26

495 113 62
                                    



"Tidak, Umji belum menyerah Eunha-yaa, dia masih ada disini bersama kita. Mana mungkin dia menyerah sedangkan semuanya belum selesai" ujar Jisoo yang baru saja keluar dari ruangan Umji.
Tugasnya untuk menolong Umji telah selesai, detak jantung Umji kembali dan sekarang gadis bungsu itu dalam keadaan kritis.

Eunha langsung berdiri menghampiri Jisoo, memeluk dokter cantik nan rupawan itu sembari menangis.

"Unnie, t-terimakasih...hiks. Tapi tolong buat adikku sembuh sepenuhnya, selamanya, bukan hanya sementara. Biarkan dia bahagia denganku, dengan Sowon, Yerin ataupun Yuju. Kau tau kan kalau kami semua menyayanginya lebih dari apapun? Di-"

"Sssttt" Jisoo menyela ucapan Eunha dan meminta gadis itu untuk tenang terlebih dahulu.

"Umji tidak akan suka Unnie nya kacau seperti ini, dia sudah berjuang mati-matian jadi kalian juga harus mengungkungnya dan menerima apa yang terjadi nanti, apapun bisa terjadi tanpa kita pikirkan dan rencanakan" lanjut Jisoo.

Yerin ikut berdiri dan mengambil alih Eunha yang sudah membuat jas putih kebanggaan dokter Jisoo itu basah.

"Sekarang kita temani Umji saja ya? Hapus air matamu" Yerin mengusap air mata Eunha yang membekas di pipi tembam Eunha itu.

"Dan terimakasih dokter, terimakasih sudah menyelamatkan adi- ah Umji maksudnya" ucap Yerin yang berterimakasih sambil membungkukkan tubuhnya dengan sopan.

Jisoo mengangguk dan tersenyum, ia berpamitan lalu pergi meninggalkan Yerin dan Eunha.

"U-umji baik-baik saja kan? Dia tidak akan meninggalkan ku kan?" Tanya Eunha.

"Iya, Umji baik-baik saja. Umji juga tidak akan meninggalkan kita Eunha-yaa, dia gadis yang kuat" ucap Yerin yang meyakinkan Eunha.

Eunha mengangguk, Yerin lalu menuntunnya untuk masuk ke dalam ruangan Umji. Ya, kedua kakak itu melihat adik bungsu mereka yang kembali ke keadaan yang tidak akan membuat mereka tenang, sama seperti masa itu.

"Lihatlah, dia sangat cantik dalam tidurnya"...

.

.

Keduanya telah sadar, tapi belum ada yang menjenguk mereka sama sekali baik itu Yerin maupun Eunha.
Dan tentunya tidak ada kata akur diantara keduanya, sedari tadi tidak jarang mereka ber-cekcok mengungkit masalah yang baru saja terjadi.

"Kenapa kau tidak keluar saja dari sini huh?! Aku merasa panas kalau kau ada disini" ucap Sowon dengan sinis.

Tapi dengan savage nya Yuju langsung mengambil remote AC yang ada di nakas sebelah ranjangnya dan menurunkan angka derajat di remote itu sehingga udara diruangan bertambah dingin.

"Bagaimana? Seperti di kutub Utara kan?" Tanya Yuju sembari menaruh kembali remote AC itu ke nakas.

Sowon mendengus, dirinya merasa kalah tapi ia tetap tak mau menerimanya.

"Kenapa kau tega memukulku tadi hah?! Kalau aku mati bagaimana? Kau mau di cap sebagai pembunuh?" Ucap Sowon dengan nada bicara yang sama, sama-sama tak mengenakkan bagi yang mendengarnya.

"Kan kau bilang tadi kau tidak perduli, yasudah aku lakukan saja. Itu juga karena kau yang sudah tega-teganya mengusir SinB dengan mengatainya dengan kata-kata yang menyakitkan baginya" balas Yuju dengan santainya.

Sowon yang mendengarnya semakin geram, ia langsung saja turun dari ranjangnya. Masih tak masalah karena ranjang mereka sangat-sangat dekat jadi infus yang ada ditangannya tidak terlalu tertarik.

"Lebih baik kau keluar Kim Yuju!!! Keluar dan cari ruangan sendiri sana!!" Tegas Sowon sembari mendorong Yuju.

"Beraninya kau!!"

SHADOW✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang