Sore ini, disebuah taman bermain, dua orang anak kecil tengah berdiri di tepi taman sambil menatap anak-anak lain bermain bersama teman-teman nya disana. Satu dari mereka berdua tampak antusias melihat keasikan orang yang bermain, sedangkan yang satunya lagi terdiam sambil memasang wajah datar nya.
"Ned, main kesana yuk?!" ajak Bagus, Arka menggeleng.
"Gak mau, disana banyak pasir. Kata bunda kalo udah mandi gak boleh main kotor-kotoran." sahut Arka, Bagus menghela nafas nya sambil memasang wajah lesu. Teman nya yang satu ini sangat patuh pada ucapan bunda nya.
"Gapapa Ned, bunda gak akan marah. Kita main nya hati-hati biar gak kotor." sambung Bagus, Arka tetap menggeleng. Bagus menatap malas Arka, ia pun berbalik dan berjalan menjauh meninggalkan Arka.
"Yaudah aku mau main, kalau kamu gak mau ikut main pulang aja sana sendiri." ucap nya sambil berjalan.
Arka hanya menatap kepergian Bagus tanpa menggubris ucapan nya. Setelah itu, matanya menjelajah ke sekitar dan terfokus pada sebuah bangku panjang yang berada tak jauh dari tempat nya. Ia pun memilih untuk duduk disana sambil menunggu dan melihat orang-orang bermain, ia tak mau meninggalkan Bagus dan pulang seorang diri.
Arka menaruh bokong nya di bangku itu, disamping nya terdapat seorang anak perempuan yang terlihat lebih muda dari nya. Anak itu sedang menggambar di buku gambar nya menggunakan spidol sambil sesekali tertawa seorang diri.
Tak lama, anak perempuan itu menyudahi aksi menggambar nya. Ia mendongak lalu menoleh pada Arka ketika mengetahui seseorang duduk disamping nya.
Ia sedikit menggeser tubuh nya untuk mendekat pada Arka dan menyodorkan buku gambar nya.
"Mau lihat gambal aku gak?" tanya anak itu, Arka menoleh kemudian memperhatikan buku gambar nya. Ia pun mengambil buku gambar itu dan melihat apa yang anak itu gambar.
"Ini gambar apa?"
"Kecoa." Arka langsung melempar buku gambar nya ketika mendengar nama binatang itu. Mata perempuan itu membulat, ia langsung mengambil kembali buku gambar nya dan menatap aneh Arka.
"Kok dilempal? Jelek ya?" tanya anak itu, Arka menggeleng.
"Kenapa gambar kecoa?"
"Aku gambal kecoa kalena dilumah aku banyak kecoa. Jadi, aku gambal kecoa yang besal supaya kecoa dilumah aku semuanya takut." jawab anak itu dengan tatapan polos nya. Arka tidak bisa membayangkan jika ia menjadi anak perempuan disamping nya, ia pasti tidak akan tahan jika melihat kecoa yang begitu banyak.
Setelah itu, anak perempuan itu memperhatikan wajah Arka yang tengah menegang karena takut, kemudian ia tertawa.
"Kamu takut, ya? Masa laki-laki takut kecoa." ledek nya sambil tertawa geli, kemudian....
BRUKK
"Aduhh." ringis anak itu sambil memegangi lutut nya, ia terjatuh dari tempat duduk karena terlalu banyak tertawa. Arka yang melihat itu langsung menolong nya, dan beruntung saja tidak terluka. Arka membersihkan lutut anak itu lalu membantunya berdiri.
"Masih sakit gak?" tanya Arka, anak itu menggeleng.
"Telima kasih."
"Sama-sama."
"Aku mau kok nikah sama kamu." ucap anak itu tiba-tiba, Arka mengkerutkan kening nya.
"Nikah?"
"Iya. Sepelti olang-olang yang aku liat di TV, laki-laki yang menolong pelempuan pasti akan menikah dengan si pelempuan yang di tolong nya." jawab anak itu, Arka menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKASYA
RomanceROMANCE-ISLAMI ON GOING AWAS BAPER⚠ "Yang namanya usaha, pasti tidak akan mengkhianati hasil." Kata-kata itu terus terulang dikepala Arka, membuat dirinya semakin bersemangat untuk menggapai cinta seorang perempuan yang telah lama ia impikan. Segala...