35

2.1K 206 69
                                    

Waktu istirahat adalah waktu dimana semua kegitan terhenti sejenak dari semua kesibukan, membiarkan semua orang yang melakukan kegitan tersebut merehatkan tubuh serta pikirannya, walaupun hanya sesaat. Waktu tersebut juga termasuk kedalam waktu kedua yang paling disukai dan ditunggu-tunggu kedatangannya, setelah waktu pulang.

Dengan langkah kaki yang sedikit di perlambat, Arka mengambil gawainya yang berada di saku untuk mengirimkan sebuah pesan pada sang istri. Hal itu sudah menjadi kebiasaannya saat usia kehamilan Navisya telah memasuki usia 3 bulan. Karena disaat itulah, kecemburuan Navisya terhadap dirinya terbilang sangat tinggi.

Pernah suatu ketika, saat Arka tengah mencuci motornya dihalaman rumah, ada sekelompok ibu-ibu yang dengan sengaja menyapa dirinya disana.

"Sore Mas Arka," sapa si ibu dengan kaos polos ketat berwarna putih sambil menenteng barang belanjaannya. Sama seperti dengan 2 ibu disampingnya.

Arka tersenyum menanggapi itu, "Sore, Bu."

"Wah, rajin banget sih sore-sore gini cuci motor. Saya juga mau dong di cuciin." sahutnya lagi dengan sebelah mata yang berkedip, lengkap dengan ekspresi yang menggelikan bagi Arka.

"Ih Bu Mia, gatel deh, mentang-mentang jadi janda." celetuk si ibu dengan daster batik. Kemudian ia ikut tersenyum pada Arka.

"Mas Arka, main dong kerumah, silaturahmi, siapa tahu mau ngobrol-ngobrol sama suami saya."

Arka membalas itu dengan senyum tipis, "Iya, Insya Allah Bu Tia, kapan-kapan saya mampir."

Bu Tia tersenyum girang, "Wah, saya tunggu loh Mas, kalo bisa sih sering-sering."

"Ck," decak Bu Adel yang muak mendengar perkataan para teman-temannya ini yang hanya berkedok menggoda.

"Jangan mau Mas Arka, Bu Tia sekongkol sama anak perempuannya. Takutnya nanti pas main ke rumah dikasih minuman yang ada peletnya, ngerih." Bu Adel tertawa diakhir ucapannya, sedangkan Bu Tia melotot sambil menyenggol bahu Bu Adel dengan tangannya.

"Bohong Mas, saya gak begitu kok orangnya. Bu Adel jangan didengerin. Yaudah, kalau gitu kita pamit dulu ya Mas Arka. Jangan lupa, saya tunggu kehadirannya main kerumah. Mari."

"Insya Allah. Silahkan, bu."

"Oh iya Mas, kalau keluar rumah pakai kaos lekbong gitu terus, ya? Enak liatnya. Apalagi liat otot tangannya. Atau kalo bisa pakai celana pendek aja, tanpa baju. Pasti tambah keren, aw." goda Bu Mia lagi. Arka langsung melihat pada badannya sekarang, dan benar saja ia hanya menggunakan kaus tanpa lengan. Ia lupa untuk mengganti baju nya ini dengan kaus oblong.

"Udah Bu Mia, ayok ih. Gak baik tau godain suami orang." ucap Bu Adel sambil menarik paksa tangan Bu Mia.

Melihat ketiga ibu-ibu itu sudah menghilang dari pandangannya, Arka menghela nafas, kemudian berbalik badan untuk kembali melanjutkan aktifitasnya.

"Astagfirullah," kaget Arka saat melihat Navisya yang tiba-tiba berada di belakangnya.

"Ada apa? Kenapa gak panggil? Mas kaget jadinya."

"Ini." Navisya menyerahkan sebuah kaos oblong pada Arka.

"Tutupin asetnya, biar gak dilirik orang lain. Mas harus jaga diri supaya gak ada pandangan yang bisa menumbuhkan nafsu terhadap Mas." kata Navisya lalu kembali masuk kedalam rumah.

Arka terheran dengan itu, apa Navisya mendengar ucapan Bu Mia tadi, hingga dirinya memberi sebuah kaos padanya? Dengan kata lain, saat ini Navisya tengah cemburu padanya.

ARKASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang