21

518 121 41
                                    




"Mau makan apa, Sinb?"

Eunha spontan menatap cemas Sinb, sedang Yerin dan Yuju terlihat antusias menantikan jawaban dari yang termuda di sini. Mereka juga lapar, makanya mereka ingin segera pergi ke resto.

"Makan, ya?"

"Iya, aku akan mentraktir, jangan khawatir." kata Yerin.

Sinb mengangguk kecil. "Aduh, mendadak perutku keseleo. Bagaimana ini?!"

Pletak!

Pletak!

Pletak!

"Ususmu keseleo, hah?!" Yerin bertanya sinis.

"Eonie~" rengek Sinb, matanya sudah memerah siap menangis.

Bagaimana tidak menangis, sementara dia menerima tiga jitakan dari tiga orang berbeda. Takut tangisnya malah menjadi masalah, mereka pun langsung memeluk Sinb erat.

"Bagus~ Begini selalu, aku merasa hangat," kata Sinb.

"Kau merasa nyaman?" tanya Yuju.

"Akan lebih nyaman jika kalian mengingatku hanya sebatas aku adalah adik kalian," kata Sinb asal.

Dan Eunha, orang pertama yang memilih untuk merengganggkan pelukan itu. Sinb menoleh dengan penuh harap, membuat Eunha dengan segera memeluknya erat.

"Jangan pergi terlalu jauh, Sinb ah ... " pinta Eunha dengan suara yang begitu pelan.

"Aku tidak akan pergi, kok."

"Jika benar kau adalah adikku ... Apa aku bisa melihat pembuktiannya?" tanya Yerin, ia melepaskan dekapan itu.

"Aku boleh meminjam tanganmu?"

Yerin memberikan tangan itu, kemudian dia dengan serius menatap tangan Sinb yang perlahan menggenggamnya erat. Pada awalnya tidak ada yang aneh. Hingga ...

"Bukankah tanganku ini lembut?" tanya Sinb.

"YAK!!!"

Sinb cengengesan. "Ayo jangan makan, aku mau bertemu dengan Umji."

"Tapi aku lapar~" keluh Yerin.

"Kita memasak saja di apartemen Umji, bagaimana?" Yuju menyarankan.

"Aku tidak akan bernafsu makan jika ada Sowon ssi di sana, aku muak dengan sikapnya!" kata Yerin terus terang.

"Dia itukan kakakmu, kenapa kau harus muak padanya?" tanya Sinb heran.

"Aku itu anak tunggal, aku tidak punya kakak ataupun adik, mengerti?" Yerin bersikeras memaparkan kenyataannya.

Eunha menghela napas pendek. "Nanti jangan menyesal, ya~"

"Menyesal kenapa?" tanya Yuju.

"Kalau suatu waktu kau mengetahui kebenarannya," jawab Eunha.

Sinb beranjak dari bangku tersebut dengan perlahan, dia menatap tiga orang yang tengah menatapnya kembali.

"Kalau kalian mau makan, pergi saja tanpa aku. Aku harus kembali melihat Umji, aku pikir dia membutuhkan kakaknya yang imut ini."

"Sinb yya," panggil Eunha.

"Ya?"

"Jangan pergi terlebih dahulu, menetap dan mari akhiri semuanya bersama," pinta Eunha.

"Aku mengerti," jawab Sinb.

Yerin dan Yuju mengernyit, keduanya belum sampai pada titik pembicaraan mereka. Masih bingung, bahkan samar-samar pun belum mengingat apapun. Bisa saja ... Mereka berdua tidak akan mengingat apapun, memori mereka hancur dan semua harus dimulai dari awal lagi. Siapa yang tahu?

SHADOW✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang