"Aku pulang~" ujar SinB memasuki apartemen Yuju, dilihatnya sang kakak yang kini duduk diam bersedekap di atas kasur tanpa menjawab ucapannya seperti dulu.
"Unnie? Kenapa tidak menjawab SinB?~" tanya SinB sambil membuat wajahnya terlihat lebih imut, sebenarnya ia tau kalau Yuju marah padanya maka ia buat ekspresi wajahnya menjadi lebih imut agar Yuju tak jadi marah padanya.
Masih tidak ada jawaban, SinB pun naik ke kasur dan memaksa masuk ke pelukan Unnie nya yang sedang marah padanya itu.
"Unnie marah ya?" Tanya SinB yang kini memasang wajahnya seolah-olah akan menangis. Tapi.. sayangnya itu juga tak digubris oleh Yuju.
SinB pun makin masuk kedalam pelukan Yuju, menatap Yuju dari bawah dan jari-jarinya memainkan pipi Yuju.
"Hiks.."
Mendengar sebuah isakan, Yuju pun melihat kearah SinB yang kini sedang menangis, tapi Yuju belum percaya itu menangis dengan disengaja atau tidak. Yuju kembali menatap kearah lain.
Melihat Yuju yang masih saja tidak peduli dengannya, SinB menangis lebih keras lagi agar mendapatkan perhatian dari sang kakak.
"U-unnie benar-benar marah dengan Ttinb~?" Tanya SinB lagi.
Yuju melihat kearah SinB sebentar, melihat betapa manisnya dan menggemaskannya wajah itu tentu saja Yuju akan luluh meskipun tidak sepenuhnya.
"Haishhh tidak-tidak, aku tidak marah padamu tapi aku kesal padamu! Kau pergi menemui Sowon lagi kan? Iya kan?!" Tanya Yuju dengan nada bicara yang malah membuat SinB takut.
SinB tertunduk, jarinya memainkan kancing dari piyama yang Yuju pakai.
"I-iya, SinB pergi ke rumah Sowon Unnie. SinB rindu dengan mereka semua apalagi dengan Umji, adik kesayangan SinB, dan dia juga sedang sakit kan? Jadi mana mungkin SinB bisa tenang" lirih SinB dengan suara yang sangat pelan, takut kalau Yuju benar-benar akan marah padanya kali ini.
Yuju menghela nafasnya dengan sedikit kasar, SinB pun makin kuat memegang piyama Yuju tapi sayangnya Yuju malah memindahkannya dan beranjak meninggalkannya.
"Unnie mau kemana? Unnie kan masih sakit, jangan kemana-mana!" Ucap SinB memperingatkan. Dirinya berlari lalu segera memeluk tubuh Yuju dari belakang.
"Unnie.. maafkan SinB, SinB janji tidak akan nakal lagi tapi SinB benar-benar merindukan mereka semua Unnie, SinB tidak bisa menahannya. Unnie juga jangan kemana-mana, Unnie istirahat saja, ingat kalau Unnie itu masih sakit" ucap SinB.
Yuju masih diam, membiarkan SinB tetap memeluknya dari belakang dengan durasi waktu yang cukup lama.
"Kau selalu mengulanginya SinB-ah, bagaimana Unnie bisa dengan mudah untuk memaafkan mu kali ini. Penyesalan mu setelah melakukan sebuah kesalahan itu tidak akan berguna lagi karena kau selalu mengulanginya" ujar Yuju.
SinB membuka matanya, entah kenapa kata-kata Yuju kali ini terasa cukup menusuk bagi hatinya.
"U-unnie.."
"Aku hanya ingin yang terbaik untukmu itu sebenarnya salah ya? Aku terlalu mengekang mu dan kau tidak nyaman lagi bersamaku? Katakanlah SinB-ah, kalau iya maka maaf.. Unnie tidak akan menyuruhmu untuk tetap berada disini, terserah mu ingin ikut dengan siapa, Unnie setuju-setuju saja asalkan kau bisa bahagia bahkan lebih bahagia" ujar Yuju.
Yuju melepaskan tangan SinB yang melingkar di pinggangnya lalu melenggang pergi meninggalkan SinB yang masih mematung ditempat. Entah kemana gadis itu akan pergi.
.
.
"Unnie.. aku pergi keluar sebentar ya?" Yerin menghampiri Sowon yang duduk santai sambil membaca majalah di sofa, Yerin duduk disampingnya dengan tangan yang sudah melingkar di pinggang sang kakak.
"Pergi kemana hm? Perlu ditemani?" Tanya Sowon, tangan kirinya meraih kepala Yerin untuk dikecupnya dan matanya tetap fokus pada majalah.
"Ada janji dengan temanku di sebuah kafe, tidak terlalu jauh dari sini kok, dan aku juga bisa menjaga diri jadi kurasa tidak perlu ditemani" jawab Yerin.
"Oh, yasudah pergi saja tidak apa-apa tapi hati-hati ya? Kalau ada apa-apa langsung kabari Unnie ataupun adik-adik mu"
Yerin mengangguk, ia mengecup pipi Sowon setelah itu baru ia pergi.
Perjalanan tak cukup lama, hanya membutuhkan waktu 5 menit dari rumah ke tempat tujuannya.
Yerin segera masuk ke kafe itu dan menghampiri dua orang yang sudah menunggunya."Maaf aku terlambat" ujar Yerin.
"Tidak, kami juga baru sampai"
Yerin tersenyum lalu duduk ditempatnya, menatap kedua orang itu dengan tatapan yang ramah.
"Jadi? Ada apa? Apa yang ingin kalian bicarakan?" Tanya Yerin.
Kedua orang itu tampak saling menatap satu sama lain sebelum memulai pembicaraan inti.
"Kami.. ingin meminta maaf atas apa yang kami lakukan di masa itu, aku dan adikku sungguh menyesal Yerin-ah.. apalagi soal kejadian tragis itu.."
"Tidak, apa yang sudah berlalu jangan terlalu disesali Joy-ssi, meskipun aku tak tau pasti apa yang kalian maksud tapi ku rasa kesalahan kalian memang tidak terlalu berat jadi santai saja, yang berlaku maka biarkan saja" jawab Yerin yang menyela ucapan Joy.
"Tapi Unnie, kesalahan ku sangat-sangat fatal, aku bahkan sampai membuat SinB celaka. Dan sekarang.. keluarga kalian juga hancur, itu juga karena ku Yerin Unnie, maafkan aku" ujar Yeri kali ini yang terlihat lebih menyesal, tentu saja karena ia sampai membuat orang celaka dan keluarga orang lain hancur.
Tapi Yerin yang mendengarnya hanya tersenyum, dia mengusap lembut kepala Yeri.
"Sudahlah anak manis~ kejadian-kejadian yang sudah berlalu jangan terlalu kau sesali ya? Biarkan saja, meskipun itu menjadi kenangan yang buruk maka tutup saja daripada membuat luka yang baru. Lagipula SinB, dia juga baik-baik saja sekarang, bahkan lebih baik" ujar Yerin yang membuat Joy dan Yeri kembali saling tatap. Bahkan tak terasa mata Yeri berkaca-kaca.
"Keluarga kami juga sudah lumayan membaik sekarang, tidak ada yang perlu dipermasalahkan lagi, aku sendiri merelakan apa yang sudah terjadi dan pergi" Lanjut Yerin.
Dirinya memang tersenyum sekarang, tapi itu hanya wajahnya, hatinya sedang menangis didalam sana.
.
.
"Yerin Unnie~ Yennie kau dimana?"
Sedari tadi Umji berteriak-teriak memanggil Yerin yang tak kunjung menjawab panggilannya, dirinya belum tau saja kalau sebenarnya Yerin sedang keluar.
"Yerin Unnie mu sedang pergi, dia ada urusan dengan temannya" ucap Sowon yang memberitahu Umji. Tangannya menepuk-nepuk tempat kosong disampingnya menyuruh Umji untuk duduk disebelahnya.
"Oh begitu, yasudah, terimakasih Unnie" ujar Umji yang langsung melenggang pergi meninggalkan Sowon yang padahal tadi menyuruhnya untuk duduk didekatnya.
Sowon hanya diam dan mengabaikan apa yang Umji lakukan setelah itu.Tak lama kemudian datanglah Eunha yang kedua tangannya membawa beberapa camilan, ia duduk di sofa yang sama dengan Sowon namun sedikit berjarak lebih jauh.
Sowon sendiri hanya diam memperhatikan apa yang adiknya lakukan itu.
Eunha mengambil remote TV dan setelah itu berkutat pada dunianya sendiri yang hanya ada camilan dan TV yang menemaninya.
Sowon tak berniat bertanya sedikitpun, tiba-tiba saja mereka menjadi saling canggung hari ini, tidak ada sapaan ataupun candaan lagi. Entah ada apa diantara mereka tapi yang pasti salah satu faktornya adalah sikap mereka semua di masa lalu yang dengan semangat menghina dan bersikap kasar pada seseorang yang kini malah membuat mereka kembali bersama.
Selasa, 22 Juli 2021.
Thank you for vote and coment 🚣
