Langit sore memancarkan sinar jingga nya, membuat siapapun yang melihat keindahan itu menjadi terpesona.
Seorang perempuan, kini tengah berjalan seorang diri menyusuri taman yang saat ini sudah ramai diisi oleh anak kecil yang bermain disana. Tak hanya anak kecil saja, ada pula anak remaja yang tengah duduk di sana sambil membaca buku novel ataupun sekedar menikmati angin sore.
Perempuan itu menghampiri bangku panjang yang terletak di bawah pohon. Ia mendudukkan dirinya disana, membuka resleting tas nya, lalu mengambil buku novel yang akan ia baca.
Ia membuka sampul novel itu, terlihat nama dirinya yang ditulis rapi disana.
For you, Navisya Azzahra.
From, penggemar pertama mu.Tulisan itu ditulis oleh seseorang yang Navisya sendiri tidak tahu siapa orang nya.Novel itu juga adalah novel pemberian darinya. Saat itu, seorang kurir mengantar novel tersebut kerumah nya dalam sebuah kotak yang di hias rapih. Si kurir juga tidak memberi tahu nama pengirim nya, ia hanya menjawab bahwa dirinya tidak tahu saat Navisya bertanya kepadanya. Akhirnya, Navisya hanya pasrah dan menerima paket itu.
Lembar demi lembar ia buka untuk mencari halaman yang sudah ia tandai. Matanya memperhatikan setiap kata yang ditulis di novel itu, ia pun mulai masuk kedalam dunia yang dibuat oleh si penulis novel.
Sepoi-sepoi angin sore membuat suasana di taman ini menjadi sangat nyaman, mood untuk membaca nya tiba-tiba menghilang, Ia pun langsung menutup buku novel itu. Kepalanya menghadap kedepan, matanya ia pejamkan untuk menikmati hembusan angin yang membelai dirinya.
Setelah itu, ia merasakan ada sesuatu yang ikut duduk di sampingnya. Ia menoleh, terlihat seorang laki-laki dengan masker dan topi yang menutupi wajah tengah duduk di samping nya.
Laki-laki itu membuka topinya dan ia taruh di tengah-tengah dirinya dan Navisya sebagai pembatas. Ia tahu, perempuan tertutup seperti Navisya pasti sangat menghindari dengan yang namanya berdekatan terhadap lawan jenis.
Ia melihat ke arah novel yang sedang Navisya pegang. Matanya menyipit, ia tersenyum dibalik masker itu.
"Suka baca novel, ya?" tanya laki-laki itu membuka obrolan, Kedua sudut bibir Navisya tertarik ke atas membentuk sebuah senyuman, kemudian mengangguk.
"Iya, saya suka baca." jawab nya sambil menatap langit sore yang indah. Laki-laki itu mengangguk.
"Ngomong-ngomong, novel yang kamu pegang itu seru banget. Author nya keren bisa buat cerita sebagus itu."
Navisya menoleh, ia tersenyum lalu mengangguk cepat. "Iya, bener banget. Novel ini juga adalah novel kesukaan saya. Makanya saya bawa terus kemana-mana supaya bisa baca terus." sahut Navisya antusias. Laki-laki itu terkekeh, ia menyugar rambut nya kebelakang lalu manatap dalam perempuan dihadapannya.
"Terima kasih, ya?" kata laki-laki itu.Navisya mengkerutkan kening nya bingung.
"Untuk?"
Laki-laki itu menoleh, tatapan mereka terkunci sepersekian detik. Kemudian Navisya mengalihkan pandangan nya kedepan, ia mengucap istighfar di dalam hatinya. Sedari tadi ia menghindari kontak mata dengan laki-laki itu, tapi tadi tatapan nya malah bertemu.
"Terima kasih karena sudah mengizinkan saya duduk disini." jawab laki-laki itu yang membuat Navisya terkekeh.
"Bangku ini bukan punya saya, punya hak apa saya untuk tidak memperbolehkan orang lain duduk disini?" sahutnya yang langsung disambut tawa dari keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKASYA
RomanceROMANCE-ISLAMI ON GOING AWAS BAPER⚠ "Yang namanya usaha, pasti tidak akan mengkhianati hasil." Kata-kata itu terus terulang dikepala Arka, membuat dirinya semakin bersemangat untuk menggapai cinta seorang perempuan yang telah lama ia impikan. Segala...