13

504 124 47
                                    




"Suatu waktu, kau akan mengerti mengapa aku bersikap sekeras ini. Yuju eonie, aku berusaha untuk mengembalikan keadaan, setidaknya kalian semua kembali bersama dan saling mengingat satu sama lain."

Yuju menganggukan kepalanya, menikmati secangkir teh hangat sebagai teman di malam hari. Tangan Yuju sudah terlanjur ahli dalam hal-hal membuat minuman seperti ini.

"Jangan terlalu banyak memikirkan orang lain, sebaiknya kau tentukan masa depanmu terlebih dahulu, Sinb ah." Yuju membelai surai Sinb yang begitu lembut.

"Dan bagaimana aku bisa memikirkan masa depanku? Sedang aku—"

"Kau bisa! Kau itukan gadis keras kepala, pikirkan masa depanmu dan pikirkan apa saja yang harus kau lakukan. Hidupmu bukan tentang membantu orang lain, Sinb yya."

Sinb menghembuskan napas pendek. "Kau sedang melupakan banyak hal, Eonie. Kau tidak tahu saja, melakukan semua ini karena aku menyayangi kalian semua."

"Sifat penyayang pada dirimu memang kuat, ya? Sampai aku tidak bisa menyelinap memberikan nasihat untukmu," ucap Yuju sembari terkekeh gemas.

"Dan bagaimana pun nanti, aku harap kau tidak berniat meninggalkanku, Yuju eonie. Tolong sama seperti aku masih menjadi Kim Sinb, ketika Eonie datang dan selalu mengatakan bahwa Eonie berada di pihakku."

Benar, Yuju adalah salah satu orang yang bersikeras untuk menjadi pihak Sinb di masa lalu. Dia begitu keras kepala sampai menentang siapa pun karena membela Sinb. Sampai pada akhirnya, amarah dia malah memuncak dan entah kenapa hal itu lebih menyakitkan daripada amarah yang lainnya.

Ingat seberapa marahnya Yuju ketika tahu kelakuan Sinb di masa itu? Hari itu Yuju menjadi titik puncak permasalahan dalam kisah hidup keluarga Kim. Memecahkan segala hal yang menyesakkan dada, membuyarkan suasana memanas yang hadir di antara mereka.

Yuju menyeduh teh hangat buatannya dengan penuh kehati-hatian, dia tersenyum tipis menatap ke arah indahnya malam hari dari jendela.

"Jika bintang jatuh itu benar bisa mengabulkan pernintaanmu, apa yang kau inginkan?" tanya Yuju.

"Memutar waktu."

"Sepenting itukah keluargamu? Sampai membut kau ... Ingin kembali ke masa itu."

"Sangat penting bagiku, karena ada banyak hal yang bisa aku pelajari dari peristiwa masa lalu. Aku tidak menyesal karena memutuskan untuk pergi, tetapi aku merasa ... Sakit hati saat tak satu pun di antara kalian saling mengingat." Suara Sinb terdengar tidak stabil sekarang.

"Ah~ Kau menangis?"

"Tidak, tidak apa-apa, Eonie. Tolong dengarkan aku terlebih dahulu, mungkin kau bisa mengingatnya secara perlahan. Dan aku harap ... Kau tidak berniat meninggalkan aku atau menyuruhku untuk pergi. Karena Yuju eonie yang aku kenal adalah, dia yang selalu berada di pihakku!"

"Hei ... Tak apa, menangislah sepuasmu. Ada bahuku di sini, akan aku berikan bahuku jika kau membutuhkannya." ucap Yuju berbaik hati.

Sinb menyeka air matanya. "Berjanjilah, berjanjilah untuk tidak saling membenci lagi. Dunia kalian itu tidak luas, karena berdekatan dan hanya perlu saling mengingat saja."

Telinga Yuju berdengung, saat itu juga Yuju merasakan kepalanya dihantam sebuah benda besar yang kuat.

"Aww!!!"

"Yu-yuju eonie, kau baik-baik saja?"

Yuju melihat ada banyak hal dalam bayangannya, walau itu masih buram dan tidak begitu jelas baginya.

"Hei ... Eonie, kau mendengarkan aku?"

Yuju menoleh. "Si-sinb yya ... "

"Ya?"

SHADOW✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang