Disebuah kamar yang nampak minimalis itu, Navisya tengah terduduk di meja belajarnya sambil menata beberapa buku yang baru saja ia keluarkan dari tas kuliah nya.
Kemudian, ia melihat satu buku bersampul batik yang tersimpan rapih di sudut meja itu. Tangan nya tergerak untuk mengambil buku tersebut, ia membuka setiap lembar dari buku itu lalu membacanya. Kedua sudut bibirnya terangkat keatas sehingga membentuk sebuah senyuman yang indah, ia sedikit mengenang kejadian-kejadian masa lalu yang telah ia tuliskan di dalam buku itu.
TOK TOK TOK
Terdengar suara ketukan pintu kamar yang diketuk seseorang dari luar, ia bangkit dari duduk nya lalu berjalan ke arah pintu.
Kenop pintu itu ia buka, terlihat seorang remaja laki-laki tengah berdiri disana sambil menatap serius layar gawainya.
"Ada apa, Dan?" tanya Navisya pada adik laki-laki nya yang bernama Aidan. Aidan mendongak, kemudian ia berjalan masuk kedalam kamar Navisya dan merebahkan dirinya diatas kasur.
Navisya terheran dengan sikap adik nya itu, ia segera menghampiri Aidan lalu duduk disamping nya. Ia menatap adiknya yang kini tengah berbaring sambil menatap langit-langit kamar.
"Kamu kenapa sih? Ada masalah?" tanya nya lagi, Aidan menoleh. Ia mengubah posisinya yang tadi rebahan menjadi duduk lalu menghadap ke arah Navisya.
"Kak, aku jelek ya?" tanya Aidan dengan menunjuk wajahnya sendiri. Navisya terkejut, kenapa Aidan tiba-tiba menanyakan hal itu? Kemudian, Navisya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"Kamu ganteng pake banget, Dan." jawab nya. Aidan menghela nafas, ia memasang wajah lesu meski sudah diberi jawaban yang memuji dirinya.
"Ada apa sih? Coba cerita sama kakak." Navisya mulai heran dengan tingkah Aidan yang seperti ini. Aidan menyerahkan gawainya yang menunjukkan Room chat dirinya dengan seorang perempuan.
Navisya mengambil gawai itu lalu membaca semua isi Chat nya. Sesudah membaca, ia menatap ke arah Aidan. Gawai Aidan ia taruh di kasur lalu kedua tangan nya ia lipat di dada.
"Cuma gara-gara ini kamu jadi Insecure? Karena kamu ditolak, kamu jadi merasa bahwa diri kamu jelek, gitu?" tanya Navisya tersulut emosi, ia benar-benar tidak habis pikir dengan Aidan.
Aidan menghembuskan nafas nya gusar, ia tidak menjawab pertanyaan Navisya,kepalanya ia tundukkan kebawah.
Navisya memegang kedua bahu Aidan, Aidan pun mendongakkan kepalanya menatap Navisya. Tatapan serius, Navisya tujukan kepada Aidan.
"Aidan, tau gak? Menurut penglihatan kakak waktu kakak gantiin mamah untuk ngambil rapot kamu. Kakak merasa, kamu tuh laki-laki tertampan yang ada di sekolah itu. Buktinya, banyak pasang mata yang melihat ke arah kamu waktu kamu lewat, yang nyamperin untuk minta foto sama kamu juga banyak banget Dan."
"Sekarang, kamu Husnudzon aja sama dia. Mungkin dia nolak kamu karena memang dia mau fokus untuk mengejar masa depan nya. Dan juga, mungkin dia tahu kalau yang namanya pacaran itu sangat dilarang sama agama."
"Tapi kan, aku ngajakin pacaran yang halal. Gak saling sentuh-sentuhan, cuma ketemu sebentar aja." sahut Aidan, Navisya membulatkan matanya lalu terkekeh.
"Aidan, yang namanya pacaran itu gak ada yang halal. Walaupun kamu bilang cuma ketemu dan tidak bersentuhan, apakah kamu tidak akan berduaan? Saling lihat-lihatan? Hal itu pasti akan terjadi seiring berjalan nya waktu. Jika itu terjadi, maka timbul lah yang namanya zina."
"Kamu mau, di azab sama Allah gara-gara hal itu?" tanya Navisya dengan sedikit menekankan kata Azab pada Aidan, Aidan langsung menggeleng mendengar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKASYA
RomanceROMANCE-ISLAMI ON GOING AWAS BAPER⚠ "Yang namanya usaha, pasti tidak akan mengkhianati hasil." Kata-kata itu terus terulang dikepala Arka, membuat dirinya semakin bersemangat untuk menggapai cinta seorang perempuan yang telah lama ia impikan. Segala...