Seungcheol mengintip ruangan Sowon dan Yuju dari luar, melihat apakah ada Eunha ataupun Yerin disana.
Dan dilihat Seungcheol hanya ada Sowon dan Yuju, tanpa basa-basi pun ia melangkah masuk dan menghampiri Sowon.Sowon yang melihat kedatangan Seungcheol langsung tersenyum senang sedangkan Yuju mengabaikan mereka, Yuju memilih berganti posisi untuk membelakangi Sowon dan Seungcheol.
"Gadis pendek itu.. dimana dia?" Tanya Seungcheol yang mendudukkan dirinya di samping ranjang Sowon sambil celingukan untuk memastikan Eunha benar-benar tidak ada disana.
"Dia sedang menjaga Umji, Yerin juga bersamanya" jawab Sowon.
Seungcheol mengangguk paham, tangannya langsung mengambil barang yang ia bawa tadi dan memberikannya pada Sowon.
"Untukku?" Tanya Sowon, tangannya perlahan meraih tangkai dari bunga mawar yang dibawa Seungcheol.
"Tentu saja, untuk siapa lagi kalau bukan untukmu hm?" Jawab Seungcheol, tangannya mengusak rambut Sowon dengan gemas. Keduanya saling tertawa, entah apa yang ditertawakan tapi terlihat jelas keduanya sangat dekat dan juga terlihat bahagia.
"Ngomong-ngomong, kau memangnya tidak ada pekerjaan hari ini?" Tanya Sowon.
"Ada, tapi itu nanti. Jadi kau sempatkan untuk bertemu denganmu dulu baru setelah itu aku berangkat ke kantor" jawab Seungcheol yang hanya diangguki oleh Sowon.
Tidak ada pembicaraan lagi diantaranya keduanya setelah itu, namun mata mereka saling pandang, tatap-menatap satu sama lain.
Dari situ ada gejolak tersendiri di hati mereka masing-masing, entah itu rasa malu ataupun... Rasa yang tumbuh untuk mengenal lebih jauh hingga saling memiliki.Yuju yang sedari tadi mengabaikan dan membelakangi pun tampak heran karena tak ada suara yang tercipta lagi, ia pun membalikkan tubuhnya dan melihat apa yang Sowon dan Seungcheol lakukan.
Yuju tak terkejut ataupun bereaksi apapun tapi sesuatu seperti muncul di kepalanya begitu saja, entah apa itu Yuju tak bisa melihatnya dengan jelas. Yang jelas sekarang adalah ia merasakan pusing yang amat sangat.
.
.
Tak jauh beda dari sebelumnya, ruangan Umji kini hanya terdengar suara monitor ekg detak jantung Umji. Yerin dan Eunha terlarut dalam pikiran mereka masing-masing.
Yerin yang terus memikirkan keberadaan SinB dan Eunha yang memikirkan bagaimana Umji kedepannya nanti karena jantung milik seseorang itu saja tidak cocok bagi Umji.
"Eunha-yaa" panggil Yerin yang akhirnya membuka suara.
"Hm?" Jawab Eunha tapi matanya tak beralih sedikitpun dari Umji.
"Unnie pergi dulu sebentar boleh?"
"Mau kemana? Jangan menghilang seperti dia, disini juga ada adik-adik mu yang harus kau jaga" ujar Eunha.
"Aku ingin mencari SinB sampai dapat, aku benar-benar ingin bertemu dengan anak itu" ujar Yerin yang terlihat lebih memohon.
Eunha menghela nafasnya dan berbalik menatap Yerin yang terduduk di sofa.
"Kau mau mencarinya kemana memang? Huh? Usahamu itu akan sia-sia, kau cari dia sampai ke ujung dunia pun juga tidak akan ketemu, sudahlah lebih baik kau disini saja menjaga Umji, aku juga harus melihat keadaan Sowonnie dan Yuju" lanjut Eunha lagi yang mencoba menahan Yerin agar tidak pergi.
Tapi Yerin tetap dalam pendirinya, baginya bertemu dengan SinB adalah sebuah keharusan karena semua jawaban yang dapat mengubah hidup itu ada pada SinB.
"Hanya sekali ini saja Eunha-yaa, Unnie janji Unnie akan baik-baik saja jadi tidak usah khawatir"
Melihat Yerin yang terus memohon itu membuat Eunha jadi tidak tega untuk melarangnya lagi, Eunha pun beranjak menghampiri Yerin dengan mantel ditangannya.
