24

496 125 39
                                    

"K-kau mengingatnya Unnie?" Tanya Yerin memastikan, dirinya juga cukup terkejut kali ini.

Sowon mengangguk tanpa ragu, segalanya tentang Eunha dan dirinya telah ia ingat. Juga semua tersusun rapi di otak Sowon, jadi Sowon benar-benar sudah yakin kalau Eunha juga adiknya selain Yerin.

Melihat Yerin yang terdiam cukup lama, itu sudah membuat Sowon yang tidak sabaran langsung bangkit dengan semangatnya.

"Y-yaa Unnie mau kemana? Unnie masih sakit jadi istirahat saja dulu" ujar Yerin yang menahan Sowon.

"Bertemu Eunha, aku harus bertemu dengan adikku yang lainnya juga Yerin-ah, biarkan aku pergi!" Sowon beranjak tanpa mengingat kesehatannya sendiri. Ia langsung berjalan dengan tangan kirinya yang memegangi tiang infus.

"Yaa Unnie!! Sudah ku bilang jangan pergi, kau masih sakit!" Tegas Yerin tapi tak didengarkan oleh Sowon. Sowon tetap berjalan dengan sesekali menepis tangan Yerin yang ingin menahannya.

"Eunha-yaa!! Eunha-yaa!!! Kau dimana?!!" Sowon berteriak dan itu membuat seluruh orang yang ada di penjuru rumah sakit itu menatap Sowon.
Bahkan ada yang beranggapan kalau Sowon itu salah rumah sakit.

"Unnie!! Jangan berteriak! Haishhh membuatku malu saja" Yerin menggandeng Sowon, untuk kali ini ia akan menuruti keinginan Unnie nya itu karena kalau ditahan Yerin juga takut itu akan berimbas ke kesehatan Sowon juga.

"Kalau kau malu ya pergi saja sana, jangan pedulikan aku!" Ucap Sowon yang melepaskan gandengan Yerin di tangannya.

Yerin memang semakin kesal tapi ia juga semakin gemas melihat Sowon yang merajuk dan wajahnya terlihat seperti anak kecil sekarang.

"EUNHA-YAA!!!"

Yerin ikut tersentak kaget mendengar teriakan itu, semua orang kembali menoleh pada Sowon.

Yerin tak mendapati Sowon disampingnya, ia melihat Sowon sudah memeluk seseorang yang ia yakini adalah Eunha karena juga ada Yuju disana.

"Sudah tua.. menyusahkan pula" gumam Yerin yang untungnya tidak dapat didengar oleh Sowon.

.

.

"Tidak usah menangis, kan Unnie ada disini sekarang, Unnie ada disini didepan Umji, didekat Umji dan ada disini untuk Umji, adik kesayangannya Unnie"

SinB menghapus air mata adiknya dengan lembut lalu ia berikan sebuah kecupan juga di pipi yang masih basah itu.

"Menetaplah disini untuk selamanya Unnie, lupakan semua kejadian di masa lalu yang membuat mu tersiksa itu, ayo mulai dari awal meskipun itu sebenarnya tidak akan mungkin. Tapi aku benar-benar tidak mengizinkan mu pergi Unnie...hiks"

Umji kembali menangis dan SinB hanya membiarkannya, bukannya tidak sayang atau apa tapi sekarang SinB membiarkan Umji mengeluarkan rasa sakit dihatinya yang sudah Umji tahan semenjak Umji mengingat semuanya itu.

"Kalau bukan karena Unnie, tidak mungkin aku mau bertahan dengan jantung ini...hiks"

Sikap manja SinB langsung hilang seketika setelah bersama dengan adiknya. Di masa yang baru ini sebisa mungkin SinB berusaha untuk berubah agar ia tidak disakiti seperti dulu lagi.

"Menangis lah, itu lebih baik untuk mengeluarkan rasa sakit mu. Lebih baik dilihat daripada melihat mu tertidur dengan semua alat itu, Unnie menyayangi mu Umji-ah"

Umji masih menangis, dan kini ia menangis di dekapan hangat Unnie kesayangannya yaitu SinB.

"Menangis lah tapi jangan sampai jantungmu ikut sakit, Unnie takut kau kenapa-kenapa lagi"

SHADOW✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang