37

2.3K 223 2
                                    

Ciptaan Allah yang satu ini benar-benar membuatku terjebak dalam ruang cinta yang tidak ada pintu keluarnya, tetap berada disana, dengan orang yang sama, dan tidak ada siapapun yang berhasil mengeluarkanku dari sana.

ARKASYA

-
-
-

Hari yang seharusnya berakhir dengan rasa bahagia, kini malah berbanding terbalik dengan apa yang sudah di ekspetasikan. Memang selalu seperti itu, tidak seharusnya kita berekspetasi lebih terhadap realita. Semua itu hanya bayangan dan imajinasi otak kita saja, dan yang menentukan takdir kita di esok hari adalah Allah. Maka dari itulah untuk senantiasa diwajibkan bagi kita berdo'a kepada Allah agar apa yang kita harapkan sesuai dengan apa yang kita mau, walaupun tidak instan, kita harus yakin, kalau Allah pasti akan mengabulkannya.

Seperti apa yang Navisya rasakan sekarang, semua bayangan indahnya bersama Arka seketika hilang begitu saja, tergantikan dengan rasa sakit hati yang berasal dari kesalah pahaman semata. Padahal seluruh do'a sudah ia panjatkan agar sampai tidak terjadi hal seperti ini terhadap keluarganya, tapi Allah berkata lain. Allah memberi ujian terhadap dirinya dan Arka, tapi Arka yakin, Allah memberikan itu atas dasar hal yang baik. Allah ingin menaikkan drajat keluarga kecil tersebut, juga memberi pelajaran bagi mereka tentang bagaimana menyelesaikan masalah yang baik dalam berumah tangga, agar kedepannya, keluarga tersebut bisa selalu mengerti dan paham dengan keadaan masing-masing, karena saling mengerti dalam hubungan berkeluarga itu sangatlah penting. Dengan begitu, mungkin pertengkaran seperti tadi tidak akan pernah terjadi.

Saat ini, tubuh yang tengah terbaring lemas di atas tempat tidur itu mulai memberikan tanda-tanda pergerakan setelah hampir 5 jam tidak sadarkan diri. Navisya mulai menggerakkan jari jemarinya, mata yang sedari tadi tertutup itu akhirnya terbuka dan mengerjap, berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam pandangannya.

Hati Navisya teduh seketika, lantunan surah Yasiin kini terdengar jelas di indra pendengarannya. Begitu sopan, juga merdu.

Kepala Navisya menoleh, melihat siapa yang membacakan surah Yasiin tersebut. Dilihatnya Arka, dengan pakaian yang sudah berganti dengan kaos berwarna biru muda, serta dengan rambut basah yang terlihat sedikit acak-acakan.

Suaminya itu duduk disamping tempat tidur yang ia tempati sambil membacakan surah Yasiin yang dimaksudkan untuk kesembuhan dirinya.

Navisya memejamkan mata sejenak, kemudian kembali memandang suaminya. Ia menikmati lantunan surah Yasiin tersebut sampai Arka selesai membacakannya. Namun dibalik itu, pikirannya berkecamuk saat ini. Lagi-lagi Navisya merasa tidak percaya diri, sama seperti dulu, saat dirinya baru menikah dengan Arka. Ia kembali membandingkan dirinya sendiri dengan Arka.

"Apa pantas perempuan seperti aku memiliki suami sempurna seperti Mas Arka?" pertanyaan-pertanyaan itu yang kini tengah memenuhi pikiran Navisya. Kesempurnaan suaminya selalu membuat Navisya menjadi Overthinking, apalagi setelah apa yang ia lihat tadi siang, begitu membuat pikirannya bertanya-tanya tentang kekurangan yang ada pada dirinya, hingga Arka bisa melakukan hal tersebut.

Segala pertanyaan serta pikiran seperti itu pun terus terulang dikepala Navisya sampai dirinya melihat Arka mencium buku Yasiin yang ia pegang dan menaruhnya dimeja. Setelah itu, ia mencoba mengenyampingkan apa yang ia pikirkan sekarang. Satu tangannya terangkat untuk menggapai tangan Arka.

"Mas." panggil Navisya, Arka yang sedari tadi belum sadar kalau istrinya sudah siuman itu terkejut. Kepalanya dengan cepat menoleh pada Navisya.

"Navisya? Alhamdulillah, akhirnya istri Mas sudah sadar. Gimana? Ada yang sakit? Mas panggilkan dokter dulu, ya?" tanya Arka lalu bangkit. Dengan tenaga yang seadanya, Navisya menahan pergerakan suaminya tersebut.

ARKASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang