26

3.3K 335 16
                                    

"Apapun permintaan kamu akan Mas turutin, asal gak minta suami baru."

Arkano Junaedi Pratama.

-

-

-

Berjalan seorang diri sambil menghirup segarnya angin malam membuat Arka merasa nyaman dengan itu. Seutas senyum juga terbit ketika para tetangga menyapa, terutama para gadis-gadis yang memang baru saja pulang dari masjid bersamaan dengan dirinya.

Arka sangat takjub dengan orang-orang di sekitar komplek ini. Setiap kali ia pergi ke masjid, rasanya masjid yang terbilang besar itu terasa kecil karena terisi oleh banyak nya jemaah yang sholat disana. Tak hanya laki-laki saja, para akhwat juga ikut memenuhi masjid untuk sholat berjamaah.

Begitu antusias dan bersemangat nya mereka untuk beribadah dan berdoa kepada-Nya.

Untuk kita juga, jangan lupa buat ibadah kepada Allah, terutama sholat. Harus diusahakan 5 waktu, dan didasarkan untuk mendapat ridha Allah semata. Siapa tahu saat kita sedang memperbaiki diri, seseorang datang untuk membantu serta melengkapi segala kekurangan kita. Yang namanya jodoh gak ada yang tahu, apalagi kematian. Maka dari itu, perbaiki diri kita sendiri mulai dari sekarang.

Tak lama berjalan, langkah kaki Arka terhenti ketika seorang wanita paruh baya datang menghampiri dirinya dengan tangan yang mendorong kereta bayi.

"Arka, ya? Menantunya pak Hendra?" tanya bu Arum, istri dari pak RT. Arka mengangguk.

"Iya bu, ada apa ya?" sahut Arka, bu Arum menggeleng.

"Gak ada apa-apa kok, cuma kebetulan liat kamu aja, jadi ibu sapa. Kebetulan ibu juga baru kali ini ketemu sama kamu, dan ternyata emang bener ya kata orang-orang," kata bu Arum menggantung. Arka yang terheran dengan itu mengkerutkan kening nya.

"Kata orang saya kenapa bu?" tanya Arka, bu Arum terkekeh.

"Ternyata beneran ganteng." Arka tertawa mendengar itu.

"Oh iya Ka, kayaknya semenjak kamu pindah kesini jemaah di masjid makin rame deh. Anak perempuan ibu yang biasanya jarang sholat aja, sekarang jadi rajin banget jamaah nya, apalagi sholat maghrib dan isa." ucap bu Arum dengan menggebu-gebu, Arka tersenyum.

"Alhamdulillah kalo gitu, berarti anak bu Arum udah hijrah ke jalan yang lebih baik lagi. Harus didukung bu." balas Arka, bu Arum menghela nafas.

"Kalo emang bener-bener karena Allah pasti ibu dukung, tapi kayaknya dia sholat ke masjid karena cuma pengen liat kamu aja, ibu-ibu lain yang punya anak perempuan juga bilang kayak gitu ke ibu." lagi-lagi Arka terkekeh dengan perkataan bu Arum.

"Bu Arum ada-ada aja. Mungkin itu cuma pemikiran ibu aja, siapa tau anak ibu memang udah bener-bener hijrah dan mau jadi lebih baik lagi dengan menyempurnakan sholat nya. Husnudzon aja bu." kata Arka yang membuat bu Arum mengangguk.

"Iya juga ya, kalo kayak gitu sih pasti ibu dukung banget." ucap bu Arum, Arka tersenyum. Kemudian pandangan nya beralih pada seorang anak yang terdapat di kereta bayi itu, Arka pun menjongkokkan tubuhnya.

"Ini anak bu Arum?"

"Oh bukan, Ka. Ini cucu dari anak pertama ibu, kebetulan lagi main kerumah." jawab bu Arum, Arka hanya ber-oh ria. Jari-jari nya tak berhenti membelai lembut pipi gembul anak laki-laki itu.

ARKASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang