasa tenang dan siap untuk tidur.

"Mereka semua tidak ada di apartemen ini," ujar Sinb sedih.

"Ck, apa perdulimu? Biarkan saja mereka menghilang!"

"Mungkin sekarang Eonie menyatakan lebih baik mereka pergi, tapi setelah nanti ... " Sinb menunjuk kening Yuju. "Setelah memorimu kembali, akulah yang tidak diinginkan."

Yuju memeluk Sinb erat. "Bagaimana mungkin? Aku tidak boleh menginginkan kepergianmu, sementara kau begitu baik kepadaku."

Kini jemari Sinb bermain tepat di pipi Yuju. "Eonie berjanji tidak akan membuat kekacauan setelah ini, bukan?"

"Tidak, jangan khawatir."

"Jika nanti Sinb tidak lagi di samping Eonie, tolong jangan merasa sepi. Setiap kali Eonie merindukan Sinb, Eonie bisa temui Umji."

"Apa maksudmu?"

"Tidak, bukan apa-apa."

Sinb tenggelam dalam dekapan itu, menyamankan diri agar Yuju segera terlelap. Setelah Yuju tidur, Sinb bisa bebas pergi, menemui yang lainnya untuk melepas rindu. Atau lebih baik tidak menemui mereka saja, ya?

.
.
.

Sinb kini berdiri di depan sebuah rumah, menatapnya dengan decakan kagum. Alih-alih masuk dan menemui Sang pemilik, ia memilih untuk berbalik meninggalkan pekarangan.

"Sinb yya!"

"Eonie deul~ Umji yya~"

Ternyata bukan Sinb yang enggan masuk ke dalam, tapi ketidakhadiran Sang pemilik lah yang membuat Sinb urung. Meski begitu, saat berbalik mereka semua ternyata baru pulang dari suatu tempat.

SHADOW✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang