Bagaimana dengan pergi untuk selama-lamanya?
Berdiri dengan tubuh yang kaku, Sinb menatap mereka semua dari kejauhan. Ingin menghampiri, tetapi ada rasa takut dengan ucapan mereka. Karena kalau boleh jujur, ucapan mereka selalu tajam dan menusuk.
"Tidakkah kau merasa lelah?"
"Ka-kau?!"
"Kenapa? Apanya yang membuatmu terkejut begitu?"
"Ba-bagaimana kau bisa ada di sini?"
"Aish, apa kau tidak merindukan aku?"
Dua pemuda itu kini berdiri di sebelah Sinb, mereka tersenyum dan juga memberikan ketenangan melalui rangkulan tangan.
"Tidakkah aku semakin tampan?"
"Aish, lebih tampan aku!!!"
Sinb merotasikan bola matanya malas. "Jangan berdebat perihal fisik kalian, karena yang paling tampan itu adalah aku! Kim Sinb, si gadis cantik sekaligus tampan!"
Mereka tertawa bersama, membawa Sinb ke dalam kenyamanan yang selama ini dicari. Meninggalkan area tersebut, mungkin ini akan menjadi akhir dari awal yang barunya.
"Kapan kalian di sini?" tanya Sinb.
"Entahlah, aku tidak tahu kenapa aku bisa ada di sini. Tetapi yang jelas ... Aku sering memperhatikanmu dari kejauhan."
"Begitukah? Aish, kenapa kau bersikap seperti itu kepadaku, hah?!" Sinb salah tingkah, menepuk lengam pemuda di sebelah kanannya.
"Yak! Aku yang lebih sering memperhatikanmu, jadi sebaiknya kau memujiku," sahut pemuda di sebelah kirinya.
"Aku menyayangi kalian semua~" ungkap Sinb, ia langsung merangkul kedua bahu tersebut dan mendekatkan posisi mereka.
Siapa dua pemuda tersebut?
Mungkin Moonbin dan Seungkwan, dua orang yang begitu menyayangi Sinb. Ini masih mungkin, tapi dari keakraban itu memang terlihat nyata.
.
.
."Apa yang kau cemaskan?" tanya Yerin.
"Ti-tidak, tidak ada apa-apa, kok." jawab Sowon.
"Sowon eonie, tidakkah kau merindukan Sinb?"
Sorot mata itu menajam, sudah berhari-hari Sinb memang tidak datang bahkan untuk sekedar menampakkan dirinya saja. Hidup mereka lebih baik, walau ada kekosongan akibat hilangnya salah satu di antara mereka. Ibarat sebuah puzzle, Sinb adalah pelengkap yang hilang akibat kecerobohan Sang pemilik.
"Kenapa kau terus membicarakan gadis itu?" Sowon bertanya tak habis pikir.
"Ah, maafkan aku, tapi aku ... Hanya sedang merindukannya."
"Yerin ah, berhenti membahasnya, dia tidak sebaik yang ada dalam pikiranmu. Kau tahu? Dia ... Telah membuatmu celaka, kau bahkan sampai sekarat akibat ulah cerobohnya."
Yerin tertawa kecil. "Kau serius? Gadis sebaik dia menjadi penyebab kekacauan di antara hubungan ini?"
"Makanya buka ingatanmu!! Ingat dan lihatlah betapa bodoh dan cerobohnya gadis nakal itu, dia sangat menjengkelkan juga penuh dengan kebencian!"
"Bagaimana jika selama ini kita justru salah paham?"
Sowon menatap Yerin dengan tatapan kosong, dia tadinya sempat ingin membalas ucapan Yerin lagi, tetapi justru ia tak bisa.
"Bagaimana jika sebenarnya, kita menjadi korban kesalahpahaman? Bagaimana jika—"
"TUTUP MULUTMU!!!"
![](https://img.wattpad.com/cover/258108418-288-k915325.jpg)