17

4K 450 11
                                    

Siang ini, langit yang tadi nya cerah berubah menjadi gelap. Awan mendung yang menggumpal di langit kini tengah menutupi sinar matahari. Butiran-butiran air hujan mulai turun dari atas, membasahi seisi kota Bogor ini.

Navisya yang baru saja keluar dari minimarket menatap langit sambil menghela nafas. Ia tidak membawa payung saat kesini tadi, dan ia kira juga tidak akan hujan karena cuaca tadi sangatlah cerah.

Selain itu, ia pergi ke minimarket juga hanya sebentar untuk membeli keperluan disaat dirinya datang bulan.

Dengan terpaksa, Navisya pun harus menunggu di teras depan minimarket itu sampai hujan sedikit mereda. Selang beberapa menit, seorang wanita paruh baya turun dari mobil dan berjalan menuju minimarket dengan menggunakan payung. Pandangan mereka bertemu, membuat keduanya menerbitkan senyum di bibir masing-masing.

"Navisya?" panggil Salwa, Navisya mengangguk lalu menyalimi tangan mertua nya itu.

"Tan....." ucapan nya terhenti, ia bingung harus memanggil mertua nya ini dengan sebutan apa? Tak mungkin jika dirinya memanggil dengan panggilan 'Tante'.

"Panggil bunda aja, Sya. Biar sama kaya Arka." ucap Salwa yang seakan-akan tahu isi pikiran Navisya. Navisya mengangguk kemudian tersenyum.

"Bunda mau belanja?" tanya Navisya, Salwa menggeleng.

"Enggak, bunda mau ajak kamu pulang bareng. Hujan nya masih deras, kayanya bakal lama reda nya. Bunda gak tega liat kamu nunggu lama disini." jawab Salwa, Navisya mengerjap.

"Yaudah ayo, Sya." ajak Salwa, Navisya mengangguk lalu segera mengikuti Salwa menuju mobil. Tak mungkin jika ia menolak ajakan mertua nya itu.

Saat memasuki mobil, terdapat Rafa yang berada di tempat kemudi sambil memainkan gawai nya. Kemudian, ia menyadari kedatangan bunda nya dan Navisya, ia memasukkan gawai nya kedalam saku celana dan melihat ke belakang melalui spion depan mobil.

"Mau kemana bu?"

"Sesuai aplikasi ya, Pak." jawab Salwa spontan. Seketika Navisya menoleh pada Salwa. Apa mertuanya itu tidak sadar kalau yang mengemudi itu anak nya sendiri? Bisa-bisa nya ia berkata seperti dengan supir taksi online.

Rafa segera melajukan mobil nya di jalan. Tak ada satu pun pembicaraan disana, hanya ada keheningan. Navisya bingung harus berkata apa untuk memulai obrolan dengan mertua nya.

"Bund," panggil Rafa pada Salwa.

"Hm? Kenapa?"

"Gimana kalau kita bawa pulang kak Navisya ke rumah? Tapi jangan sampe ketauan orang nya ya bund." sahut Rafa, Salwa mengangguk kemudian tersenyum. Navisya yang mendengar itu mengerjap, ia bingung dengan sikap mertua dan adik ipar nya ini. Rafa minta pada Salwa agar merahasiakan hal tersebut dari Navisya, tapi ia malah berbicara di depan orang yang sedang ia bicarakan.

Salwa menoleh pada Navisya kemudian tersenyum.

"Si Rafa emang begitu anak nya, Sya. Gak jelas, jadi harap dimaklum." jelas Salwa memberi tahu. Navisya tersenyum tipis mendengar itu.

"Oh iya Sya, seperti kata Rafa tadi. Kamu mau kan kerumah bunda? Nanti pulang nya tunggu Arka jemput. Mau, ya? Kalau bisa sekalian menginap." lanjut Salwa. Navisya tersenyum ragu, ini sangatlah mendadak bagi Navisya. Ia belum izin kepada kedua orang tua nya, dan ia juga tidak mempersiapkan apapun. Kalau tahu Salwa akan mengajak nya seperti ini, mungkin tadi Navisya sudah berpakaian rapih. Saat ini ia hanya memakai rok prisket serta kaos yang di timpa oleh cardigan, dan ditambah sendal jepit yang ia kenakan.

"Tapi Navisya belum izin sama mamah, bund. Handpone Navisya juga ketinggalan dirumah." ucap nya sedikit menolak dengan halus, Salwa mengangguk.

"Nanti biar bunda yang telepon mamah kamu buat izin. Kamu tenang aja." sahut Salwa, Navisya tersenyum tipis kemudian mengangguk. Ia sudah tidak bisa beralasan lagi jika Salwa sudah berkata seperti itu.

ARKASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang